Tuesday, August 20, 2013

Protonger : Universe 16 - Cult Attack!

Red Fox High School. SMU swasta paling bonafit dan terkenal di kota Jakarta, pada suatu pagi, waktu menunjukkan pukul 07.58, masih ada waktu 2 menit sebelum bel tanda masuk berbunyi. Seorang guru laki-laki paruh baya memasuki ruangan tepat saat 1 menit sebelum bel berbunyi.
Tak lama berselang, bel pun berbunyi. Koridor sekolah tampak ramai. Para murid mulai memasuki ruangan, dan  menempati tempat duduk masing-masing, “ Selamat pagi anak-anak.” Pak Guru mulai menyapa murid-muridnya, dan di balas sapaan dari para murid, “ Selamat pagi, Pak!”

“Baiklah, saya absen dulu ya..” Pak Guru membuka buku absen, dan memulai memanggil muridnya satu persatu.
"Adam."
"Hadir, Pak."
"Amy."
"Hadir."
Sampai pada sebuah nama disebutkan, “Van Gob?” Seketika para murid-murid yang lain terdiam. Pak Guru melempar pandangan mencari ke arah tempat duduk murid yang dipanggilnya, “ Van Gob??” Dia mencoba memanggil sekali lagi.
Saat itu pula, pintu kelas dibuka, “Yaa..hadir saya disini~!” seorang pemuda masuk sambil mengacungkan tangan.
“ Dari mana saja kau?”, tanya Pak Guru.
Pemuda yang diketahui bernama Van Gob kemudian menatap tajam kearah Gurunya. Tatapan tersebut membuat ciut nyali sang guru. Guru itu pun tertunduk sambil membetulkan kacamatanya, “Maaf, Pak Guru, saya dari toilet.”, jawabnya santai sambil menyengir lebar. Van Gob lalu bergegas menuju ke tempat duduknya.
Pak Guru memperhatikan Van Gob berjalan menuju kursinya, “Baiklah, anak-anak, pelajaran segera kita mulai.” Pak Guru pun mulai menulis bahan pelajaran di papan tulis, dan para murid memulai pelajaran hari ini.

-tok tok tok!- ada suara ketukan pintu di ruangan kerja Eddy di rumahnya,”Ya, masuk..”
Tampak Agung memasuki ruangan, “ Ada apa, Gung?” Eddy terheran melihat Agung yang masuk ke ruangannya dengan raut wajahnya tampak kebingungan.
“ Em..anu…itu..”
“ Ada apa? Kau butuh sesuatu?” Eddy menutup berkas yang sedang di bacanya.
“ Iya..itu..” Agung terlihat semakin seperti orang yang kebingungan.

Eddy beranjak dari kursinya, dan menghampiri Agung, “ Tenang dulu, duduk dulu coba.” Eddy mempersilahkan Agung untuk segera duduk di kursi yang letaknya di hadapannya.
“Tenangkan dirimu, ada apa? Kau seperti orang kebingungan gitu?”
Akhirnya Agung mencoba untuk buka suara,” Motorku..” Suaranya terdengar pelan, hampir tidak terdengar oleh Eddy, “ Ya? Kau bilang apa tadi?”

“ Motorku…dipreteli..” Agung gemetar menjawabnya.
Eddy sedikit melongok mendengarnya, “Hah? Motormu di pretelin? Sama siapa?” Agung menunjuk keluar jendela.
Eddy segera bergegas menuju jendela .
Sungguh terkejutnya dengan apa yang dilihatnya. Tampak TJ, Eka, dan Phiand mengutak-atik motor violet milik Agung, “Ngapain mereka?” Eddy tampak mencoba memperjelas pandangannya yang sedikit terhalang oleh ranting pohon.

Eka dan Phiand sedang asik mempreteli body motor, dan TJ sibuk dengan komputer tabletnya. Tampak sparepart motor Agung berserakan ditanah. Kondisi motor yang mengenaskan yang membuat Agung tampak shock.
Eddy menoleh ke belakang ke arah Agung, “ Hehehe..kau tau mereka kan, Gung? Jadi..heheh..bersabar sedikit ya melihat kelakuan mereka.” Eddy hanya bisa menyengir lebar, sedangkan Agung pingsan tak berdaya.

“Aku ini penasaran motor ini pake mesin apa.”, gumam Eka sambil melongok kedalam bagian mesin, setelah dia membukan cover-body bagian kanan, “Soalnya ini motor kenceng banget larinya, pasti bukan standar pabrikan, apalagi Agung bilang dia tidak pernah mengutak-atik mesinnya.” Eka mengambil obeng yang berada di dekat kakinya, dan mencoba untuk membuka lagi cover-body yang masih menempel di motor.

“Tapi kalo menurut aku sih-“, kata Phiand sambil menaruh body-cover bagian kiri yang baru saja dia lepas,”-motor ini pasti menggunakan powernya Beast Schylla..”
“Schylla?” Eka yang berada di sisi lain, menaikkan sebelah alisnya. Phiand membalas dengan anggukan. "Ya, kali.."
“ Masa iya?” Eka masih tidak percaya dengan ucapan Phiand.

“Tapi Phiand ada bener nya.” TJ memotong pembicaraan, “Lihat ini-“ TJ menyodorkan komputer tabletnya di hadapan Eka, “-emangnya ada motor punya energi kayak gini di dalemnya?” Eka memperhatikan layar komputer tablet yang dipegang TJ.
“ Kalo gitu, jangan-jangan..” Kalimat Eka terputus. Motor Agung mulai tampak aneh.

Motor yang sedianya akan di periksa oleh 3 pemuda tersebut, tiba-tiba saja mesinnya menyala dengan sendirinya, “Lho? Lho? Kenapa ini?” Phiand kemudian berdiri dan mundur beberapa langkah.
Eka masih terdiam terduduk memperhatikan motor tersebut yang mulai bersinar, “ K-k-kenapa..motor aneh..ini..” Eka tampak ketakutan.

Motor tersebut yang sudah hampir setengah terbuka, dan memperlihatkan sasis dalamnya itu, bersinar terang. Cover-body yang sudah dilepas oleh Phiand dan Eka, tiba-tiba seperti terbang dan menempel kembali ke body motor. Satu persatu sparepart yang sudah dibongkar terpasang kembali dengan sendirinya, “Cover-bodynya…balik lagi..” TJ tampak tercengang.

Setelah sparepart terakhir terpasang, motor violet itu pun mulai melayang diudara. Tak lupa si motor menyenggol Eka, sebagai wujud rasa kesal karena tubuhnya diotak-atik. Karena si motor tahu ini semua ide Eka, “ Waaww..” Eka terjengkang kebelakang.
TJ segera menolong Eka, “ Kau tidak apa-apa?”
Motor itu pun terbang meninggalkan tempat tersebut sambil membunyikan klaksonnya tanda kesal, “Sepertinya motor itu marah.”, kata Phiand kemudian sambil menatap kepergian motor itu menghilang di langit.
“Marah?”, tanya Eka heran.

Phiand mengangguk, “Iya. Marah karena kita kepengen tau tentang dia. Kita bongkar dia, trus disitu makanya dia marah.”
Eka berdiri dibantu TJ, “Berarti memang motor itu bagian dari Schylla. Kita harus lebih menghormati perasaannya. Aku jadi merasa bersalah.”

“Ya sudah yang penting, kita semua jadi tahu, kalau semua mesin Protonger itu berasal dari bagian Beast masing-masing anggota.”, tutup TJ sambil beranjak ke dalam rumah.
“ Hei kamu mau kemana?”, tanya Eka.
“ Aku harus kembali ke kantor, masih ada kerjaan.”, jawabnya tanpa menoleh ke belakang.
Eka buru-buru melihat jam tangannya, “ Ya Tuhan! Aku juga harus kembali ke kantor!”, teriak Eka, “Phiand aku pergi dulu!” Eka berlari menyambar jaket dan helm motor miliknya, dan pergi ke dalam rumah.
Phiand hanya bisa menggelengkan kepala sambil menyipitkan matanya. "Dasar...".

Siang itu di Red Fox High School, jam di koridor sekolah menunjukkan pukul 11. Siswa-siswi sedang keluar kelas untuk jam istirahat.
Di salah satu sudut sekolah, di lantai paling atas gedung utama, ada salah satu ruangan bekas kelas yang tidak lagi terpakai, dan kini digunakan untuk gudang perlengkapan sekolah.

Pintu ruangan tersebut terbuka, dan terlihat sesosok berseragam sekolah memasuki ruangan. Sosok tersebut membalikkan kursi yang tadinya ditaruh terbalik di atas meja, dan kemudian dia mendudukinya.
Ruangan tersebut sedikit gelap, karena beberapa jendela ditutupi oleh kain gorden yang berwarna agak gelap, dan hanya sedikit cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

Sosok misterius itu, tampak sedang menunggu seseorang.
Sembari menunggu, dia mengeluarkan permen lollipop dari saku jas seragamnya.
Tak lama berselang, terdengar suara ketukan dari pintu, “-tok tok tok tok”
“ Masuk!” jawab si sosok misterius.

“ Van Gob?”, tanya orang yang mengetuk pintu sambil melongok ke dalam ruangan.
“ Yo~!” jawab sosok misterius tersebut yang ternyata adalah Van Gob.
Pria itu masuk kedalam dan menghampiri Van Gob, “Yo, Pak Guru Hari Kusuma.” Van Gob menyapa pria tersebut yang ternyata adalah gurunya.

“Yang Mulia.” Dia pun segera menunduk hormat di hadapan Van Gob.
Van Gob segera menutup pintu dari jauh, hanya sekali kibasan tangan. Pintu ruangan itu tertutup.
Melihat pintu tertutup, Pak Hari Kusuma melepaskan kacamatanya, dan seketika dia berubah sosok menjadi Kitsune-Demon.

“Kitsune-chan..bagaimana untuk hari ini? Kau punya rencana untuk…menghabisi Protonger?” Van Gob mulai menghisap permen lolipopnya.
“Yang Mulia Belial, hamba sudah merencanakan sesuatu untuk melenyapkan Protonger. Hamba sudah memilih salah satu Demon yang akan tidak akan bisa di kalahkan oleh Protonger.”, jawab Kitsune.

Van Gob alias Belial, tampak antusias mendengar penjelasan Kitsune. Wajahnya berseri, “Oh ya? Katakan mana Demon itu?”
Kitsune tersenyum, lalu mengangkat tangannya dan merapal mantra sihirnya. Disampingnya, muncul gerbang sihir berwarna kemerahan dan dari gerbang itu keluarlah sesosok Demon baru.
“ Huaahh..kamu’kan-“
Tampak Demon itu menyeringai kepada Belial.
“Yang Mulia, ini adalah Baphomet! Dia akan menebar teror di kota, dan juga akan menjadi Demon yang akan menyulitkan Protonger.”

“Hamba melapor kepada Yang Mulia Belial!” Baphomet memberikan salam hormat kepada Van Gob.
“Kau sepertinya menjanjikan, Baphomet!” Van Gob tersenyum senang.
“Serahkan semuanya kepadaku, Yang Mulia. Aku akan menebar teror di kota ini.”

“Baphomet ini, sudah menjalankan misinya. Dia telah mendirikan sekte dan beberapa manusia sudah menjadi pengikutnya.”, jelas Kitsune sambil berjalan memutari Baphomet.
“Bagus sekali, Baphomet.”, tukas Van Gob, Baphomet pun menunduk hormat.
“Saat ini, tersebar berita di kota bahwa banyak wanita yang hilang secara misterius. Ini semua karena pengikut Baphomet. Mereka adalah orang yang menjadi pengikut dirinya, diperintahkan untuk mengincar wanita muda yang masih perawan dan untuk di korbankan."

“Dikorbankan? Maksudnya?”, tanya Van Gob mengernyitkan dahi.
Baphomet pun buka suara, “Mereka mengincar wanita-wanita dikota ini, untuk di serap energinya menjadi Star-dust. Energi itulah yang nantinya berguna untuk kekuatan kerajaan kita.”
“Menarik sekali, Baphomet. Kau sungguh jenius!” teriak Van Gob bangga. “Segera kumpulkan  lebih banyak wanita dikota ini, untuk diserap energi star-dustnya.”, lanjut Van Gob lagi. "Dan jangan sampai misimu gagal..." Van Gob menatap Baphomet dengan tatapan tajam. Tampak matanya bersinar merah.
“ Baik, Yang Mulia.”, jawab Baphomet sambil menunduk.

“Tetapi kau harus hati-hati, Baphomet!-“ kata Kitsune.
“Memangnya ada apa, Kitsune-chan.”, tanya Baphomet
"Ki..Kitsune-chan.??" Kitsune memukul kepala Baphomet dengan keras. "Dasar bodoh!! Hanya Yang Mulia yang boleh memanggilku begitu!!",
"Maaf, Kitsune.." Baphomet mengelus kepalanya.
Kitsune membalikkan badannya, “Kau harus berhati-hati terhadap Protonger. Mereka bisa berbalik menjadi ancaman kita.”

Baphomet mencabut tongkatnya seraya berkata, “Jangan khawatir! Tidak ada yang bisa menghalangiku. Bahkan serangga pengganggu dari Planet Eris.” Van Gob tampak tersenyum senang mendengar ucapan Baphomet barusan.
“Baiklah kalau begitu-“ Kitsune berjalan menuju pintu, “-segera pergi dari sini, sebelum ada orang lain yang mengetahui keberadaan kita, dan laksanakan tugasmu itu.”
“Baik, Kitsune-chan!” Sebuah lingkaran sihir berwarna merah, kembali muncul, dan Baphomet menghilang didalamnya.
"Dia....masih memanggilku -chan..", gerutu Kitsune.

“Aku suka anak itu.”, kata Van Gob, sambil memainkan permen lollipop dalam mulutnya, “Dia itu punya potensi besar. Kau benar-benar  pandai memilih Demon, Kitsune.”
“Hamba senang, bila Yang Mulia menyukainya.” Kitsune membalas sambil menunduk.

Bel sekolah tiba-tiba berbunyi. Tanda istirahat telah usai, murid-murid harus kembali ke kelasnya masing-masing.
“Bel sudah berbunyi-“ kata Kitsune sambil merubah wujudnya kembali ke wujud Pak Guru Hari Kusuma,”-kita harus segera masuk, jangan sampai ada orang yang tahu, kita disini, Yang Mulia.”

“Oke, Kitsune-chan“ Van Gob beranjak dari kursi dan menuju pintu, “-eh..em  maksudku, Pak Guru, hehe..” Van Gob tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putih rapih.
Dan kemudian mereka berdua, meninggalkan ruangan kelas kosong itu.

---------

TJ terlihat sedang berdiri di sebuah halte, menunggu bis yang akan membawanya ke kantornya datang.
Sesekali dia melirik kearah jam tangannya, “Duh..lama bener bisnya dateng. Bisa telat aku.” Dia kemudian melemparkan pandangannya ke arah kanan.

TJ melihat ada anak muda, umur sekitar 17 tahun, tubuhnya agak pendek, rambutnya cepak memakai kacamata. Tubuhnya sedikit lesu, dan wajahnya sedikit pucat.
Pemuda itu berjalan memasuki halte, sambil terhuyung huyung, dan tanpa sengaja anak itu menabrak TJ, yang sedang membaca sms masuk ke HP nya.

“Hei...kamu tidak apa-apa?”, tanya Tj ramah, sambil membantu pemuda itu berdiri. Buku yang di pegang pemuda itu juga jatuh berserakan dibawah.
“Hum..aku tidak apa-apa.”, gumam pemuda tersebut lemas.
“ Mari kubantu kau.” TJ menarik tangan pemuda itu. Saat TJ menarik lengan pemuda itu, pandangannya tertuju pada sebuah gambar aneh di lengan kiri pemuda tersebut, yang tersingkap dari lengan jaket.

TJ mengenyeritkan dahi saat melihat tanda itu.
Melihat TJ memperhatikan tanda di lengannya, pemuda itu buru-buru menarik tangannya, dan bergegas lari dari hadapan TJ, “Hei tunggu! Kau mau kemana?” Pemuda itu tidak mengindahkan pertanyaan TJ, malah dia mempercepat larinya, walau larinya terlihat seperti orang mabuk.
“Kenapa sih anak itu?-“, tanya TJ heran.”-terus..itu tanda apa ya? Kok aku seperti pernah lihat.” Saat itu pula, bis yang ditunggunya datang. TJ segera tersadar dan dia langsung naik bis untuk menuju ke kantornya.

Kota Jakarta menyambut malam. Kehidupan perkotaan masih terlihat sibuk walaupun sudah malam hari.
Jam menunjukkan pukul 23.11, di sebuah sudut perkotaan, terlihat ada sebuah perkumpulan di sebuah kafe kecil.
Orang-orang mulai ramai berdatangan ke kafe tersebut, satu per satu. Rata-rata pengunjungnya adalah anak laki-laki umur 17-an tahun.
Sebelum masuk ke kafe tersebut, mereka harus bertemu dengan penjaga pintu, dan menyebutkan kata sandi. Karena tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam kafe tersebut.

Usut punya usut, ternyata di bagian dalam kafe tersebut, terdapat sebuah perkumpulan khusus. Semacam perkumpulan sebuah sekte.
Para pemuda yang menjadi pengikut sekte tersebut, sudah memenuhi kafe tersebut, salah satunya adalah pemuda yang tadi bertabrakan dengan TJ di halte tadi siang.

Pemuda tersebut datang dengan tergesa-gesa, dia datang agak terlambat dari biasanya. Saat memasuki ruangan dan melempar pandangannya kesekeliling ruangan mencari tempat duduk yang kosong, Tampak diruangan itu seorang pria paruh baya berkepala pelontos mengenakan kacamata hitam, dengan janggut dan kumis menghiasi wajahnya. Pria pelontos tersebut mengenakan jubah hitam panjang, berdiri di depan altar yang berada di ruangan yang sangat minim cahaya, hanya diterangi beberapa lilin-lilin besar.

“ Arnott-“ tegur Pria berkepala plontos tersebut,”-hari ini kau terlambat..tidak seperti biasanya.”
Arnott ditegur seperti itu, seketika menjadi kikuk, “ M-maafkan saya bapak, hari ini saya ada jam tambahan les, jadi saya datang agak terlambat. Dan dijalan agak macet, jadi saya..”
“ Cukup!” pria tersebut memotong kalimat Arnott, “ Silahkan duduk.”
“ T-terima kasih, bapak.” Arnott pun mengambil tempat di barisan ke dua agak pinggir.

Pria pelontos tersebut berjalan ke arah altar. Sambil membuka sebuah buku, dia pun memulai acaranya, “Saudara-saudaraku sekalian..hari ini kita berkumpul kembali di perkumpulan kita ini.” Semua pemuda yang menjadi pengikut sekte tersebut tampak menyaksikan dengan seksama, “Tanpa terasa, perkumpulan kita ini sudah banyak anggotanya.  Sang Dewa akan merasa sangat senang, dengan keloyalitasan kalian.”

Tanpa di sadari, saat pria tersebut berbicara di altar, salah satu dari pengikutnya, yang duduk di barisan sebelah kiri barisan kedua dari belakang, tiba-tiba saja batuk-batuk keras tanpa sebab yang jelas.
Pemuda yang disampingnya memperhatikan temannya terbatuk-batuk, “Hei..kenapa kau? Kau sakit?”, tanya pemuda itu penuh kasihan, sambil mengusap punggung pemuda tersebut.
“ *uhuk uhuk uhuk* tenggorokanku..*uhuk uhuk uhuk* terasa sakiitt..” Tanpa disadari dia terjatuh dari kursinya, dan kegaduhan tersebut menarik perhatian yang lain.

“Tolooongg.. *uhuk uhuk uhuk*” pemuda itu tampak merasa kesakitan dan meminta tolong kepada orang-orang  di ruangan itu.
Sang pria pelontos itu hanya menatap dari kejauhan, “ Bapak..tolong saya..kenapa dengan saya..” Dia berusaha menghampiri altar, dan meminta pertolongan kepada sang pria plontos.

Sang Ketua hanya diam seribu bahasa sambil menatapnya dingin, “Bapak..tolong aku..” tiba-tiba saja ada seperti garis guratan menyala di sekitar leher pemuda sekarat itu.
“Hei! Lihat itu!-“ teriak salah satu pemuda yang duduk di barisan paling depan.
“Apa yang terjadi? Kenapa dia?” teriak pemuda lainnya.
“ Sepertinya-“ Sang pria plontos mulai angkat bicara akhirnya, “-Dewa telah…menolakmu..” Mendengar hal tersebut dari mulut Sang Ketua, pemuda yang sedang kesakitan itu, terperanjat,”Apa maksudnya? Tolong  aku..rasanya..sakit sekali…aaarrrghhh” Seketika tubuhnya menyala, semua yang ada diruangan tercengang dibuatnya. Tubuh pemuda itu menyala semakin terang dan kemudian.. “ DAAARR~!!!” Tubuh pemuda tersebut meledak dalam cahaya.
“A..apa... Dia meledak!!” seketika ruangan menjadi gaduh, karena mereka terkejut melihat teman mereka meledak.

“Ini lah bukti, keloyalitasan kalian sedang diuji oleh Sang Dewa!” jelas Sang Ketua sambil menutup buku yang dia taruh di atas altar.
“Agar kalian tidak seperti dia, kalian harus mengorbankan satu wanita untuk dikorbankan kepada Dewa kita.” Arnott yang melihat kejadian tersebut, tampak was-was. Perasaannya bercampur aduk, dia tidak ingin kejadian serupa menimpa dirinya.

Di lain tempat, TJ masih berkutat di meja kerjanya. Dia masih mencari informasi mengenai logo yang ada di lengan pemuda yang dia temui tadi siang.
Matanya menyusuri barisan kalimat di layar monitor, mencari gambar logo yang sedang dia cari.
Keadaan ruangan kantor tempat TJ bekerja, saat itu sudah sepi, hanya ada TJ seorang diri disitu. Keadaan semakin bertambah mencekam dirasakan oleh TJ kala itu, saat dia merasa diawasi oleh sesuatu dibelakangnya.
Dengan secepat kilat, TJ menoleh ke belakang. Namun tidak ditemukannya satupun orang pun disitu, hanya ada tirai jendela yang melambai di terbangkan oleh angin yang berasal dari jendela yang terbuka, “Oh..angin toh-“ TJ beranjak dari kursinya, dan segera menuju ke arah jendela yang masih terbuka.
Sebelum dia menutup jendela tersebut, dia memeriksa keadaan di luar. TJ melihat ke bawah dari arah lantai 9, dan sesekali melihat ke atas gedung, “Hmm..udah sepi kayaknya, tinggal aku sendiri disini. Sebaiknya aku pulang.” TJ pun menutup jendela.

Pada saat dia berbalik badan untuk kembali ke meja nya, dari arah sudut seberang ruangan yang sedikit agak kurang penerangan, dia melihat ada sosok manusia berdiri disitu.
Bulu kuduk TJ mulai berdiri. Untuk ukuran orang pemberani macam TJ, kalau dihadapkan makhluk yang tiba-tiba muncul di hadapannya, cukup membuat nyalinya sempat ciut,
“Siapa itu?!”, panggil TJ dengan suara agak tinggi, untuk menutupi rasa takutnya.

Sosok itu masih berdiri tanpa suara. Dalam keadaan yang kurang pencahayaan itu, TJ masih bisa melihat jelas sosok tubuh itu walaupun dalam keadaan siluet.
“Bentuk itu..suitnya...jangan-jangan kau…PROTONGER??” TJ berlari menghampiri sosok itu disudut ruangan. Namun apa yang terjadi, saat TJ menghampiri sosok itu tiba-tiba sosok itu seperti lenyap ditelan kegelapan.
“Hei! Kemana kau?? Tunjukkan dirimu! Aku tau kau siapa!” TJ menyisir sudut ruangan tersebut.
“Sial! Dia sudah hilang-“ TJ duduk di pinggiran meja yang ada disitu,”-Siapa dia? Aku yakin sekali, tidak ada sosok lain yang bentuknya seperti itu…pasti dia juga Protonger!”
TJ melirik jam tangannya. Waktu menunjukkan pukul 00.28, “Gila, udah hampir setengah 1 pagi! Pulang ah..” TJ segera mematikan komputer di mejanya, dan mengambil barang-barangnya untuk segera pulang.

TJ segera keluar ruangan. Tak lupa, dia memeriksa ruangan sekali lagi dan mengunci pintu dan nanti kunci itu akan dia serahkan kepada satpam di lobby bawah.
Kemudian dia segera berjalan menuju lift. Saat di depan pintu lift, TJ menekan tombol ke bawah.
Sambil menunggu pintu lift terbuka, TJ mengenakan jaket identitas Protongernya.
Ketika dia sedang memeriksa handphonenya, apakah ada SMS masuk, pintu lift di sebelahnya berbunyi, tanda pintu lift terbuka. Langsung dia masuk untuk menuju lantai bawah.

Saat dia menekan tombol lantai yang dia tuju, dia tidak memperhatikan ke depan, pandangannya masih tertuju kepada layar HP nya. Pada saat lift pintu hampir tertutup, dia melihat ke depan, dan saat itu, dia melihat sosok yang dia lihat di ruangannya tadi berdiri di depan lift. Sontak membuat dirinya terkejut, “Kau! Siapa kau!?! Katakan dirimu siapa? Aku juga Proton-“ terlambat pintu lift sudah tertutup.
TJ berusaha untuk membuka pintu lift tersebut dengan menekan tombol lift berkali-kali, namun anehnya pintu lift tidak mau terbuka, tetapi langsung menuju ke bawah, “Siapa sosok aneh itu?!” gumamnya dalam hati, “Mungkin aku harus tanya Hermes!”

Lift yang ditumpanginya, sudah berada di lantai bawah. TJ mulai berjalan menyusuri koridor kantornya menuju lobby. Sebelum dia keluar dari lobby, dia menitipkan kunci ruangan kepada satpam yang sedang bertugas, dan kemudia, dia langsung keluar dari lobby untuk segera pulang.

Keesokan paginya, para Protonger Insider sudah berkumpul di meja makan. Mereka biasa melakukan rutinitas sarapan pagi bersama, sebelum mereka berangkat menuju aktifitas mereka masing-masing. Dan seperti biasa, orang yang kebagian memasak sarapan adalah Ambar.
“Oper nasi gorengnya donk.”, pinta Eka.
“Ya ampun, kamu laper, Ka?” tanya Ambar heran, “ Hehehe, begitulah.” Ambar pun menyerahkan wadah besar berisi nasi goreng, “ Kamu udah yang ke-3 kali nya lho, Ka-“, ujar Andri mengingatkan, “-awas dikantor mules2 lho.”
“Ngga kok, tenang aja.”, jawab Eka santai, sambil menyendokkan nasi goreng ke piringnya. Mendengar hal tersebut, membuat yang lain tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Hermes juga tersenyum melihat tingkah laku Eka. Namun dia langsung menyadari ada yang aneh pada diri TJ yang tampak memikirkan sesuatu, “Ada apa, TJ? Kenapa kau melamun?” tanya Hermes, “Apakah kau sakit?”
“ Ah tidak kok.”, jawab TJ lalu dia meminum kopinya.
“Lalu mengapa kau melamun?” tanya Hermes lagi. TJ kemudian memberanikan diri, untuk menanyakan hal yang dia lihat semalam di kantornya, “ Em..Hermes..”
“Ya?”
“Aku ingin tanya..apakah ada Protonger lain selain kita? Maksudku selain Insider dan Outsider, apakah ada member atau team lain?”

“Tentu saja, ada. Di Planet Eris, ada banyak Beast yang masing-masing bisa merepresentasikan kekuatan mereka untuk dipakai seperti kalian ini.”, jawab Hermes
“ Oh begitu.” TJ mengangguk.
“ Memangnya kenapa, TJ?” Hermes makin penasaran.
“ Emm..semalam, aku bertemu dengan Ksatria Protonger..”
“ Apa?” Hermes sedikit terkejut. Protonger yang lain tidak kalah terkejut mendengarnya.
Andri menyemburkan nasi dimulutnya saking kagetnya dan mengenai wajah Eka. Phiand tertawa terbahak-bahak melihatnya. Eka hanya menggerutu sambil membersihkan wajahnya.

“Kau melihat Protonger, TJ??” tanya Andri kemudian.
“ Ada Protonger lagi? Waahh kereenn..”, ujar Phiand senang, dengan mulut terisi penuh makanan, “Heh jangan bicara kalau mulut penuh.” Eddy melempar serbet ke muka Phiand.

“Apa benar kau melihat Ksatria Protonger, TJ? Seperti apa wujudnya?” tanya Hermes lagi.
“Awalnya aku tidak melihat jelas, karena dia menampakkan dirinya, di sudut ruangan kantorku yang kurang pencahayaan.”
“ Hii..seperti hantu saja.”, timpal Andri, sambil memasukkan roti ke mulut. "Adek penakut.", ledek Phiand. Andri spontan menginjak kaki kakaknya. "Aaduuh duh duh.."

“Tadinya aku kira juga gitu-“ TJ menoleh Andri, “-Sampai pada akhirnya, saat aku berada di lift untuk turun ke lantai bawah, dan sebelum pintu tertutup, aku melihat sosok itu lagi...berdiri di luar lift.”.
“ Seperti apa wujudnya?” kali ini Eddy yang bertanya.
“ Warnanya dominan merah..Armornya berwarna hitam dan emas..Entahlah dia berbeda sekali dengan kita dan Outsider.”

Hermes menopang dagu dan terlihat berpikir, “ Armor hitam dan emas, dengan dominan merah…apakah dia..”
“ Kau tahu dia, Hermes?” tanya TJ.
“ Sepertinya aku pernah melihat Ksatria itu. Tetapi, aku sedikit lupa.”,balas Hermes. Tiba-tiba saja, terdengar suara gaduh dari Eka, “ Wah, jam segini! Aku harus segera berangkat.” Eka buru-buru meminum jus jeruknya, dan beranjak dari kursi, “Aku berangkat dulu, soal Protonger itu nanti dibicarakan lagi, aku penasaran soalnya. Bubye semua..” Eka melambaikan tangannya dan menghilang dari balik pintu.
“ Dasar tuh anak, gak pernah berubah.”, gerutu Ambar heran.

“ Baiklah, aku juga harus berangkat.” Eddy menyelesaikan sarapannya, dan segera beranjak.
“ Aku juga.” Andri menimpali.
“ TJ, soal Protonger ini, biar aku yang selidiki, kau pergi sajalah bekerja. Nanti aku beritahu hasilnya.”
“ Baiklah kalau begitu, terimakasih Hermes. Maaf merepotkan.”
Para Protonger pun mulai beranjak dari ruang makan, dan tersisa Ambar, Phiand, dan Hermes yang sibuk membereskan meja makan.
“ Kira-kira, siapa Protonger itu, Hermes?” tanya Ambar yang ikutan penasaran.
“ Sepertinya aku mengetahui sosok yang dimaksud TJ. Hanya ada 1 Ksatria Protonger yang memiliki sosok itu.”

-----------
TJ sedang berjalan di taman, yang masih 1 kawasan di sebuah area perkantoran. Saat sedang berjalan dari arah kiri, agak sedikit jauh, dia mendengar sayup-sayup suara jeritan perempuan, “Ha? Apa itu?” TJ berlari mencari sumber suara.
Saat menemukan sumber suara, dilihatnya ada sesosok pemuda, yang masih mengenakan seragam sekolahnya lengkap, sedang menghisap energi yang berasal dari wanita yang menjerit itu.
“HEI!! Apa yang kau lakukan?” Pemuda itu terkejut, karena TJ memergokinya. Kontan pemuda itu lari menyelamatkan diri, tanpa sempat selesai menghisap habis energi dari korbannya, “HEI...TUNGGU!”

Ketika ingin mengejarnya, tanpa diduga, TJ dihadang oleh kawanan Demon-Army, “Aaaarrgghh....Kalian lagi! Tidak heran kalau ini kerjaan kalian.” TJ menaruh tas yang di bawa, dan bersiap untuk berubah, “Tidak peduli kalian main keroyokan, maju semua… GALAXY..CHANGE!!”
TJ berubah menjadi Silver Earth. “Ayo..maju!”, tantang Silver Earth mengacungkan Galaxy Gunblade nya
Demon- Army yang menghadang, langsung menyerang Silver Earth.

Pertarungan yang sangat tidak imbang, antara Silver Earth yang seorang diri, melawan sekumpulan Demon-Army.
Energi Silver Earth sudah cukup terkuras, “Sial! Banyak banget-“ Silver Earth menangkap Demon-Army dan mencengkramnya dari belakang, serta menembakkan Galaxy Gunbladenya kearah Demon-Army yang ingin menyerangnya,”-mereka tidak ada habisnya…Apa mau mereka sih???” Silver Earth mendorong Demon-Army yang di cengkramnya, dan merebut dagger milik salah satu Demon-Army, untuk digunakan sebagai senjata menghalau Demon-Army lainnya.

Tanpa di duga oleh Silver Earth, ada sebuah serangan muncul dan membuyarkan pertempuran dirinya melawan Demon-Army.
Para Demon-Army hancur tak bersisa, meledak terkena seperti lingkaran sihir yang datangnya tidak terduga, “Huh..Lingkaran Sihir, ini pasti kerjaan Ukobach!” Silver Earth melempar pandangannya ke sekeliling mencari keberadaan Ukobach.

Namun apa yang dilihatnya, adalah sesosok Demon, berdiri mematung di depan, “Apa itu? Demon baru?” Silver Earth memperhatikan sekelilingnya, “ Hmph..jadi kau yang menghabisi pasukanmu sendiri, mana rasa belas kasihanmu.” Silver Earth menyiapkan kuda-kuda untuk melawan Demon yang berdiri di depannya.
“Siapa kau? Demon kambing? Pfft.. Biar kutebak.. Namamu Bandot?”, ledek Silver Earth.

“Ksatria Protonger..kalian bukanlah tandingan kami. Tak’kan kubiarkan kalian menghancurkan rencana kami.”
“Banyak omong kau, bandot! Maju lawan aku.” Sebenarnya energi Earth sudah hampir menipis karena dia melawan Demon-Army yang cukup banyak jumlahnya.
“Hahahahah…kalian Protonger nyali kalian cukup besar juga. Aku tahu, energi mu sudah habis digunakan untuk melawan Demon-Army tadi.”

“ Tidak masalah untuk melawan Demon seperti kau.” Tatapan Silver Earth tertuju pada dada kiri Baphemoth, ada sebuah logo yang sepertinya familiar dengan dirinya, “ Logo itu..” Seketika Silver Earth teringat pada logo di lengan anak muda yang dia temui di halte bis tempo hari, “Jadi ini semua ulahmu, DEMON!!” teriak Silver Earth kesal.

Tanpa pikir panjang lagi, Silver Earth maju melawan Baphomet tanpa gentar sedikitpun, “ Heaaatt!!!!!” ayunan dan tebasan dari Galaxy Blade di arah kan Baphomet.
Baphomet tidak kalah sigap, dia berhasil menghindari serangan ayunan Galaxy Blade Silver Earth, dan dengan menggunakan tongkatnya, dia ayunkan dengan keras ke arah Silver Earth.
Earth pun tersungkur mendapat serangan itu, “ Tidak usah berlagak kuat, Protonger, aku tahu batas kemampuan dirimu!” Baphomet mencekik leher Silver Earth yang tersungkur, dan menariknya agar berdiri, dan dengan satu serangan menggunakan tongkat sihirnya, dia menyerang Earth dengan lingkaran sihirnya, “ Selamat tinggal Protonger..” Lingkaran sihir dari tongkat Baphomet menyeruak ke arah tubuh Silver Earth dan membuatnya terpental.

“ Hahahahaha..sudah kubilang, kalian bukanlah tandingan kami para Demon!” tanpa diduga oleh Baphomet, ada sebuah serangan mendadak tak terlihat yang menyerbu dirinya, sehingga membuat dia terpental.
“ Kurang ajar! Siapa itu?”

Terlihat ada sebuah sosok berdiri didepannya, “Siapa kau? Protonger? Mau menolong dia, coba saja!” sosok misterius yang berdiri tidak jauh dari Silver Earth, menatap kearah Silver Earth yang terkapar tidak berdaya.
“Maju kau, serangga pengganggu!” Baphomet lagi-lagi bersiap dengan tongkat sihirnya.
Sosok misterius itu berjalan santai menuju tubuh Silver Earth. Dengan hati-hati dia mengangkat tubuh Silver Earth dan menggotongnya untuk segera meninggalkan tempat tesebut.

Sebelum serangan tersebut di lancarkan, sosok misterius itu bersiap untuk pergi dari tempat itu, dengan menggunakan pengalihan dari “teman” nya.

Sebuah suara lengkingan keras muncul, dibarengi sosok bayangan besar yang langsung menyambar sosok misterius itu dan Silver Earth.
Baphomet kesal karena musuhnya berhasil melarikan diri, “ Hei! Kemana kau? Dasar pengecut, beraninya kabur.”

Sosok misterius yang membawa Silver Earth tiba di sebuah atap gedung. Dia menaruh Silver Earth di lantai, yang kemudian Silver Earth secara otomatis mematikan kekuatannya.
TJ pun mulai sadar. Perlahan dia membuka mata, dan dilihatnya sosok yang waktu itu dia lihat di kantornya, “Kau..kau yang waktu itu.” TJ berusaha berdiri, dan menatap sosok tersebut dari atas ke bawah.

Dia teringat kejadian tadi, “Oh, iya, Demon itu..” Sosok misterius itu pun mengacungkan tangannya, pertanda menyuruh TJ tidak usah lagi khawatir.
“Siapa kau? Wujudmu, sepertinya tidak jauh berbeda dengan kami?” Sosok itu tetap diam seribu bahasa.
“Kau Ksatria dari Planet Eris juga kan? Kau Protonger? Dari tim mana kau?” lagi-lagi sosok itu diam.

Kemudian, sosok itu pun membalikkan badannya, dan bersiap untuk pergi meninggalkan TJ.
Dia berjalan ke tepi atap gedung dan lompat ke pagar pengaman atap gedung, “ Tunggu! Kau mau kemana?” cegah TJ.
Sosok itu terhenti, dan dia menoleh sedikit ke arah belakang tanpa membalikkan tubuhnya, “Setidaknya, beritahu siapa namamu..aku ini Protonger juga, teman-temanku juga demikian..”

Tanpa membalas pertanyaan TJ, dia pun terlihat melompat ke bawah.
Sontak hal tersebut, membuat TJ terkejut, “ HEI TUNGGU!!!” TJ mengejar sosok tersebut. Namun apa yang di lihatnya, sosok itu sudah menghilang.
“Sial..dia menghilang. Apa dia bisu ya?”, ujar TJ kesal, sambil memukul pinggiran pagar atap gedung.

Malam hari nya, di sebuah kafe yang menjadi tempat perkumpulan sekte jahat pimpinan Baphomet, para pemuda terlihat sudah berkumpul.
Arnott terlihat berjalan tergesa-gesa menuju kafe tersebut, dia tidak menyadari kalau dirinya dikuntit oleh seseorang dengan topi untuk menutupi wajahnya dan kacamata hitam. Dia terus berjalan lurus, tanpa menyadari dirinya diikuti.

Arnott tiba di kafe tersebut, dan masuk kedalam. Sosok yang membuntuti Arnot pun tetap mengikuti dari belakang.
Kafe tempat berkumpulnya sekte jahat tersebut, menyatu dengan kafe biasa. Bedanya letak ruangan perkumpulan sekte itu berada agak kebelakang gedung.
Arnott baru saja berjalan menyeberangi kafe depan menuju kafe yang dia tuju yang letaknya agak dibelakang.

Sosok yang membuntutinya masih mengikuti dari belakang, sampai pada akhirnya, saat dia ingin menyusul Arnot yang sudah melewati pintu dekat pintu kamar mandi, dia hadang oleh penjaga pintu.
“ Mau kemana, mas?”, tanya orang itu.
“ Anu, saya mau ke kamar mandi.”, jawabnya sedikit gelagapan.
“ Maaf anda tidak boleh masuk kesini, disini tidak bisa di masuki orang sembarangan.”
“ Tapi tadi anak itu boleh masuk kok.”
“ Kalo gak boleh, ya gak boleh! Kok ngeyel sih?” Penjaga itu mulai sedikit kesal, dan suaranya agak meninggi.
“ Santai mas, kalo misalnya gak boleh ya udah, saya pergi aja.” Pria penguntit itu pun kemudian beranjak meninggalkan penjaga yang mencegatnya.

Saat si penguntit membalikkan badan, dia dihadang beberapa penjaga lagi, “ Tidak semudah itu…” kemudian salah seorang penjaga memukul si penguntit tersebut sampai pingsan.
“ Bawa dia!” Si penguntit tersebut akhirnya di gotong kedalam ruangan kafe terlarang itu.
Penjaga yang memukul hingga pingsan itu, lalu memeriksa keadaan sekitar. Tak lama, sosoknya berubah menjadi Demon Army, kemudian dia masuk kedalam pintu menuju ruangan perkumpulan.

“ Ugghh..” Penguntit yang tadi di buat pingsan oleh Demon-Army, perlahan memperlihatkan kesadarannya. Tetapi dia tidak bisa melihat apa-apa, wajahnya ditutupi oleh sebuah kain.
Walaupun wajahnya tertutup kain, tetapi dia bisa mendengar suasana sekitar. Terdengar suara riuh rendah orang saling berbicara, “Akh..sial! Bisa apes ketangkep gini. Niatnya mau nyelidikin malah ketangkep.”, bisiknya pelan.

“ Sodara-sodara semua!” terdengar suara, dan gemuruh riuh rendah pun menjadi hilang, “ He? Siapa itu yang ngomong?” ujarnya dalam hati.
“ Hari ini, kita kedatangan tamu special di perkumpulan kita ini.”
“ Ha? Perkumpulan? Wah, jadi bener, ini tempat gak beres. Demon itu maunya apa sih?” Si penguntit merasa kedua tangannya terikat kuat, dan dia berusaha untuk melepaskannya, “ Duh apes kuadrat! Aku di salib gini..penasaran siapa sih mereka.
“ Sekarang, kita lihat siapa tamu kita ini!” sosok tersebut membuka bungkusan yang wajah orang tersebut.

Setelah penutup wajahnya dibuka, ternyata si penguntit adalah TJ.  Dia melihat banyak anak laki-laki seumuran anak SMA, berkumpul dan di depannya, terlihat sosok botak dengan kumis dan janggut, serta mengenakan jubah hitam panjang.
“ Selamat datang.” Sapa pria plontos tersebut.
“ Heh..Tak usah basa-basi. Aku tahu siapa kalian.”, ujar TJ ketus, sambil berusaha melepaskan ikatan kedua tangannya.
“ Percuma saja, kau tidak akan bisa lepas dari ikatan ini.” Pria plontos tersebut berjalan ke depan mimbarnya.
“ Hentikan omong kosong ini! Kalian juga! Sebaiknya kalian lari, kalian sudah diperdaya oleh Demon!”
“ Demon? Hmph..kau salah besar mengira kami adalah Demon.”
“ Tidak usah banyak omong! Aku sudah tau siapa kau sebenarnya, dan kau pasti adalah Demon!”

Tiba-tiba dari arah pintu, terlihat ada seseorang memasuki ruangan.
Para pengikut serentak mengalihkan pandangannya ke pintu masuk untuk melihat siapa yang baru saja memasuki ruangan.
“ Ternyata anda tuan, selamat datang.”
“ Huh, siapa lagi ini.”, gerutu TJ

“ Kerja bagus, Baphomet kau sudah berhasil menangkap salah satu Protonger.”, kata pria paruh baya tersebut.
“ Baphomet?”
“ Terima kasih tuan Kitsune, saya senang kalau anda puas dengan kerja saya.” Pria pelontos itu menunduk sedikit memberi hormat pada Kitsune yang sedang dalam wujud manusianya.
“ Sekarang habisi dia, jangan bikin dia menjadi penghalang. Dan kau..” Kitsune tersebut menunjuk ke arah TJ yang sedang disalib, seraya merubah sosoknya menjadi sosok rubah yang sangat TJ kenal, “Kau!”
“ Tamat riwayatmu, Silver Earth!” Pria pelontos yang diketahui sebagai Baphomet berjalan kedepan TJ.
“ Kurang ajar kalian Demon! Kalian tidak akan bisa lolos dari ini!” teriak TJ sambil berontak berusaha melepaskan diri

Baphomet yang belum merubah dirinya menjadi sosok Demon, lalu mengangkat tinggi-tinggi tongkatnya.
Dari tongkatnya muncul sinar sihir berwarna kemerahan dan siap diarahkan untuk menghabisi Tj.
Arnott yang kebetulan duduk di bangku paling depan, melihat hal tersebut merasa tidak tega, dan berusaha untuk menolong TJ.
Arnott lalu bangkit dari kursinya, dan menerjang tubuh Baphomet, “Lepaskan dia! Jangan bunuh dia!” Arnott meraih tangan Baphomet untuk mengambil tongkatnya.

Melihat hal tersebut, membuat Baphomet murka, “ Arnott! Apa-apaan kau ini? Lepaskan! Kau sudah berani melawan diriku?”
“ Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu! Aku tidak mengizinkan kau menyakiti dia!” Arnott berusaha melawan Baphomet.
“ Apa yang kau lakukan?-“, teriak TJ, “-Cepat kau lari!!!” TJ berusaha melepaskan ikatannya.
“ Tidak, kak! Aku akan menyelamatkanmu!”

“ Sungguh mengesalkan!!” –JJRUUZZZZ!!!!!- “ Aaakkhh..” Arnot tesentak, saat tubuhnya merasa di tikam oleh benda tajam yang menebus dirinya.
“TIDAAAKKK!!!!” teriak TJ, dan Arnott pun jatuh tersungkur. Ternyata yang menusuk Arnott adalah Kitsune.
“ Sudah kubilang, kau harus lebih selektif menerima pengikutmu, Baphomet! Sekarang cepat habisi dia.”

“ Kalian kurang ajar Demon!” Baphomet kembali menyiapkan serangan menggunakan tongkatnya, untuk menghabisi nyawa TJ, “ Matilah kau, Protonger!!”
“ Tidak..” TJ terperanjat sesaat ketika mengetahui maut di depan mata.
Tiba-tiba saja, Galaxy Bracenya bereaksi, bola planet di brace tiba-tiba bersinar “Ha? Ini…” tanpa menyianyiakan kesempatan, TJ langsung berubah, “Galaxy Change!!” kontan perubahan TJ membuat pemuda-pemuda yang  berkumpul di situ langsung terpana.

Ketika berubah energinya meledak, Silver Earth dengan mudah melepaskan ikatan yang membelenggu kaki dan tangannyanya, dan sekejap dia melayangkan tendangan ke arah Baphomet, “Heaatt!!” pria pelontos itu terhuyung-huyung dan mundur beberapa langkah, “ Dasar sial!” dengan sedikit gerakan, dia membuat pemuda-pemuda yang  menjadi pengikutnya menjadi tidak sadarkan diri dan berada dalam kekuasaannya, “ Kalian semua, serang dia!” wajah para pemuda menjadi dingin, mata mereka berubah menjadi merah, dan seperti robot mereka menjalankan perintah yang di perintahkan oleh Baphomet.

Mereka mulai beranjak dari kursi duduk mereka, dan menyerbu Silver Earth, “Apa-apaan ini?” Silver Earth terkejut saat para pemuda itu mulai menyerang dirinya. Dilihatnya mata para pemuda itu satu persatu, “ Mereka bukan diri mereka yang sesungguhnya, mereka dalam kekuasaan Demon!” ada perasaan tidak tega dalam diri Silver Earth untuk tidak menyerang para pemuda yang sedang dalam kekuasaan Demon.

Silver Earth di kerubungi oleh para pemuda-pemuda itu. Tangan dan kaki Silver Earth dipegang, sehingga dia tidak bisa bergerak, “Kalian sadarlaahh!!!!” teriak Silver Earth berusaha menyadarkan mereka.
“Kuserahkan semua pada kalian.” Kitsune tersenyum licik lalu pria plontos tersebut pergi meninggalkan ruangan diikuti oleh Kitsune.
“ Jangan lari, pengecut!” Silver Earth berusaha mengejar Baphomet, tetapi dia tidak bisa bergerak karena seluruh tubuhnya sudah di pegang oleh para anak-anak muda ini.

Ketika dalam keadaan genting, ada sesuatu yang menolong dirinya.
Dari arah belakang, para anak-anak muda ini, seperti diserang sesuatu. Satu persatu mereka tumbang dan tak sadarkan diri, “ Hei, ini kan..” terlihat ada beberapa benda berterbangan menyerang mereka, “Mini Garuda!!” teriak Silver Earth kegirangan.

Di pintu sudah muncul Dodo, dan Phiand.
Phiand dengan sigap melepaskan satu persatu pemuda yang membelenggu Silver Earth. Terkadang sebuah pukulan di layangkan agar pemuda itu bisa dilepaskan dari tubuh Earth.
“ Kalian! Tau dari mana kalo aku disini?” ujar Silver Earth girang, sambil meninju salah satu anak yang masih memegang tangan kirinya.

“ Maaf kami terlambat-“ balas Phiand, “-kami menerima sinyal dari komputer tablet yang tadi siang kau tinggalkan di atas meja Eddy, saat kau dan Ambar sedang asik main game” jelas Phiand.
“ Begitu ya.”
“ Tempat apa ini? Lalu siapa mereka-mereka ini?” tanya Dodo.

“ Ini adalah ulah Demon, tempat ini digunakan untuk sebagai tempat mereka menyebarkan aliran sesat.” Jelas Earth yang kemudian mematikan kekuatannya.
“ Aliran sesat?” tanya Phiand heran.
“ Iya aliran sesat seperti sekte gitu.” Balas TJ.
“ Tapi…mereka ini masih muda-muda, kalau aku  gak salah taksir, mereka masih SMA kan?” ujar Dodo kemudian yang sembari memperhatikan wajah para anak-anak muda itu.
“ Iya, mereka masih muda-“ jawab TJ sambil berjalan menuju mimbar,”-aku tidak mengerti apa yang Demon rencanakan.”
“ Waduh gak beres mereka ini.” Kata Phiand lagi.

TJ mulai mencari sesuatu didalam mimbar tersebut. Namun dia tidak menemukan apapun.
Tiba-tiba TJ teringat sesuatu, saat dia melihat tumpukan para pemuda yang masih pingsan, “Arnott!!” TJ langsung menyerbu dan mulai menyingkirkan satu persatu, tubuh pemuda yang saling bertumpuk satu sama lain.

“ Kau mencari siapa, J?” tanya Phiand penasaran.
“ Aku mencari Arnott!” jawab TJ cepat.
“ Arnott?” Dodo ikut bertanya.
“ Iya, dia salah satu pengikut disini, namun tadi dia sempat bersitegang dengan Baphomet, karena ingin menyelamatkanku, tetapi dia ditusuk oleh Kitsune.”
“ Kitsune??” teriak Phiand dan Dodo serempak.
TJ menganggukkan kepala.

“ Mereka itu gak bisa ya kalo gak ngerepotin kita?” keluh Phiand lagi, sambil ikut membantu TJ menyingkirkan tubuh-tubuh tersebut.
Namun apa yang terjadi, TJ tidak menemukan jasad Arnot, “ Lho? Kok gak ada?”
“ Gak ada?” timpal Dodo.
“ Hm..tadi aku ingat benar, dia tergeletak disini.”, jawab TJ sambil menunjuk ke lantai yang masih ada bercak darah segar.

“ Kok aneh ya?” kata Phiand.
“ Jangan-jangan…” Dodo dan Phiand saling bertatapan, dan langsung menoleh TJ, “ Dia dibawa oleh Kitsune dan Baphomet?”
“ Dibawa mereka? Tidak mungkin! Lagi pula untuk apa di bawa? Sedangkan Arnott tadi menolongku dari serangan Baphomet.”, sergah TJ.

“ Ya, kali aja-“ kata Phiand mengangkat bahu,”-mereka punya rencana sesuatu dibalik semua ini.”
“ Rencana?” tanya TJ.
Phiand mengangguk, “ Ya. Mungkin selama ini sekte ini didirikan untuk mencari calon Demon. Dan mungkin saja, Arnott adalah calon yang mereka cari.”, duga Phiand.

“ Tidak mungkin!” balas TJ cepat, “Arnot itu potongan anak baik-baik! Tidak mungkin mereka mengincar anak sebaik Arnot!” TJ berjalan menuju kursi panjang dan duduk disitu.
Dodo menoleh dan berjalan menuju Phiand, “ Kau tidak tahu, siapa yang kita hadapi?” TJ menoleh Dodo, “ Demon ini tidak mengenal rasa kemanusiaan. Mereka mengincar siapa saja demi tujuan mereka. Dan mungkin saja seperti yang Phiand bilang, mereka sudah menemukan calon untuk menjadi pasukan kerajaan Demon mereka, ya Arnott itu.”.

TJ tampak merenung, sambil berpangku dagu.
“ Sudahlah, J-“ Dodo menepuk pundak TJ,”-yang penting, kita cari dulu anak itu, dan memastikan dia baik-baik saja.”
TJ kemudian menatap Dodo erat-erat, dan mulai melunak, “ Baiklah, kalau begitu, kita cari dia dulu.” TJ menyetujui, sambil beranjak dari kursi.

“ Terus-“ kata Phiand,”-mereka ini mau diapain?” Sambil menunjuk tubuh-tubuh para pemuda yang masih pingsan.
“ Oh iya!-“ TJ menepuk jidatnya, ”-oke..kita sadarkan mereka, dan kita kasih pengertian lalu menyuruh mereka pulang.”
“ Caranya?” tanya Phiand lagi.
TJ mengangkat sebelah tangan Phiand, “ Use your magic”
“ Ha? Baiklah kalau begitu.” Phiand mengusap cincin Protonger nya dan seketika cincin itu berkilau.
Ketika cincin itu berkilau, dia mengarahkan kepada anak-anak muda yang masih terkapar pingsan.
"HEALER RAIN.."

Kekuatan sihir tersebut menyelimuti mereka, dan seketika mereka langsung tersadar.
Dodo dan TJ membantu mereka berdiri.
Setelah mereka semua tersadar, Phiand, Dodo, dan TJ memberikan pengarahan kalau mereka selama ini dimanipulasi oleh Demon dan ingin merusak mereka. Para pemuda itu terlihat sedikit shock tetapi mereka bersyukur mereka masih baik-baik saja. Mereka pun satu persatu meninggalkan ruangan dan pulang.

“ Untung saja, otak mereka belum diracuni untuk mengikuti perintah Demon.”, kata TJ.
“ Iya, untung saja belum begitu jauh-“ timpal Dodo,”-yang penting, kita harus mencari anak itu dulu, si Arnott.”
“ Baik.” Kemudian mereka bertiga beranjak meninggalkan kafe terlarang itu..

Keesokan harinya, Dodo, Phiand, dan TJ  bercerita kepada Protonger yang lain, soal kejadian yang mereka alami semalam, “ Demon bikin sekte jahat?” tanya Eddy membuka percakapan. "Mereka akan melakukan apa saja ya.."
“Iya, mereka merekrut pemuda-pemuda, seumuran anak SMA untuk menjadi pengikutnya.”, jawab TJ, “Kemungkinan mereka mencari calon untuk dijadikan Demon di Kerajaan mereka.”.

“ Aku tidak mengerti maksud tujuan mereka-“ balas Victor,”-kenapa mereka harus menjaring manusia untuk dijadikan calon monster Demon? Toh mereka kan biasa membangkitkan Demon tanpa harus membentuk suatu perkumpulan.”.

“ Tapi tidak mungkin mereka menjaring untuk dijadikan monster Demon suruhan mereka.”, timpal Eddy, “ Pasti ada yang lebih dari yang ini. Mereka biasanya merencanakan sesuatu.”
“ Iya, tetapi apa?” tanya Phiand.
“ Entahlah.” Eddy menggelengkan kepala.
“ Yah, Ed, biasanya kan dirimu yang paling pintar.”, celetuk Eka. Lalu oleh Agung, Eka di bekap menggunakan batal sofa, “ Hei, apaan sih? Memangnya aku salah apa?” Semua tertawa melihat tingkah laku Eka.

Namun ada sesuatu yang mengusik pikiran TJ, “ Tapi tunggu deh. Aku baru teringat sesuatu.”
“ Apa tuh?” tanya Dodo penasaran.
“ Waktu pagi aku mau ke kantor, aku menemukan ada pemuda yang menjadi perkumpulan itu, memangsa seorang wanita. Dari tangannya seperti keluar energi sihir, seperti mau menghisap energi dari wanita itu.”
.
“ Itu dia! Pasti karena itu mereka membentuk perkumpulan itu.” Tiba-tiba datang suara dari arah pintu.
Semua menoleh ke arah pintu, “Hermes?” ujar Andri.
“Ya, setelah mendengar pembicaraan kalian yang cukup menarik, aku jadi penasaran. Dan aku menemukan ini.” Hermes menaruh buku di depan hadapan para Protonger.

Para Protonger langsung mengerubungi buku tersebut, “ ‘Baphomet’ apa itu? Bentuknya kayak kambing gitu.”, kata Eka kemudian.
“ Coba sini aku mau baca.” Andri merebut buku nya.
“ Itu dia!-“ seru TJ sedikit mengagetkan,”-itu Demon nya. Tak mungkin salah, itu dia.”
“ Kau yakin, J?” tanya Eddy. TJ mengangguk, “Monster itu yang aku temui, sebelum akhirnya aku sukses dibikin pingsan, hingga akhirnya..” tiba-tiba pembicaraannya berhenti.

“ Tiba-tiba apa?” tanya Phiand penasaran.
“ Tiba-tiba aku diselamatkan oleh "nya".".
“ ‘Oleh nya?’ siapa dia?” tanya Eddy.
“ Sosok Protonger yang aku temui yang aku ceritakan kepada kalian saat sarapan.” Semua kontan terkejut mendengarnya, “ Kau bertemunya lagi??” seru Eka tidak percaya.
“ Iya.”

“ Hermes, siapakah dia ini?” desak Andri kemudian, “ Kenapa dia muncul di depan TJ, kalau memang dia teman kita, kenapa tidak muncul saja di hadapan kita juga? Apakah memang dia teman dan bukan musuh?”
“ Aku mengerti maksudmu, Andri.” Jawab Hermes, “ Namun saat ini, aku masih belum mengetahui siapa dia. Aku belum mengetahui siapakah Ksatria Planet Eris yang datang ke Bumi.”

“ Apakah akan ada tim baru?” sela Eka.
“ Tim baru?” tanya Phiand kemudian, sambil menatap Eka heran.
“ Ya, siapa tahu aja.”
“ Bukan. Sepertinya dia bukan dari tim baru.”, balas Hermes.

Tiba-tiba, Galaxy Brace Eddy berbunyi, “ Sinyal bahaya-“ kata Eddy sambil melirik Galaxy Bracenya,”-saatnya kita periksa, mungkin ini kerjaan Baphomet.”
“ Kok tumben.”, celetuk Eka, “ Biasanya, Hermes yang merasakan ada bahaya mendekat.”
“ Sudah ayo kita semua berangkat!” perintah Eddy kemudian.
“ Siap!” Para Protonger pun berhamburan keluar ruangan. “Hati-hati kalian semua!” Hermes memperingatkan.
“ Beres!” balas TJ yang keluar belakangan.

Tak lama kemudian, para Protonger tiba di lokasi yang menjadi sinyal bahaya.
“ Lho? Kok sepi?” ujar Vebby heran.
“ Ini gak beres, semua berhati-hati teman!” Dodo mengingatkan.
“ Ide bagus.”, balas Andri.
Para Protonger langsung berjalan menyusuri tempat tersebut, di sebuah daerah perbukitan kapur.“
Kemana Demon? Padahal sinyal bahayanya kan disini? Sedangkan disini sepi.”, kata Dhony, sambil menyusuri pandangannya ke seluruh arah.

Dari arah depan, tampak pria pelontos berdiri menantang para Protonger, “ Hei, lihat pria botak di seberang itu, pria yang mencurigakan”, kata Ambar yang pertama kali melihatnya.
“ Itu…Baphomet!” seru TJ sambil menunjuk ke depan.
“ Protonger!” teriak pria pelontos itu, yang masih lengkap dengan jubah hitamnya.

“ Demon!-“, teriak Eddy,”-apalagi yang kalian rencanakan? Hentikan sudah! Semua percuma, selama ada kami, usaha kalian akan sia-sia.”

“ Hahahahaha!” pria pelontos itu tertawa setelah mendengar ucapan Eddy, “ Kalian memang sekelompok pemuda yang sangat naif.” Dari arah belakang pria itu, muncul sosok yang sangat di kenali TJ dia muncul dari berdiri di depan Protonger, “ Arnott!” teriak TJ.

“ Arnott?” seru yang lain bersamaan.
“ Itu anak yang kau maksud, J?” tanya Dodo.
TJ mengangguk, “ Iya, dia yang aku ceritakan, dengan gagah berani dia berusaha menolongku.”
“ Arnott! Apa yang kau lakukan disitu? Cepat tinggalkan dia.”, teriak TJ kepada Arnot.
Arnott tampak seperti anak yang ketakutan.

Terlintas sesuatu di pikiran Phiand, “Tunggu dulu! Bukankah kau bilang, anak itu mati di tusuk Kitsune? Lalu, kenapa dia masih keliatan segar bugar??”
Mendengarnya, TJ terperanjat, “ Kau benar.” TJ memperhatikan baik-baik Arnott. Tidak ada lagi bekas luka di tubuhnya yang seperti dia lihat tempo hari.

“ Kurang ajar! Apa yang kalian lakukan terhadap Arnott??” teriak TJ lagi.
“ Tidak ada, seperti yang kau lihat, dia sehat tanpa berkurang satupun.” Balas pria pelontos itu.
Pria itu menoleh ke arah Arnott, “ Nah, Arnott. Sekarang, lakukan tugasmu.”, katanya sambil tersenyum simpatik.
Arnott terlihat masih seperti ketakutan, “ Jangan dengarkan dia, Arnott!”

“ Kita harus menyelamatkan dia!” Tanpa pikir panjang TJ berlari menghampiri Arnott. Namun beru beberapa langkah dari arah kiri dan kanan muncul Demon-Army.
“ Yah, seperti biasa-“ kata Victor sambil menyiapkan kuda-kuda”-mereka kalau main, gak pernah adil, selalu curang! Beraninya main keroyokan.”
“ Semuanya hati-hati!” perintah Eddy.
“ TJ!” seru Eddy, “ Apakah kau masih yakin, itu Arnot yang dulu? Aku khawatir dia sudah di perdaya oleh Demon!”

“ Tidak Eddy, aku yakin dan percaya kalau itu masih Arnot yang asli.” TJ berjalan maju menghampiri Arnot dan para Demon.
“ Itu lah TJ, selalu keras kepala.”, celetuk Andri.
“ Semuanya bersiap!” perintah Eddy sambil menyiapkan Galaxy Bracenya, “ BAIK!”
“ Baiklah.. SAATNYA BERUBAH!”
“ GALAXY!”
“ PLANET!”
“ CHANGE!!!” 10 Protonger minus TJ kemudian berubah menjadi Protonger, dan segera bersiap dengan Galaxy Blade di tangan.

“ Arnott! Kemarilah, jangan dengarkan mereka.”, bujuk TJ seraya menyadarkan Arnot.
“ Dasar manusia bodoh!-“ kata pria pelontos,”-kau ini belum sadar juga ya?” kemudian pria pelontos itu merubah wujud menjadi Baphomet-Demon, “ Demon-Army! Seraaangg!!!” perintah Baphomet, “ HOUU!!!” serentak Demon-Army menyerang TJ, dan para Protonger.
“ Protonger!-“ seru Gold Sun, ”-Menyerah BUKAN PILIHAN!” Protonger juga tanpa gentar bergerak maju melawan serbuan Demon-Army.

TJ yang berada di depan, langsung memukul mundur beberapa Demon-Army yang sudah maju menghampiri dirinya, “ Aku sudah muak dengan kalian. Kalianlah serangga pengganggu!” TJ yang mencengkram Demon-Army, melayangkan tendangan ke arah kanan. Setelah itu, Demon Army yang dia pegang tadi dilepaskan, dan ditebas dengan dagger Demon-Army yang sempat dia rebut.

“ Kalian benar-benar menyusahkan, Protonger!” Baphomet lagi-lagi terlihat bersiap dengan serangan menggunakan tongkatnya.
“ Tidak semudah itu!” Yellow Moon yang dibantu Navi Neptune, segera melompat dan melemparkan batu besar yang sedari tadi dia pegang untuk dilemparkan ke arah Baphomet.
“ Apa?” Baphomet tidak berkutik saat batu besar itu akan menimpa dirinya.
Tetapi sebelum batu itu menimpa dirinya, ada sebuah sinar yang menghancurkan batu itu menjadi potongan kecil-kecil.
“Apa??” Yellow Moon terkejut.

Ternyata sinar yang menghancurkan batu itu berasal dari Kitsune, “ Ternyata kau, rubah putih!” seru Black Jupiter.
“ Tidak akan kubiarkan kalian mengganggu rencana kami, Protonger!” balas Kitsune.
Kitsune berjalan menghampiri Arnott dan berbisik ditelinganya, “ Lakukan tugasmu, Arnott.” Kitsune memasukkan energi kedalam tubuh Arnot, yang seketika, Arnott langsung terlihat sangat kesakitan hingga tersungkur, “ Arrghh..waaarrrghh..”

“ Oh tidak, Arnott!!!” teriak TJ dari kejauhan sambil melawan para Demon-Army.

“ Lihatlah ini, Protonger! Karena kalian terlalu naif, dengan pemikiran kalian.”, seru Kitsune.
“ Kurang ajar, KITSUNE! Lepaskan diaaa!!” TJ menendang keras ke depan Demon-Army, dan langsung berlari kearah Arnott, tanpa rasa takut walau masih ada Demon-Army yang menyerbu dirinya.
“ TJ! Awas!” seru Red Mars. Dengan sigap, Red Mars melompat dan mendarat di depan TJ, sambil menebaskan Phoenix Sword nya.

Demon-Army tersungkur mendapat serangan itu. Red Mars berusaha menghentikan langkah TJ, “ TJ tunggu! Apa yang kau lakukan?”
“ Apa yang kulakukan?? Tentu saja aku ingin menolong Arnott!!” teriak TJ di depan Red Mars, “Sekarang minggir kau, aku ingin menolong dia sebelum terlambat.” TJ mendorong Red Mars ke samping dan berlari sekuat tenaga menghampiri Arnott.

Dilihatnya Arnott masih kesakitan setelah dia dimasukkan energi ke tubuhnya oleh Kitsune, “Arrgrhhhh,..tolong…aku!” Arnott meronta kesakitan, seraya meminta tolong. Tangannya berusaha meraih ke arah TJ.
TJ pun akhirnya bisa juga menghampiri Arnott setelah menghabisi beberapa Demon Army yang menghalangi, namun Kitsune tidak tinggal diam, dia melompat menghalau TJ supaya tidak dekat-dekat dengan Arnott, “ Kau mau apa, Protonger? Tak’kan kubiarkan!”


Gold Sun dan Blue Mercury pun terbang dan menolong TJ, dan langsung menghadapi Kitsune, “Kamilah, lawanmu, Demon!” seru Gold-Sun.
“ Kurang ajar! Jangan mengganggu!” Akhirnya Kitsune meladeni pertempuran melawan Gold Sun dan Blue Mercury.
Melihat kesempatan itu, TJ tidak menyianyiakannya, dan langsung menghampiri Arnott, “ Terima kasih, teman-teman!”
“ Arnott bertahanlah!” TJ mengguncang-guncang tubuh Arnott. Tetapi Arnott masih meronta-ronta kesakitan.

“ Tolong aku, kak! Aaarrghh…”  tiba tiba saja, tubuh Arnot mulai bersinar, “ Aaaaarrhh…”
“ Arnot?” TJ terperanjat melihat tubuh Arnot. Otot tubuh Arnott mulai membesar. Fisiknya mulai berubah perlahan.
Apa yang dilihatnya kemudian, sungguh membuat persendian TJ menjadi kendur, karena kini yang didepan matanya, adalah sosok Demon yang perlahan membesar melebihi sedikit tinggi tubuhnya.

“ Grrraaaagghhh!!!!” Arnott kini sudah berubah menjadi Demon.
“ Tidak mungkin…TIDAAAKKKK!!!!!! ” teriak TJ pilu karena melihat Arnott yang sudah berubah menjadi Demon.

“ Apa??” Protonger yang lain terkejut melihatnya, dan mereka juga tidak percaya.

Gold Sun dan Blue Mercury yang sedang bertarung melawan Kitsune pun, dibuat tidak percaya, “ Arnott berubah jadi Demon? Ini tidak mungkin!”
“ Hahahahah!!! Kau lihat kan Protonger!?!” Kitsune kemudian menebas pedangnya kearah Gold-Sun, tetapi Gold Sun dengan sigap berguling ke samping.

“ Arnot? Arnot sadarlaahh!!” TJ mengguncang-guncang tubuh Arnot yang sudah berubah menjadi Demon.
Melihat TJ yang berusaha menyadarkan dirinya, Demon Arnott itu pun langsung menepis tubuh TJ ke samping dengan sekali sapuan tangannya.
“ Arrghh..”
“ TJ!!!!” teriak Protonger yang lain saat melihat TJ terkapar tak berdaya setelah mental di pukul oleh Demon Arnott.

-bersambung-
Story by Krishna Indraprasta

No comments:

Post a Comment