Saturday, April 27, 2013

Protonger : Universe 8 - Evil Protonger! Please Wake Up, Friends!



---- sambungan episode sebelumnya -----

Mendapat serangan itu, membuat Mercury masih bisa untuk berusaha bangkit. Eris yang melihatnya semakin geram, " Benar-benar, serangga pengganggu!" Eris berjalan menghampiri Blue Mercury, sambil mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah, " Hahaha.. Serangan kalian..*uhuk* tidak ada apa-apanyaa...hehe." Dengan badan yang sempoyongan, Blue Mercury berdiri, " C'mon guys! Give me your best shots!" Mercury menantang para Jendral-Jendral Anubis, sampai pada akhirnya, *Zreeeebbb!!!* dari helm yang pecah, terlihat mata Phiand terbelalak.
Ternyata Eris berhasil menusukkan pedangnya ke arah dada kiri Mercury menembus Proton Armornya yang sudah rusak. “Aaaaaarrgghh..” Mercury mengerang menahan rasa sakit di dada kirinya.
" Mati kau, brengseeekk!!!" Eris mencabut pedangnya, dan menendang kuat Mercury, sehingga dia terpental jauh ke belakang. Mercury dalam keadaan kritis setelah mendapat tusukan pedang dari Eris.

" Dasar makhluk lemah! Ini yang kau sebut penyelamat bumi?" Eris berjalan mengelilingi Mercury yang tampak terluka hebat.
" Sekarang..mati kau!!!" Eris mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan bersiap untuk menusuk Mercury. Pedang Eris mulai melesat ke arah Mercury.

--------------------------------------------------------------

" Tunggu Eris! " perintah Adramlech. Pedang Eris terhenti tepat ketika menyentuh permukaan Proton armor Blue Mercury. Eris menoleh ke Adramlech, " Kenapa kau menyuruhku berhenti?! Sedikit lagi kita bisa menghabisi bajingan ini. "
Blue Mercury terkapar tidak berdaya. Luka tusukan pedang di dadanya adalah yang terluka paling parah. Helm Mercury juga rusak akibat menerima pukulan keras dari tombak milik Elathan, Pecahan kaca armor pun melukai wajah Blue Mercury  "Tidak.. Begitu sudah cukup, dia sudah cukup menderita, tinggalkan saja dia!" Adramlech memberikan tanda kepada para Demon Army untuk memasukkan kembali tabung-tabung berisi tubuh pada Protonger ke Kapal Perang..

Eris menatap wajah Blue Mercury yang terkapar, melalui lubang dari helmnya yang rusak berat. " Kali ini kau beruntung, lain kali..." Eris menyarungkan kembali pedangnya, "...hmph! Tidak ada lain kali untukmu!" Eris berjalan ke arah Kapal Perang. Elathan membalikkan badannya, dan masuk ke dalam Kapal.
Eris menyusul Elathan memasuki Kapal, sampai tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, *BRUUAKK!!!* satu Demon Army terlempar dari arah belakang mereka dan mendarat tepat di samping kaki Elathan. Sontak hal itu membuat Elathan dan Eris terkejut. Demon Army yang terlempar itu pun langsung hangus terbakar sebagai tanda mereka musnah.
" Kurang ajar ! Kecoa biru itu masih juga belum...." Ucapan Elathan terhenti saat dia membalikkan badannya.
Tampak Cygnus berdiri berada di depan mata mereka, " Mau apa burung jelek ini? " tanya Eris keheranan.

Cygnus mengangkat sayapnya yang sedari tadi dia bentangkan, muncul 5 orang pemuda yang berdiri berjejer dengan gagahnya.
" Huuh..Siapa kalian? Dan mau apa?" geram Elathan.
" Yo! Mister demon blue! Kau yang membuat teman kami jadi seperti ini? " kata pemuda yang berrambut ikal.
"Beraninya keroyokan, kalian sama saja seperti pengecut! ", lanjut pemuda disebelahnya, sambil membetulkan kacamatanya. Para pemuda itu terdiri dari 4 orang pria dan 1 orang wanita. Kesemuanya mengenakan jaket Varsity identitas mereka masing-masing. Yang wanita tampak menyenderkan kepala Blue Mercury di pangkuannya, "Bertahanlah..", kata wanita itu dengan lembut.

" Banyak omong kalian! Katakan siapa kalian?! " Elathan mulai kesal, dia mengacungkan tombaknya, dan para Demon Army segera membentuk barisan pertahanan di depan Elathan.
" Baiklah..baiklah..kami akan katakan siapa kami ini. " Pemuda berambut ikal itu mengangkat tangan kirinya sejajar dengan kepala, diikuti dengan teman-temannya, lalu dibentangkan semua jarinya. Cincin yang tersemat di jari tengah mereka pun bersinar dan sinarnya membungkus pergelangan tangan. Ketika cahayanya memudar, tampak sebuah Brace yang hampir mirip dengan milik Protonger tersemat di pergelangan tangan mereka.
" Brace itu...jangan-jangan kalian..." Eris terkejut melihat Brace yang tampak muncul di pergelangan tangan mereka.

" Vebby, kau siap? " Vebby meletakkan Blue Mercury dengan perlahan di tanah, dan segera bergabung dengan teman-temannya yang lain, " Aku siap! "
" Baiklah semua...saatnya beraksi! PLANET..CHANCE!! " Tuas pada Brace yang mereka kenakan ditarik ke belakang, seketika itu keluar Soul Beast, dan membungkus tubuh mereka masing-masing. 5 Pemuda itu pun berubah wujud menjadi Protonger Outsider, yang terdiri dari Navi Neptune, Violet Pluto, White Saturn, Orange Uranus, dan Gold Sun sebagai pemimpinnya.

" Apa? Protonger? " Elathan terperanjat saat melihat Protonger Outsider berdiri di depan matanya. Adramlech pun tak kalah terkejutnya, " Ini tidak mungkin! " Tampak raut kepanikan di wajah Adramlech. Dilihatnya salah satu Galaxy Brace milik Protonger dalam genggamannya, " Sebenarnya ada berapa kekuatan yang ada di planet terkutuk itu? " Matanya menerawang jauh.

Protonger Outsider pun, mulai memperkenalkan diri,
"The Planet of Silence...White Saturn! "
"The Planet of Steel..Violet Pluto! "
"The Planet of Deep..Navi Neptune! "
"The Planet of Skies..Orange Uranus! "
"The Holy Judgement..Gold Sun! "
"Menjaga, mencintai, dan membela alam semesta adalah sebuah kewajiban!", seru mereka kompak.
" Galaxy Forces...Proootonger!" *Outsider..Teaaaammmm!!*

"Menyerah bukan pilihan.. Ayo semua!!" Gold Sun mengeluarkan Galaxy Blade dan mulai memimpin serangan, "Siap!!"

"Demon Army, Majuu!!!" Elathan memerintah para Demon Army untuk maju menyerang. Pertempuran pun tak terelakkan. Protonger Outsider melawan para Demon Army.

Dari kejauhan, tampak Hermes tiba di tempat kejadian dengan berlari, dan terkejut saat melihat para Outsider, " Itu..Protonger Outsider ! " Namun matanya tertumbuk pada tubuh Blue Mercury yang terkapar, " Oh tidak, Mercury! " Hermes pun berlari menghampiri tubuh Blue Mercury.
Saat dekat dengan Blue Mercury, Hermes menaruh kepala Mercury di pangkuannya, " Apa yang terjadi? Blue, bertahanlah! Blue..Bluee!!! " Blue Mercury masih tergolek lemas.
"Harus segera kubawa pergi dari sini " Hermes lalu menggendong tubuh Blue Mercury dan segera meninggalkan tempat itu.

Outsider masih terlibat pertarungan dengan para Demon Army, mereka lebih mendominasi pertarungan, Demon Army dengan mudahnya dikalahkan.

Melihat hal itu, membuat Eris murka. Sambil mencabut pedangnya, dia maju menyerang Protonger Outsider. Sasaran pertamanya adalah White Saturn, dengan sigap White Saturn menghindar dari tebasan pedang Eris. Kemudian White Saturn mengeluarkan Peacock Scythenya.

"Mereka cukup tangguh. Tak kusangka mereka bisa menjadi penghalang baru kita." Elathan kemudian memberi kode kepada Goblin yang sedari tadi berdiri disampingnya. Goblin pun maju menolong Eris yang mulai tampak kewalahan melawan White Saturn.
Gold Sun yang melihat Goblin maju menyerang White Saturn, dengan sigap maju membantu Saturn. Sebelum pedang Goblin yang berbahaya itu mengenai Saturn, Gold Sun menahannya menggunakan Garuda Katana miliknya. Goblin sempat terkejut, " Apa?? "
"Hehehe...heaaatt!! " Gold Sun memutar katananya dan membuang pedang Goblin, kemudian langsung menebas Goblin tepat mengenai Armor dadanya. Goblin mundur beberapa senti. Gold Sun lalu ikut menyerang Eris.
" Kurang ajar! " Goblin memeriksa armor tubuhnya, tampak goresan kecil akibat tebasan Garuda Katana. Adramlech yang melihat kejadian tersebut dibuat geram, " Kau pasti bercanda! Semuanya mundur!!!! " Adramlech mengeluarkan sihirnya, sambaran kilat yang hampir sama dengan kilat Goblin, membuyarkan pertarungan Outsider dengan para Demon Army. Kesempatan itu digunakan untuk para Jendral Anubis untuk mundur dan masuk kedalam kapal lalu segera pergi dari tempat tersebut.

Outsider melihat Kapal Kerajaan Anubis meninggalkan Bumi. "Cih, mereka kabur!", geram Neptune. Para Outsider lalu mematikan kekuatan.

Vebby teringat pada Blue Mercury yang terkapar. Dia mencari ke segala arah, " Lho? Kemana perginya? "
Agung menghampiri Vebby, " Apa yang kau cari, Veb? "
"Aku mencari Blue Mercury yang sedang terluka, tapi kok hilang ya? " Vebby masih mengedarkan pandangannya ke segala arah mencari Blue Mercury.
" Mungkin sudah ditolong oleh orang lain. ", jawab Agung lagi. "Mungkin saja...".

Di rumah Eddy, Hermes sedang sibuk merawat luka Phiand. Diatas lemari kecil disamping tempat tidur, tampak Galaxy Brace milik Phiand diletakkan, terlihat rusak berat akibat serangan para Demon tadi siang. Hermes dengan telaten merawat luka-luka ditubuh Phiand. Dengan perlahan dia membalurkan ramuan buatannya ke luka bekas tusukan Pedang Eris di dada kiri Phiand. "Aarrgghhh" Phiand mengerang menahan perih di dadanya. "Bertahanlah..", Hermes lalu membalut semua luka-luka ditubuh Phiand dengan perban. Kepala Phiand di balut perban di sekeliling kening. Tubuhnya juga tidak luput dari balutan perban.
Hermes lalu memandangi Phiand dengan raut wajah cemas. "Semoga saja, ramuan ini bisa menyembuhkan luka-lukanya.", kata Hermes sambil menaikkan selimut Phiand hingga dada. Kemudian dia membereskan peralatan perawatan luka dan obat-obatan lalu pergi meninggalkan kamar.

Saat Hermes meninggalkan kamar, diam-diam Pegasus sudah berada di luar kamar. Pegasus mengintip ke dalam kamar dan melihat Phiand yang terkapar tak berdaya. Pegasus meringkik lemah. Ingin rasanya Pegasus berbuat sesuatu agar bisa menyembuhkan luka-luka di tubuh Phiand. Tak lama, Pegasus beranjak dari tempat dia berdiri, Pegasus berlari kemudian terbang ke angkasa.

Di dalam Istana Kerajaan Anubis, Elathan, Valfare, Eris berdiri di depan 5 tabung kaca berwarna hijau yang berisi tubuh para Protonger didalamnya.
"Jadi ini, bajingan-bajingan yang selama ini menyusahkan kita.", kata Valfare sambil menyeringai.
" Mereka tidak ada apa-apanya ternyata, Goblin lebih hebat dari mereka.", balas Elathan kemudian. Eris menyadari sesuatu datang dari arah pintu. Pintu terbuka dan terlihat Adramlech masuk ruangan diikuti Ukobach yang membawa kotak kaca berisi Galaxy Brace.

Eris memandang curiga terhadap kotak kaca yang di bawa Ukobach, " Apa yang akan kau lakukan dengan Galaxy Brace itu, Adramlech?", tanya Eris kemudian. Adramlech tidak menjawab, dia terus berjalan ke panel instrumen yang letaknya bersebelahan persis dengan tabung yang berisi TJ. Ukobach menaruh kotak kaca tersebut disamping meja dekat panel instrumen.

"Rencana apalagi yang kau inginkan dengan mereka?" Valfare semakin penasaran. Adramlech mengeluarkan salah satu Galaxy Brace dari dalam kotak kaca, " Aku sudah memodifikasi Brace ini. Dengan begitu, mereka bisa menjadi pengikut kita, dan membantu kerajaan Anubis menghancurkan bumi.", jelas Adramlech. Kemudian. Adramlech memasukkan Galaxy Brace satu persatu ke dalam panel instrumen di depannya. Dengan menekan satu tombol, Brace tersebut masuk kedalam pipa saluran dan disalurkan satu persatu ke dalam tabung tempat tubuh Protonger diletakkan. Brace tersebut secara otomatis menempel di tangan kiri mereka masing-masing.
Saat Brace tersebut menempel, para Protonger bereaksi seperti kesakitan, tanda parasit yang berada didalam Brace, sudah masuk kedalam kulit mereka. Eris, Elathan, dan Valfare tampak terpana melihat para pemuda-pemuda Protonger menahan rasa sakit.

Reaksi kesakitan itu berlangsung singkat, lalu mereka tampak normal kembali, tapi mata mereka masih tertutup.
" Apa yang terjadi?? Kenapa mereka?" Elathan keheranan. Adramlech menjelaskan, " Parasitnya sudah masuk kedalam tubuh mereka."
" Parasit?", ujar mereka kompak. Adramlech mengangguk, lalu dia menekan sebuah tombol dan memanggil para Protonger, " Protonger! Keluarlah!" Pintu tabung terbuka dibarengi oleh munculnya asap putih di bawahnya. Mata mereka terbuka satu persatu. Ada yang aneh dengan mata mereka, pupil mata mereka berubah menjadi merah. Kemudian mereka berjalan keluar dari tabung.

" Selamat datang Protonger! Mulai sekarang kalian akan mengikuti perintahku! " Protonger mengangguk dengan wajah dingin. Dengan sikap yang dingin para Protonger menekan tombol di Brace mereka masing-masing dan kemudian mereka berubah wujud menjadi Protonger. Eris, Elathan, dan Valfare sungguh terkejut, Protonger yang seharusnya musuh mereka kini berdiri di depan mereka dan mengikuti semua perintah Adramlech..

" Kau sungguh jenius, Adramlech! Mereka kini menjadi milik kita!" Valfare berseru gembira tak kuasa mengungkapkan perasaan bangganya.
" Jangan senang dulu, ini baru permulaan." Adramlech kemudian berbalik, "Baiklah, kalian semua bersama Goblin, turunlah ke Bumi, hancurkan semua yang ada di Bumi!" Para Protonger mengangguk bersama, dan tampak dibalik visor helm mereka mata mereka menyala kemerahan. Lalu mereka keluar menuju pintu mengikuti Goblin.

Di sebuah rumah besar bergaya tropis ala amerika, tempat para Protonger Outsider team biasa berkumpul. Rumah itu adalah milik Agung Santoso sang Violet Pluto. Rumah tampak sepi, cuma terlihat kegiatan dari arah dapur. Pagi itu, seseorang sedang sibuk membuat sarapan. Dialah Nuansa Herwindo sang Gold Sun.

Karena dia adalah seorang artis terkenal, rumahnya yang berada di tengah kota sudah tidak aman ditinggali, karena banyak sekali wartawan yang menguntit dirinya. Sehingga dia memutuskan untuk pindah ke rumah Agung yang letaknya agak di pinggir kota.
Dodo terlihat sedang menikmati secangkir kopi, sambil melihat foto-foto kejadian sesaat sebelum Protonger Insider di culik oleh para Demon. Foto tersebut berasal dari android Garuda mini yang berasal dari Beast Garuda.

Seseorang masuk ke dapur, dan mendapati Dodo sedang sibuk memperhatikan foto-foto seorang diri, " Tumben udah bangun, do?", sapa orang itu hangat. Dia langsung menuangkankan kopi dari mesin kopi ke dalam cangkir yang sudah dia ambil dari dalam lemari.
Dodo menoleh ke arah orang tersebut, " Oh..kamu toh, Gung. Iya nih, aku lagi liat-liat foto dari Mini Garuda." Agung berjalan menghampiri Dodo. Dilihatnya hamparan foto-foto bergambar kejadian pertempuran Protonger Insider melawan para Demon.

"Lihat deh, kalau aku perhatikan, Demon ini yang diketahui sebagai Goblin, dia mempunyai senjata berbahaya." Dodo menunjuk pada sebuah photo bergambar Goblin yang mengayunkan pedangnya yang tampak bersinar. Gambar tersebut agak kurang jelas, namun terlihat bahwa itu memang Goblin.
" Oh, pedangnya itu ya? " Agung menunjuk kepada gambar pedangnya. Dodo mengangguk, " Yap! Jadi kilatan petir yang tiba-tiba itu mungkin berasal dari pedang itu, dan sepertinya dia mengeluarkan serangannya itu dari jarak jauh."
" Jarak jauh? " Agung mengenyeritkan dahi. " Kenapa mesti dari jarak jauh?"
Dodo mengangkat bahu, " Entahlah. Mungkin serangan tersebut bisa berakibat fatal dan berbalik kepada dirinya."

Agung berpikir keras, sambil berjalan menuju jendela besar, " Kenapa, Gung? Apa kau yang pikirkan? " Tanya Dodo heran.
" Goblin itu...berarti dia bisa dikalahkan dengan serangannya sendiri, atau kita hancurkan saja pedangnya."
" Susah rasanya kalau kita ingin menghancurkan pedangnya. ", kata Dodo pesimis. " Tapi kita bisa memancing dia untuk masuk dalam perangkapnya dia sendiri. Tetapi bagaimana caranya?"
"Itu bisa kupikirkan caranya. "

Di Kota, tampak Pesawat Kerajaan Anubis memasuki atmosfer bumi, dan tepat berhenti di tengah-tengah kota. Tampak beberapa kompi Demon Army diturunkan, diikuti oleh Goblin sebagai pemimpinnya. Orang-orang yang melihat rombongan Demon Army langsung berhamburan menyelamatkan diri.
" Larilah kalian! Selagi bisa!", seru Goblin, sambil mengangkat tinggi-tinggi pedang andalannya. Sekejap dia mengeluarkan jurus rahasianya, sambaran kilat menghujani orang-orang yang sedang panik berlarian menyelamatkan diri. Beberapa ada yang berhasil menyelamatkan diri, ada pula yang terkena serangan kilat.
Dari kerumunan orang menyelamatkan diri, tampak Dhony yang sedang kebetulan lewat situ, melihat para Demon Army berbuat onar, "Huuh...mereka lagi!", ucapnya kesal. Dia pun membantu evakuasi orang-orang menyelamatkan diri, " Ayo semua, lewat sini, pelan-pelan.."

Saat selesai membantu orang-orang evakuasi, Dhony maju di hadapan Goblin, " Kau! Mau apa kau kemari? ", tanya Goblin.
" Hentikan semua ini Goblin! Tak'kan ku biarkan kau mengganggu penduduk bumi! " Dhony menunjukkan Planet Bracenya.
" Brace itu..jadi kau Outsider Team? Baiklah aku hadapi kau sendiri..." Belum selesai Goblin berbicara, datang suara dari arah belakang Dhony, " Dia tidak sendiri! " Dodo dan ke-3 Outsider yang lain berlari menghampiri Dhony, " Teman-teman!"
" Maaf kami terlambat. " Ujar Dodo.
" Tidak apa-apa, keadaannya belum gawat kok. " Dhony tersenyum, "Kalian siap teman-teman?" Yang lain langsung mengangguk mantab.
" Baiklah! Saatnya berubah!! Planet Change!!" Sebuah soul berbentuk beast keluar dari Brace dan langsung membungkus ke-5 pemuda, dan merubah mereka menjadi Protonger Outsider.

Gold Sun memberi perintah sambil menghunuskan Garuda Katana, "Saatnya beraksi!" Protonger Outsider langsung maju melawan Demon Army yang sudah terlihat berlari sambil mengacungkan dagger hitam.
Violet Pluto dan White Saturn bertarung di sisi bagian kiri, Navi Neptune dan Orange Saturn di sisi bagian kanan, dan Gold Sun dengan Garuda Katananya menebas para Demon Army dari arah depan. Duet Pluto dan Saturn merupakan duet combo dalam pertempuran jarak dekat, baik menggunakan senjata GunBlade atau pun tangan kosong.

Goblin yang melihat dari jauh, merasakan gelagat yang tidak enak, Demon Army yang dalam jumlah banyak, perlahan tapi pasti, mulai tumbang satu persatu, " Tidak akan kubiarkan! ", geramnya kesal. Pedangnya diangkat tinggi-tinggi, Pedang Goblin bersinar dan terlihat sedikit sambaran-sambaran petir dimana-mana.
Pluto melihat ke arah Goblin, dia pun memberikan aba-aba kepada Gold Sun. Gold Sun yang memperhatikan Pluto langsung mengangguk mantab. Mereka sudah merencanakan sesuatu untuk memusnahkan Goblin.

Pluto langsung memutar badan menghadap Goblin dan melemparkan Scylla Spear.
Usahanya tampak berhasil. Goblin tidak menyadari serangan Pluto, Scylla Spear langsung menancap didada Goblin tepat di goresan yang beberapa waktu lalu ditebas oleh Gold Sun menggunakan Katana. Pluto langsung melesat ke arah Goblin, dan melayangkan tendangannya tepat di Spear miliknya.
Spear yang tertancap, semakin masuk kedalam, Goblin mengerang kesakitan, "Kurang ajar! Aaaaarrgghh.."
Pedang yang dipegang Goblin terlempar ke udara, Gold Sun lompat dan mengambil pedang milik Goblin.
Pluto yang berada di bawah, mencabut Spear nya. Sebelumnya sebuah tendangan keras Pluto mendarat tepat di wajah Goblin, membuat dia semakin tidak berdaya.

" Gold Sun! Sekarang saatnya! " Teriak Pluto dari bawah.
" Baiklah Heaaat!!!! " Gold menebaskan pedang Goblin dari atas, beserta Garuda Katana nya juga. Tebasan dua pedang membuat Goblin semakin tidak berdaya. Saat pedang Goblin ditebaskan ke tubuhnya, muncul kilatan petir hebat.
Gold Sun lalu mengeluarkan jurus terakhirnya, " Rasakan ini! " Gold Sun mengalirkan energi element ke dalam Garuda Katananya, "HOLY SUNLIGHT " Dan kemudian, Garuda Katana ditebaskan ke arah Goblin, "Heaaaaaattt!!!!" Goblin meledak seketika dan hancur berkeping-keping.

" Berhasiill!!!" Teriak Saturn kegirangan. Gold Sun kemudian menghancurkan pedang Goblin dengan energi element Light miliknya, "Huh, gara-gara ini, kita jadi repot! " Pedang milik Goblin hancur berkeping-keping. Ke-4 outsider berlari menghampiri Gold Sun, " Kau hebat, Sun! " Neptune menepuk pundak Gold Sun..
" Hehehe, terima kasih! Tapi itu semua berkat Pluto juga. " Pluto mengacungkan jempol ke arah Gold Sun.

"Baiklah, bagaimana kalau kita pulang? Aku sudah lapar! ", usul Uranus kemudian, "Hahahaha dasar kau ini!", ledek Gold Sun.
Mereka pun mulai beranjak pergi.

Saat para Outsider baru melangkahkan kaki beberapa langkah, mereka dihadang serangan ledakan yang sangat tiba-tiba, dan membuat mereka tersungkur, " Aaarrrghhh!!!!" Seketika mereka semua tergeletak di tanah.
" Siapa itu? *ugh* apakah...Goblin?"  Neptune mengerang sambil mencoba mencari penyerang mereka..
" Tidak mungkin! Goblin baru saja kita kalahkan. ", balas Pluto kemudian.
" Lalu siapa yang menyerang kita?" Mereka berusaha bangun, dan tampak dibalik kepulan asap, sosok yang mereka sudah kenal.

" Protonger Insider ??? " Uranus terkejut melihatnya.. Kelima Protonger Insider yang berhasil di cuci otaknya oleh Adramlech berdiri tegap di hadapan mereka.
" Kalian sudah kembali? Syukurlah. " Saturn berusaha bangun.

Gold Sun melihat gelagat yang tidak wajar, " Tunggu! Ada yang tidak beres!" Protonger Insider yang sudah berada dalam kekuatan jahat memiliki perbedaan warna visor pada helm mereka. Dibalik visor helm Insider pun tampak mata mereka menyala.

" Apa maksudmu, Sun? ", tanya Pluto heran.
" Mereka bukan yang kita kenal, mereka dalam pengaruh jahat!" Jawab Sun kemudian.

" Hahahahaha!!! Benar sekali, Outsider!" Ada suara yang muncul tiba-tiba.
" Siapa itu? ", seru Neptune. Dari belakang Protonger insider, muncul Adramlech beserta Ukobach.
" Mereka sudah menjadi milik kami! Dengan begitu rencana jahat kami, bisa terlaksana dengan mudah tanpa ada halangan." Protonger Outsider terkejut mendengarnya, " Apa? Tidak mungkin! "

" Tidak! Tidak mungkin!!! " Datang lagi suara dari arah belakang Outsider, dan mereka langsung menengok ke arah datangnya suara itu, "Phiand?", Saturn terkejut sekaligus lega ternyata Blue Mercury masih hidup walau dengan luka disekujur tubuhnya.

Phiand yang dalam keadaan belum pulih sepenuhnya, muncul disana. Dengan wajah penuh balutan perban, " Apa yang kau lakukan terhadap teman-temanku?!!!??" Phiand yang tertatih-tertatih berlari ke depan para Insider..
" Teman-teman! Sadarlah kalian! Ini aku!!",pinta Phiand, sambil mengguncang-guncang tubuh Red Mars kemudian dia beralih ke Black Jupiter. "Adek, ini Mas!! Sadarlah!!",.

"Percuma Blue Mercury! Mereka tidak dapat mendengarmu!" Adramlech menendang Phiand hingga terpental beberapa meter ke belakang.
" Phiand!" Outsider berlari mengerubungi Phiand.
" Kurang ajar kalian, Demon! Apa yang kalian lakukan, sungguh tidak dapat dimaafkan!", teriak Pluto penuh kemarahan.

" Hahahaha! Cukup Outsider! Sekarang matilah kalian semua...Protonger, habisi mereka!" Adramlech berjalan membelakangi Insider. Insider mengangguk. Para Protonger Insider menekan tombol di brace mereka secara bersamaan. Phiand terpekik tertahan "Tidak mungkin!! Itu..." Mereka mengeluarkan senjata pamungkas mereka, yaitu Dragon Cannon.
Phiand sangat terkejut melihatnya, "Tidak! Tidak mungkin mereka bisa menembakkan Dragon Cannon tanpa 6 Protonger."
" Ini bahaya! Cepat semuanya mundur!" Perintah Gold Sun. Mereka berlari menjauh sambil memapah Phiand.

Insider bersiap menembakkan Dragon Cannon yang sudah bersinar, sebagai tanda siap ditembakkan.
"Tembak!!" Dragon Cannon pun ditembakkan. Sinar energinya melesat ke arah Outsider dan Phiand..
" Oh tidak, awas!!!!"
DHUAAAR!!! Sinar energi Dragon Cannon meledak tepat di dekat Outsider, dan mereka semua terpental ke udara, " AaaarrghH!!!!"

"Hahahahahahaha!!! " Adramlech tertawa puas, " Tamat riwayat kalian, Protonger! Hahahahaha!!!"

-bersambung-

Story by Krishna Indraprasta 



Wednesday, April 24, 2013

Protonger Art Eighth

Red Mars, a Strong-man with Phoenix Sword...><
Fight !! Red Mars !! ><

Saturday, April 20, 2013

Protonger : Universe 7 - Critical Moment! Protonger Has Been Kidnapped!

Ruangan kerja Adramlech, terlihat sepi dan kosong. Hanya Adramlech saja yang boleh masuk ke dalam ruangan tersebut. Sebagai ahli strategi dan sebagai ilmuwan handal milik Kerajaan Anubis, dia membutuhkan ruangan khusus untuk dirinya, yang digunakan untuk menyusun rencana jahat dari Kerajaan Anubis.

Pintu ruangan itu terbuka. Sesosok makhluk terlihat masuk ke dalam ruangan tersebut. Sepertinya makhluk itu terlihat terluka parah, dia berjalan sempoyongan dan dari dadanya yang mengenakan armor perang terlihat rusak berat diikuti kepulan asap. Sosok tersebut,menarik kursi yang berada tidak jauh dari pintu masuk, dan kemudian dia pun duduk. Sosok tersebut adalah Adramlech. Pertempuran tempo hari dengan Protonger, mengakibatkan dia terluka parah, dan armor yang dikenakannya yang terkenal kuat, masih bisa ditembus oleh Hippogrif Blade milik Silver Earth.

Adramlech melihat kerusakan armornya, " Ini adalah armor dari bahan yang terkuat.."Diambilnya serpihan armor,  " .. sangat tidak mungkin bisa dirusak bahkan dihancurkan oleh senjata sekuat apapun. Tidak kusangka senjata Protonger bisa lebih kuat dan merusak armorku. "Terpintas kejadian pertarungan melawan Protonger di ingatan Adramlech, "Apa yang mengakibatkan senjata itu bisa sekuat itu. " Adramlech merenung sendirian di ruangannya. Sampai tiba-tiba dia merasakan ada kehadiran sosok lain di ruangannya. Dengan instingnya, dia langsung mencabut pedangnya dan diarahkan ke pojok ruangan dekat dengan pintu masuk, " Siapa disitu!?! Keluar kau!"

Sosok yang bersembunyi diantara rak-rak penyimpan botol-botol kaca berisi ramuan-ramuan hasil kerja Adramlech, keluar dari persembunyiannya. " Kau butuh kerja sama tim,tidak mungkin kau bisa mengalahkan Protonger seorang diri. " Adramlech pun melunak, dia menurunkan pedangnya, " Ternyata kau, Elathan." Sosok misterius itu adalah Elathan. Selama ini Elathan sering memperhatikan gerak-gerik Adramlech.

" Mau apa kau disini? Lagipula ruangan ini terlarang bagi siapa pun, termasuk kau."Adramlech mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari pinggangnya, dan ditumpahkannya semua Energy Dust diatas meja. Dengan sedikit energi dari kedua tangannya, dia pun mulai memperbaiki armornya yang rusak.

Elathan berjalan mengintari meja panjang, berisi peralatan kimia Adramlech, diliatnya gelas ukur besar berisi cairan hijau yang terdapat monster aneh kecil didalamnya, " Saat ini para Protonger semakin kuat. " Elathan mulai angkat bicara, " dan lagi, mereka kedatangan teman baru, yang tampaknya juga sama-sama kuatnya. "

Adramlech yang sedang memperbaiki armornya menoleh sinis ke Elathan, " Memangnya kenapa?Aku belum kalah dari mereka. " Dia meneruskan memperbaiki armornya.Elathan menghentikan langkahnya, dan memutar badannya menghadap Adramlech," Itu sebabnya, kau butuh bantuan..tidak mungkin bisa kau bekerja sendirian. "

" Apa maksudmu? " Adramlech menjadi penasaran. Kemudian Elathan memberi kode ke arah pintu, " Masuklah! " Dari arah luar, tampak sosok Demon yang terlihat lebih menjanjikan dari demon-demon yang sebelumnya.
"Perkenalkan! Ini Goblin! Aku menemukannya di sebuah tempat di Mesir, dia terperangkap dan tertidur selama hampir ribuan tahun, dan aku juga telah membangunkan dan melepaskan sihir yang membelenggunya selama ini. "

Adramlech terpana dengan sosok yang berdiri di depannya, " Kau yakin, kita bisa mengandalkannya? " Adramlech berjalan menghampiri Goblin.
" Goblin adalah makhluk perusak nomor satu di seluruh jagatraya. Kehebatannya sungguh tidak usah diragukan." Jelas Elathan. Adramlech memperhatikan Goblin.
"Aaahh...Aku punya ide. Aku sedang mengembangkan jenis armor baru, bahan yang tidak akan rusak oleh apapun, bahkan oleh persenjataan Protonger! " Adramlech kemudian berjalan keujung ruangan, dia menghampiri kotak besar berada di atas meja panjang. Adramlech membuka kotak itu, dan mengeluarkan sebongkah batu yang tidak begitu besarukurannya, " Ini adalah jenis bahan tambang yang akan kugunakan untuk membuat armor Goblin. Bahan ini adalah bahan pilihan, dan tidak akan mungkinbisa rusak oleh apapun."

Elathan tampak senang, " Hmph..sungguh menarik Adramlech! Lakukan tugasmu, buatlah Armor yang bahkan senjata terkuatpun tak bisa menembusnya." Elathan pun bergegas meninggalkan ruangan, diikuti oleh Goblin. Adramlech menatap sinis ke arah Elathan yang sudah meninggalkan ruangan. Batu yang dipegangnya seakan terlihat bercahaya.

Pagi itu di rumah Eddy, belum terlihat ada kegiatan. Protonger masih terbuaidi dalam mimpi mereka masing-masing. Hanya ada Phiand yang sedang berada di halaman tempat mereka biasa latihan. Phiand sudah terlihat bersimbah keringat. Diasedang latihan bela diri menggunakan boneka latihan bela diri.

Saat sedang asik memukul boneka sasaran, Phiand tidak menyadari bahwa ada yang sedang memperhatikan dirinya. Phiand terlihat sudah lelah, nafasnya tersengal-sengal, segera dia menghentikan latihannya. Phiand melemparkan pandangannya ke arah kanan. Di atas bukit terlihat Cygnus sedari tadi memperhatikan Phiand latihan.
" Yo! Ada Cygnus rupanya?" Ujar Phiand dengan napas tersengal-sengal.

Cygnus memekik, dan sesaat terlihat cahaya bersinar dari matanya, dan ada sosok yang muncul dari sinar tersebut tepat di hadapan Phiand. Dialah Orange Uranus.
Phiand terkejut dibuatnya. " Mau apa kau datang kemari?" Tanya Phiand agak sinis. Orange Uranus masih diam seribu bahasa. "Hei! Kau ini bisu ya? Tidak bisa bicara, hah? " bentak Phiand dengan geram. Galaxy Blade yang sedari tadi ditancapkan dalam di tanah, lalu dicabut oleh Phiand.

" Kau ini datang mau menantangku berkelahi? Aku layani."Phiand berjalan memutar di depan Orange Uranus, sambil menodongkan Galaxy Blade. " Aku tidak mengerti, kalian ini makhluk bumi atau alien nyasar ke bumi." Orange Uranus masih terlihat tenang, dan tidak bergerak sedikit pun, hanya sesekali dia menolehke arah Phiand.
" Hmpf..masih tidak mau bicara ya? Baiklah.." Phiand kemudian bergerak maju mengayunkan pedangnya. Uranus tidak kalah gesit dia langsung melayani pertempuran Phiand menghindari tebasan pedangnya, lalu diapun langsung sekejap mengeluarkan Galaxy Blade. Pertarungan adu pedang pun antara Phiand dan Uranus pun takterelakkan

Saat keduanya mengambil jarak, Phiand lalu melepaskan Galaxy Brace dari lengannya, Uranus sedikit terkejut, " Tidak perlu berubah untuk melayani orang aneh sepertimu..nah sekarang, bersiaplah! Heaat.." Phiand kembali maju, dan pertarungan adu pedang pun kembali terjadi. Disini terlihat Uranus lebih mendominasi pertarungan, dan Phiand sedikit kewalahan. Mungkin karena tenaganya sudah habis digunakan saat latihan.

Dari dalam rumah,keluarlah Eka yang baru saja bangun. Dengan gelas berisi kopi di tangan kirinya, dan mata yang masih setengah tertutup, dia melihat ada 2 orang sedang bertarung adu pedang, " He? Itu siapa sih pagi-pagi udah berantem?" Eka mengucek mata, " Kok kayak Uranus ya? Orange gitu."

Eka pun terkejut saat menyadari benar yang dilihatnya adalah Orange Uranus," heeeee....itu Uranus dan Phiand!!" Dia pun bergegas berlari menghampiri kearah Phiand dan Uranus yang sedang bertarung. Karena terburu-buru Eka tidak menyadari kopi di dalam gelas yang sedang dipegangnya, sedikit tumpah dan mengenainya jarinya, "Adadadaaauuww..panaass!!"  Karena reflek merasakan panas di jarinya, gelas yang dipegangnya pun di lemparnya begitu saja dan pecah mengenai lantai, " Jyaaaahhh..pecah deh! Ah peduliamat!" Dia pun langsung berlari ke arah Phiand dan Uranus yang sedang bertarung.

" Hei kalian tunggu!! Hentikan!" Eka berdiri persis diantara Phiand dan Uranus.
" Minggir kau, Eka!" Phiand mengayunkan pedang ke arah Uranus, namun hampir mengenai Eka. Langsung saja secara spontan, Eka menunduk menghindar, " Waaow...Hei bahaya tau!"

" Phiand! Kau ini kenapa sih?? Kenapa kau melawan dia? Dia itu kan Protonger juga, kita sesama ksatria seharusnya saling bantu bukannya berkelahi!" Phiand tidak mengindahkan kalimat Eka, dia terus saja bertarung melawan Uranus.
" Hadeuh, nih orang susah bener dibilanginnya. Galaxy Change! "Eka pun berubah menjadi Yellow Moon, dan langsung melerai pertarungan.
" Sudahcukup, Phiand!" Galaxy Blade Phiand berhasil mendarat di badan Moon." Hentikan pertempuran sia-sia ini! Uranus ini kan teman kita juga."

Phiand menarik pedang yang mendarat di tubuh Moon, " Kalau memang teman, mengapa dia bertindak sok acuh dan angkuh, waktu di Bali." Tukas Phiand seraya mengacungkan Galaxy Bladenya ke arah Uranus.
" Pasti mereka punya alasan khusus! Tapi itu karenamereka semua teman kita juga! Kita sama-sama Ksatria pilihan Planet Eris."

Phiand sedikit terenyuh hatinya. Uranus pun akhirnya buka suara, " Dia benar. Maafkan sikap kami selama ini kalau tidak nyaman bagi kalian." Moon dan Phiand sungguh terkejut mendengarnya.
" Kau akhirnya bicara juga?" Moon mengguncang badan Uranus, dan Uranus pun mengangguk, " Huh..akhirnya bisa bicara juga kau." Kata Phiand dengan sinis.

Uranus mematikan kekuatannya, " Maaf ya Mercury, Moon..Kalau selama ini sikap kami kurang berkenan di hati kalian." Ujar Dhony tersenyum.
" Haaahh??K-kau..Bos Dhony?" Moon sangat terkejut melihat sosok Uranus yang sesungguhnya. Yellow Moon pun segera mematikan kekuatannya, " Aemm...m-m-maaf pak...k-kalau se-selama ini saya tidak tahu kalau Uranus itu adalah bapak."

" Tidak apa-apa." Balas Dhony tersenyum simpatik, " Sekali lagi aku minta maaf." Dhony mengulurkan tangan ke Phiand. Phiand cuma memandang sinis kearah Uranus.
" Hei..ayolah Phiand."bujuk Eka. Tanpa banyak bicara Phiand pergi meninggalkan mereka berdua.
"Phiand!" Eka memanggil Phiand, " Sudahlah tidak apa-apa Eka.", kata Dhony.
" Maaf pak, aku jadi tidak enak nih." Dhony hanya tersenyum dan menepuk pundak Eka.

TJ dan Ambar mereka baru saja bangun keluar ke halaman belakangrumah. TJ yang menyadari pertama kali ada 3 orang yang sedang berada di halaman belakang, " Hei..siapa itu yang bersama Eka dan Phiand? "
"Entahlah." Jawab Ambar pendek.  Phiand berjalan mendekati TJ dan Ambar, " Hei Phi, siapa itu yang bersama Eka?"
" Orange Uranus!" dengus Phiand sambil terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun. Spontan TJ dan Ambar terkejut, dan saling berpandangan, " Orange Uranus??" Sekejap TJ dan Ambar berlari menghampiri Eka.

Karena mereka berlari bersamaan, mereka terhimpit di mulut pintu beranda, " Haduh!! Pelan-pelan doonk! " Ujar Ambar ketus.
" Ya kamu udah tau aku duluan lari." Balas TJ sambil berusaha keluar.
" Ya udah aku dulu." TJ mengalah dan mereka akhirnya berhasil lolos dari himpitan mulut pintu.

" Eka!"TJ duluan sampai, " Hai TJ! Kenalkan ini.." Belum selesai Eka memperkenalkan Bos nya, Dhony menepuk pundak Eka, sambil berkata, " Aku temannya Eka, maaf ya pagi-pagi sudah mengganggu kalian semua. Aku permisi dulu."
" Eh..tapi..Pak" kata Eka. Tanpa memperdulikan Dhony beranjak meninggalkan Eka, Ambar dan TJ.
"Tunggu...mau kemana kau Uranus?" Dhony menghentikan langkahnya. Eka terkejut mendengar bahwa TJ sudah mengetahui identitas Dhony.

" Jadi kau sudah tahu ya?" Ujar Dhony sambil tersenyum, " Mohon kerjasamanya, Protonger." Dhony kembali melanjutkan berjalan kaki meninggalkan perkarangan itu. Ambar melihat sosok Cygnus diatas bukit
" Ah..lihat itu!" Ujar Ambar sambil menunjuk ke arah atas bukit. Dhony menghilang masuk kedalam cahaya dari sorotan mata Cygnus, lalu Cygnus pun terbang meninggalkan tempat dia berdiri.

" Ternyata Uranus itu...bos ku." Eka terduduk lemas.
" Hah? Apakah itu benar, Eka?" Tanya Ambar. Eka mengangguk lemah. TJ melihat melihat ada Galaxy Blade tertancap di tanah, dia pun mengenali kalau Galaxy Blade itu milik Mercury. Dicabutnya pedang itu," Apa yang terjadi antara Phiand dan Uranus itu?" tanya TJ.
" Tadi Phiand sempat berkelahi dengan Uranus, namun aku berhasil melerai mereka." Jawab Eka. Ambar menolong Eka berdiri, " Sudahlah yang penting kita mandi, lalu sarapan." Eka mengangguk lemah. TJ melihat boneka latihan yang letaknya tidak jauh dari dia berdiri. TJ menghampiri boneka tersebut. Dilihatnya boneka tersebut penuh bekas pukulan keras seseorang.
" Apakah Phiand yang melakukan ini? Tak kusangka dia mempunyai tenaga yang lebih besar." TJ pun beranjak dari situ dan menyusul Ambar juga Eka.

Siang itu, TJ sedang berada di sebuah perusahaan asuransi ternama. Dia sedang dipanggil untuk ditugaskan membetulkan program Finance milik perusahaan, karena TJ memang dikenal sebagai seorang IT yang handal.

Saat itu dia sedang sibuk di depan komputer, berkutat dengan program komputer. Terdengar pintu di ketuk, " Masuk." Jawabnya kemudian, tetapi pandangannya masih tertuju pada layar monitor. Seseorang yang diketahui sebagai seorang Kepala Keuangan masuk ke ruangan komputer, dia sendiri yang memantau pekerjaan TJ. Kepala Keuangan yang diketahui bernama Victor Susanto masuk ke ruangan tersebut sambil membawa dua gelas kopi panas.

" Oh, Bapak Victor." Salam TJ sambil tersenyum ramah. Victor membalas senyuman TJ," Bagaimana? Bisa kau selesaikan?"
" Yah,lumayanlah pak, beberapa sudah bisa saya rampungkan." TJ melakukan sedikit perenggangan otot tangan. Victor menaruh gelas kopi di dekat keyboard, "Ini minumlah."
" Wah, terimakasih pak! Saya jadi tidak enak."

Victor tersenyum mahfum, " Ah..jngan panggil saya Pak. Panggil saya Victor saja, toh umur kita gak beda jauh." Lalu Victor meminum kopi miliknya.
"Hehe..baiklah." Balas TJ. Saat TJ mau mengambil gelas kopinya, dia tak sengaja melihat jemari Victor. Terlihat cincin yang tersemat di jari tengah tangan kiri, batu berwarna hijau tosca berkilau membuat TJ terpana.
Victor menangkap ekspresi TJ, " Kenapa TJ? " Tanya Victor kemudian sambil tersenyum.
" Oh..ah tidak kok Vic." TJ menjadi salah tingkah ketika Victor memergokinya memperhatikan cincin miliknya. Diminumnya kopi miliknya

" Ini yang kau perhatikan dari tadi?" Victor mengacungkan tangan kirinya dan memperlihatkan cincin bertahtakan batu berwarna hijau tosca, " Tidak perlu malu-malu. Aku sebenarnya sudah mengetahui siapa dirimu." Ujar Victor. TJ terkejut bukan kepalang, " Jadi kamu..sudah.."

" Tenang TJ,tenang." Victor menepuk pundak TJ, " Aku pun juga sama sepertimu, leluhurku yang dahulu memberikan kekuatan ini." Jelas Victor.
" Tapi kalau memang benar kenapa kamu dan yang lain tidak pernah menampakkan diri di depan kami?"

Victor yang sedari tadi duduk di atas meja dekat TJ duduk, kini dia beranjak menuju rak buku yang letaknya bersebelahan dengan filling cabinet.
" Kami bukannya tidak mau menampakkan diri. " Diambilnya sebuah buku dari rak tersebut, " Kami butuh waktu untuk bisa muncul berlima." Jelasnya kemudian.
" Oh, begitu ya?" TJ mengangguk pelan berusaha untuk mengerti. Victor sudah mengetahui identitas lain TJ, sejak saat TJ pertama kali mendapat kekuatan Silver Earth, selain itu Victor pernah secara tidak sengaja memergoki TJ ketika sedang berubah menjadi Earth Silver.

" Jadi begitu,TJ..sudah seharusnya kita bekerja sama antara Ksatria Protonger." Tutup Victor kemudian, " Baiklah, aku permisi dulu, masih ada kerjaan yang harus aku urus." Victor menaruh buku yang dipegangnya di dekat layar monitor, dan beranjak keluar ruangan.
" Baik pak,eh Victor." Victor tersenyum sebelum keluar menutup pintu.

TJ merasa tidak enak dengan anggapannya selama ini, " Apa yang dikatakan Hermes dan Eddy benar, mereka butuh waktu untuk bisa muncul dihadapan kita." Sambil meneguk kopi dia kembali ke layar monitor, melanjutkan pekerjaannya.

Di Lovely Wind, Andri, Phiand, Ambar dan Eka sedang berkumpul, mereka sedang asyik bermain gameboard. Saat sedang ditengah permainan, Ambar melirik ke arah jam dinding yang letaknya persis di depannya, " Sudah hampir lewat jam makan siang,tapi kenapa Vebby belum muncul ya?" Ambar membatin di dalam hatinya. Andri mengaburkan lamunan Ambar, " Hei! Bengong aja nih, giliranmu jalan!Mikirin apa sih?"
" Tau nih,mikir negara ya? Hehehe..." Canda Eka kemudian. Ambar tersenyum, " Ah ngga kok! Aku cuman mikir, sudah lewat jammakan siang, tapi Vebby belum muncul ya? Biasanya dia makan siang disini."Semua tampak terdiam.
" Oh, si White Saturn itu ya?" Andri menghela nafas. Ambar mengangguk, "Kenapa sejak kejadian di Bali, dia seperti menutup diri ya?"
" Yaa..kali aja dia.." Belum selesai Eka menyelesaikan kalimatnya, Phiand sontak berdiri dan menggebrak meja, " Bisa gak, kalau tidak membicarakan mereka!!"  kontan membuat seluruh orang di Lovely Wind menjadi terkejut dan ke-3 temannya terdiam.

Phiand melirik keseluruh wajah temannya. Kemudian dia bangkit dari kursi, meraih jaket yang ditaruh di kursi dan keluar ruangan.
" Kenapa kakakmu, ndri?" Tanya Eka penasaran. Andri mengangkat bahu, "Entahlah, dia mungkin kesal dengan Outsider. Aku permisi dulu, mau nyusul masku dulu." Andri beranjak dari kursi dan berlari keluar ruangan mengejar Phiand.

Phiand belum terlalu jauh berjalandari Lovely Wind, Andri berhasil mengejarnya, " Mas, tunggu!" Andri berhasil mencegat kakaknya, " Mas kenapa sih marah-marah kita nyebut Outsider? Memang salah mereka apa?" Tiba-tiba saja emosi Phiand meninggi lagi, " Dek! Cukup ya, kamu sebut-sebut mereka! Aku muak dengan sikap arogan mereka! Biarpun mereka Protonger, aku tidak suka dengan sikap arogan mereka! Mereka pikir itu mereka siapa? Sikapnya seolah yang paling hebat serta acuh tak acuh, aku benci yang seperti itu!"

Tiba-tiba saja,raut wajah Andri berubah. Dia terkejut saat melihat ada Vebby di belakang Phiand. Phiand menangkap ekspresi Andri, lalu dia menengok ke arah belakang.Dilihatnya Vebby berdiri di hadapannya dan Andri. Raut wajah Phiand semakin kesal, lalu dia beranjak meninggalkan adiknya, " Mas! Tunggu mau kemana?!" Dilihatnya Phiand sudah berlari jauh.

Vebby menghampiri Andri, dan Andri merasa tidak enak dengan ucapan kakaknya terhadap Outsider,terlebih Vebby mendengarnya langsung.
" Em..Maafkan kakakku! Dia tidak sungguh-sungguh kok!" Andri membungkukkan badannya.Vebby hanya tersenyum, " Tidak apa-apa kok, aku mengerti perasaan kakakmu."

Andri melihat wajah Vebby, " Benarkah? Aku benar-benar tidak enak dengan..."
" Tidak apa-apa kok, bener." Vebby tersenyum dan dia berjalan memutari Andri," Kami bukannya angkuh, sombong, atau acuh tak acuh. Kami hanya butuh waktu yang tepat untuk bisa muncul di hadapan kalian dan bisa bersama membasmi Kerajaan Anubis. Kita sangat ingin bersama-sama membantu kalian."Mendengar hal tersebut membuat Andri semakin tidak enak hati, karena Phiand sudah mencap buruk Outsider.

" Kami juga ingin, Outsider bisa bersama-sama bekerja sama dengan Insider. Kami sangat menantikan hal itu." Vebby mengangguk mantap, " Pasti! Kita juga sangat menginginkannya." Handphone Vebby tiba-tiba berbunyi, " Ups! Itu tanda ku, aku harus pergi,aku ada janji. Sampai ketemu lagi ya, Ndri!"Vebby menerima panggilan yang masuk di handphone nya sambil beranjak meninggalkan Andri sendiri.

Andri tiba-tiba merasakan sesuatu, Andri pun melihat ada yang sesuatu yang aneh di langit, " Ha? Apa itu?"Di langit tampak ada sebuah pesawat dengan bentuk yang aneh, " Oh tidak! Jangan-jangan..." Segera Andri memanggil Protonger melalui Galaxy Brace, " Teman-teman, aku menemukan keanehan. Sepertinya Anubis mulai menebar teror lagi di tengah kota,segera kita kesana."
" Siap! Segera kesana" terdengar suara balasan dari TJ. Andri lalu berlari menujuke arah ujung pertigaan, letak motornya terparkir disana.

Benar saja,pesawat aneh itu adalah milik armada Kerajaan Anubis. Mereka menurunkan Demon Army dalam jumlah besar di bawah pimpinan Komandan Perang Anubis, yaitu Ayperos dan Jendral mereka yaitu Adramlech beserta Elathan.
" Hancurkan semua, Demon Army! Jangan ada yang tersisa! Hahaha.." Perintah Ayperos sebagai Komandan Perang. Demon Army langsung menyerang penduduk kota yang takberdosa, mereka membantai semua penduduk kota yang berlarian menyelamatkan diri, beberapa diculik untuk diekstrak menjadi Energy Dust dan dirubah menjadi Demon Army.

Beast Dragon pun muncul diangkasa dan membantai semua Demon Army yang sedang menyerang penduduk kota, seketika beberapa Demon Army langsung hancur. Hal itu membuat Ayperos terkejut," Apa?? Tidak mungkin!"
Elathan lansung mengetahui siapa penyebab serangan barusan, " Akhirnya mereka datang...Protonger!" Seru Elathan sambil mengacungkan tombaknya, dan dari kejauhan muncul para Protonger berjalan beriringan. Beast Dragon pun meninggalkan tempat tersebut dan pergi ke langit, Adramlech tampak tersenyum kemenangan,sepertinya ada rencana yang sudah ia siapkan.

" Hentikan Demon! Cukup sudah kalian mengacak-acak kota!" TeriakEddy.
Elathan bergerak maju, " Protonger! Kami sudah muak dengan kalian, yang selalu muncul menghancurkan rencana besar kami!" Eka begitu terperanjat setelah melihat jumlah Demon Army yang begitu banyak, " Wow..wah wah! Mereka gak biasa-biasanya menurunkan pasukan begini banyak!"
" Sekarang, pasukan cere apa lagi yang akan kau keluarkan Elathan!" Ujar Andri.
"Fufufufu...kalian akan segera mengetahuinya, Demon Army, serang mereka!" Perintah Elathan kemudian, lalu Demon Army bergerak maju sambil mengayunkan Demon dagger.
"Teman-teman, bersiaplah! Galaxy...Change!" Mereka akhirnya telah berubah menjadi Protonger. Setelah mengeluarkan senjata andalan masing-masing, mereka maju menyerang Demon Army, "Semuanya maju!" Perintah Mars.

Protonger sedikit kewalahan dengan jumlah Demon Army yang cukup banyak kali ini. Walau mereka sudah menggunakan element magic, tetap jumlah Demon Army lebih banyak dari biasanya, "Mereka terlalu banyak! Kita bisa kalah!" Teriak Venus sambil menghalau para Demon Army yang tak hentinya menyerang dirinya.
"Bertahanlah, semua! Kita yakin pasti menang!" Ujar Mars sambil meyakinkan para teman-temannya. Mars juga tidak kalah kerepotan dibuatnya.

Melihatteman-temannya terdesak Mercury pun mengeluarkan elemental magic nya, "Mercury...Zero Degree!!" Soul Pegasus keluar dari kedua tangannya, dan menghabisi para Demon Army. Para Protonger terkejut saat jurus itu keluar,apalagi Earth. Kemudian dia teringat pada boneka yang dipake Phiand untuk sasaran latihan, " Jadi ternyata dia berlatih jurus ini." Earth membatin dalam hati. Ayperos marah, lagi-lagi pasukannya dikalahkan Protonger," Tidak mungkin! Bagaimana mungkin?" Ayperos tampak kecewa. Setelah mengeluarkan jurus tersebut, Mercury tampak terkulai lemas, "Blue Mercury!" Teriak Earth dan dia menghampiri Mercury.

"Hehe...tidak apa-apa...aku tidak apa-apa." Lalu Mercury berusaha bangun," Benar kau tidak apa-apa?" Earth membantu Mercury untuk berdiri,"Iya aku tidak apa-apa."
Tanpa diduga tiba-tiba saja dari atas datang kilatan yang menyambar-nyambar ke arah para Protonger, dan mereka tidak berdaya saat kilat itu mengenai tubuh mereka, " Aaaaarrghh!!.."


Elathan dan Ayperos tidak kalah terkejut melihat serangan kilat yang mengenai Protonger," Apa itu? Siapa yang melakukannya?" Dari balik kepulan asap akibat hujaman kilat yang bertubi-tubi terlihat sosok monster, yaitu Goblin yang sedang mencengkram Mercury. Sedangkan 5 Protonger lain tersungkur tak sadarkan diri.

" Goblin?" Elathan terkejut, " Adramlech! Apakah ini ide mu?" Elathan menoleh Adramlech.
" Hmph...Iya! Goblin itu memang bagian dari rencanaku! Goblin! Bawa mereka semua!" Perintah Adramlech. Elathan kembali terperanjat setelah mendengar perintah Adramlech untuk Goblin, " Apa maksudmu Adramlech? Untuk apa membawa mereka?" Adramlech membalikkan badannya, " Kita habisi Protonger dengan tangan kita sendiri! Ayperos! Suruh Demon Army membawa para Protonger! Masukkan mereka ke dalam kapal!"
" Baik, Yang Mulia!" Ayperos kemudian memberi perintah kepada Demon Army untuk membawa Protonger masuk ke dalam kapal perang Anubis. 5 Protonger yang pingsan tak berdaya pun diangkut para Demon Army ke dalam kapal.

Mercury yang masih sadar dalam genggaman Goblin, langsung menebaskan Galaxy Blade sehingga melepaskan cengkraman leher Mercury. Mercury pun berhasil lolos,namun dia tidak tinggal diam, Mercury berusaha melawan Goblin dengan tenaga tersisa. Tanpa diduga dari kejauhan, Adramlech menghujani Mercury dengan serangan yang lebih dahsyat, dan membuat dia kembali terkapar, " Mereka memang sungguh merepotkan!" Ujar Adramlech, dia pun masuk kedalam kapal perang Anubis.

5 Protonger yang sudah terikat rantai oleh Adramlech diambil Galaxy Bracenya dan mereka pun kembali ke wujud manusia, " Aku akan mengambil ini." Setelah mengambil Galaxy Brace dia kembali masuk ke dalam. Mercury yang terkapar, dibiarkan begitu saja,dengan tenaga tersisa, dia melihat teman-temannya dibawa oleh para Jendral-jendral Anubis, " T-tunggu...le-lepaskan mereka." Pandangannya mulai kabur.

Ada seseorang yang berlari menghampiri Mercury, " Phiand! Bertahanlah! PHIAND!"Mendengar suara tersebut, Mercury berusaha membuka mata dan mengenali suara yang memanggilnya. Dilihatnya sosok itu adalah Vebby, " Kau!? Lepaskan!" Mercury menepis tangan Vebby, dan bangkit berjalan mengejar kapal perang Anubis, " Anubis sialan! Tunggu!" Namun kapalnya sudah terbang menjauh, " Oh iya..PEGASUS!!!!" Tetapi kekuatannya sudah habis, dan dia langsung jatuh pingsan.
"Phiand!" Teriak Vebby dan langsung menghampiri Mercury.
" Bertahanlah Phiand!" Kekuatan Mercury otomatis mati dan sosoknya kembali menjadi Phiand.
" Phiand bangunlah!" Vebby pun langsung membawa Phiand pergi dari tempat itu.

Malam itu, Phiand terbaring disuatu tempat, saat kesadarannya perlahan mulai pulih, dia mencoba membuka matanya.
" Ugh..dimanaaku?" Diliatnya langit-langit kamar berwarna putih dan tembok yang juga berwarna sama. Dilihatnya dia terbaring di ranjang berselimutkan kain khas rumah sakit. Ternyata Phiand sedang berada di sebuah kamar di rumah sakit.

Dia melihat sekeliling kamar, dan berusaha bangun dari tempat tidur. Disentuhnya wajah yang penuh perban di sekeliling keningnya, dan dirasakan dingin karena perban yangsedikit basah, dan rasa sakit di sekitar keningnya. Teringat kembali pertempuran yang mengakibatkan teman-temannya diculik oleh para Demon. "Aku harus segera menyelamatkan mereka...adikku juga."Phiand segera beranjak dari tempat tidur dan meraih jaket biru nya yang tersampir di sofa dekat dengan posisi tempat tidur.

Agung masuk kedalam ruangan, dan terkejut melihat Phiand meninggalkan ranjang tidurnya," Tunggu! Kau mau kemana? Kau belum sembuh benar!" Agung berusaha menahan Phiand untuk tidak meninggalkan kamar, " Maaf, Nurse, saya ada keperluan mendadak!" Phiand berusaha melepaskan tangannya dari Agung. Tak sengaja pandangannya tertuju kepada tangan kiri Agung, dia menarik lengan Agung, ". Cincin ini...kau? Protonger juga? Kaujuga Outsider??" Ujar Phiand sambil melotot ke arah Agung.

Agung langsung tertunduk. Dia sudah mendengar cerita dari Vebby, kalau Phiand sedang membenci para Outsider.
" Kenapa diam?" hardik Phiand.
" Iya, aku juga Outsider, aku temannya Vebby." Balas Agung kalem. Emosi Phiand semakin memuncak, " Kurang ajar! Tak kusangka hidupku dikelilingi kalian! Minggir! Aku harus menolong teman-teman dan adikku!" Phiand beranjak ke pintu, namun masih bisa dicegah oleh Agung, " Tunggu sebentar Phiand! Jangan terburu-buru! Kau ini masih sakit."
" Minggir! Jangan halangi aku!!" Phiand mendorong Agung ke arah samping. Phiand pun berhasil lolos dan pergi meninggalkan rumah sakit Synergi. Phiand sambil tertatih-tatih dia berlari tanpa arah. Dipikirannya hanya menolong teman-temannya, " Teman-teman! Adek! Tunggulah sebentar, aku akan menolong kalian."

Saat berbelok tikungan jalan dia bertemu dengan Hermes yang sedang mencari para Protonger, tetapi saat itu kondisinya masih lemah, saat melihat Hermes pandangannya kabur, dan dia terjatuh pingsan, " Hermes..teman-teman dan adikku di culi...kk.." BRUUK! Phiand sukses tersungkur di depan kaki Hermes. Hermes terkejut bukan main, ia pun kemudian membopong Phiand kembali ke rumah.

Di Istana Kerajaan Anubis, para Protonger yang berhasil diculik oleh Adramlech, kini diikat oleh rantai dan dimasukan kedalam tabung kaca. Mereka masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk siuman. Tak jauh dari situ ada sebuah kotak kaca berisi Galaxy Brace milik Protonger. Eris yang berada disana, berjalan menyusuri tabung-tabung kaca tersebut.
Langkah nya terhenti di depan tabung yang berisi tubuh Eddy. Eris menatap Eddy yang terbaring tak berdaya,dengan tangan dirantai menghadap ke atas, " Jadi...mereka inilah prajurit-prajurit pilihan para Beast kiriman Eros." Pandangan Eris tertuju kepada kotak kaca berisi Galaxy Brace, dan dia pun menghampiri kotak tersebut. Saat ingin menyentuh kotak berisi Galaxy Brace, ada suara yang mengejutkannya, " Jangan berani-berani kau menyentuhnya Eris!"
Suara tersebut ternyata adalah Elathan, dia masuk ruangan itu diikuti oleh Goblin.

" Elathan! Sungguh kerja yang bagus, kau berhasil menculik mereka!" Elathan berdiri disamping tabung berisi tubuh TJ, "Beginilah seharusnya! Kau harusnya bisa menyingkirkan serangga-serangga ini yang telah mengusik rencana besar Kerajaan Anubis." Eris merasa tersindir dengan ucapan Elathan, dia melemparkan pandangannya kembali ke kotak kaca.

Adramlech masuk menyusul, " Aku punya rencana hebat, untuk mangsa yang telah kita ambilini." Elathan tampak bersemangat mendengarnya, "Rencana apa Adramlech?" Adramlech menengok ke arah Eris, " Kita cuci otak mereka dengan sihir dan jadikan mereka semua menjadi pengikut kita." Dia berjalan menghampiri posisi kotak kaca. Dia membuka kotak tersebut sambil mengeluarkan isinya, " Bayangkan, Elatahan...Kita jadikan Protonger menjadi pengikut kita! Hahahahahaha" Seru Adramlech sambil diangkatnya Galaxy Bracetinggi-tinggi.

" Ide bagus, Adramlech.." Eris menimpali, " ..mereka bisa membantu rencana kita menguasai Bumi." Adramlech tersenyum mendengar Eris, "Aku senang, kau menyukai rencanaku Eris, tapi sebelumnya kita berpesta, kita porak-porandakan kota dahulu! Hahahahaha"

Di rumah Eddy, Phiand dibaringkan di kamarnya. Hermes baru saja mengganti perban kepalanya. Tak lama kemudian, kesadaran Phiand telah kembali, dia berusaha membuka matanya, dia melihat Hermes disamping tempattidur, sedang membereskan kotak obat miliknya.
"Hermes.." Phiand buka suara dengan suara terbata-bata. Hermes merespon panggilan Phiand, " Kau sudah sadar? Syukurlah.. Obat yang kuberikan bekerja dengan sempurna." Phiand melemparkan pandangan ke seluruh ruangan.
" Tenanglah Phiand, jangan banyak bergerak dulu. Kau belum sembuh benar."
" Aku harus menolong yang lain." Phiand berusaha bangun, " Kita harus menyelamatkan mereka." Hermes berusaha mencegah Phiand untuk beranjak dari tempat tidur, " Tenang Phiand! Mereka pasti akan baik-baik saja. Lagipula aku yakin mereka pasti akan baik-baik saja."Hermes mengembalikan Phiand berbaring di ranjang. Mata Phiand menerawang kelangit-langit kamar.
"Hermes..." Phiand buka suara dengan nada sedikit pelan.
" Ya?" Hermes duduk disamping Phiand.
" Sikapku kepada Outsider, aku sangat menyesal, aku termakan emosi dan gengsi."Jelas Phiand mata masih menerawang ke langit-langit.

Hermes menaikkan posisi selimut Phiand, " Aku yakin mereka pasti mengerti, dan mereka tidak akan marah." Phiand menoleh ke Hermes, "Tidak mungkin! Mereka pasti sudah kecewa dan marah padaku. Argh! Dasar bodoh aku ini."
Hermes menggelengkan kepalanya, " Tidak! Mereka masih sangat ingin membantu Insider membasmi Kerajaan Anubis." Mata Phiand masih menerawang kelangit-langit, " Sudahlah yang penting kau istirahat saja dulu, biar keadaanmu pulih kembali." Hermes meninggalkan Phiand sendirian berbaring dikamarnya.
Phiand masih menerawang, namun saat menengok ke arah jendela, dia melihat Pegasus di ujung bukit," Pegasus?" Pegasus merespon panggilan Phiand, dia seperti hendak mengatakan sesuatu. Phiand beranjak dari ranjangnya, mengambil sweater birunya, dan mengenakan sepatu yang terletak di bawah tempat tidur. Sambil mengenakan sweaternya, dia menyelinap keluar jendela, dan berlari menghampiri Pegasus.

Siang hari disudut kota, keadaan sudah rusak parah. Ternyata Kerajaan Anubis telah berhasil mengacak-ngacak kota, “ Setelah kita berhasil menangkap Protonger, tidak ada lagi yang bisa menghalangi kita! Hahahaha." Teriak Elathan kegirangan.
Ternyata dugaan Elathan meleset, tampak dari kejauhan, ada sosok berjalan menghampiri mereka.Wajahnya di balut perban dibagian keningnya, memakai sweater biru dan adatulisan Mercury di dadanya, dialah Phiand. Dia berjalan menghampiri 4 Jendral besar Anubis dan 1 Komandan perangnya.
"Oh ya.... Aku lupa kalau aku menyisakan 1 serangga pengganggu." Ujar Adramlech mengusik kegembiraan Elathan, sambil menunjukke arah Phiand.
Phiand berjalan gagah menghampiri mereka, tidak peduli sakit pada tubuhnya masih belum pulih.
" Kau lagi! Mau apa kau? Mau melawan kami? Tidak mungkin! Satu lawan 5, jelas kau akan kalah!" Elathan berkelakar.

Phiand tersenyum kecut mendengarnya, " Hmpf.. Dasar otak udang! Kau terlalu sombong dengan ucapanmu itu!" Phiand mengambil brace dari saku sweaternya, "Satu.." Dipakainya Galaxy Brace ke tangan kirinya, " ..lebih daricukup, untuk melawan kalian."
Eris yang juga berada disitu semakin geram mendengar kesombongan Phiand, " Dasar pengikut Eros! Kau akan bernasib sama dengan yang lainnya! Kau akan kami habisi!" Eris menarik pedang dari sarungnya.
" Heh.. Coba saja kalau bisa! Bersiaplah! Galaxy..." Phiand berlari menghampiri mereka," ...CHANGE!!!!" Soul Pegasus yang keluar dari Galaxy Brace membungkus tubuh Phiand dan merubahnya menjadi Blue Mercury, "Dasar kurang ajar, kuhabisi nyawamu!" Ujar Eris kesal, dia pun maju meladeni pertarungan Mercury. Sambil mengeluarkan Galaxy Bladenya, Mercury beradu pedang melawan Eris.

Pertarungan antara Eris dan Blue Mercury, tampak kelihatan hampir seimbang atau sama kuatnya.Sampir pada akhirnya, terlihat Blue Mercury lebih unggul dibanding Eris.Mercury berhasil mencengkram Eris dari belakang, sambil menaruh Galaxy Blade di lehernya, "Sekarang...Serahkan teman-temanku, atau kuhabisi nyawa wanita ini!" Eris mulai tampak ketakutan dengan ancaman Mercury, dia melihat para Jendral-Jendral masih berdiri tidakmelakukan apa-apa.
" Cepat katakan! Aku tidak main-main! Aku akan melenyapkan nyawanya, kalau kalian tidak menyerahkan teman-temanku!"
" Adramlech! Elathan! Kenapa kalian diam saja? Cepat bantu aku!" Eris semakin ketakutan,Galaxy Blade semakin menancap di lehernya.

" Baiklah! Aku akan melepaskan teman-temanmu!" Betapa terkejutnya Elathan mendengar hal tersebut, " Apa maksudmu, Adramlech?! Kau bercanda kan?" Sambil memberi kode, Demon Army menurunkan tabung-tabung berisi Protonger yang masih tak sadarkan diri.
" Teman-teman! Apa yang kalian lakukan kepada mereka!" Mercury tanpa sadar melepaskan cengkraman Eris, moment itu langsung dimanfaatkan oleh Adramlech. Dia menyuruh Goblin yang sejak tadi menunggu sambil bersembunyi untuk menyerang Mercury. Goblin datang dengan serangan tiba-tiba, serangan kilat yang menyambar itu muncul lagi dan menghujam Mercury.

Blue Mercury tampak tidak berdaya mendapat kilatan petir itu lagi. Serangan kali ini lebih dahsyat, membuat Proton Armor menjadi rusak dibeberapa tempat akibat hujaman kilatan petir. Setelah kilat itu hilang, Mercury terkapar, tetapi dia masih bisa untuk berusaha bangkit. " Benar-benar gigih sekali dia!" Kata Eris kemudian. Elathan pun maju menyerang Mercury yang tidak berdaya, "Tidak lagi! Heyaaahh..." Tombak andalan Elathan mendarat di tubuh Mercury,dan satu ayunan tombak mengenai bagian wajah, sehingga membuat helmnya rusak berat dan pecah di sisi kiri.

"Ugwaaahh.." Mercury berjuang mati-matian dalam gempuran serangan Elathan dan Goblin.
" Kurang ajar kau Protonger!" Goblin pun marah, dan pedang asal serangan kilatan petir itu, langsung menghujam tubuh Blue Mercury, dia pun terpental beberapa senti kebelakang.

Mendapat serangan itu, membuat Mercury masih bisa untuk berusaha bangkit. Eris yang melihatnya semakin geram, " Benar-benar, serangga pengganggu!" Eris berjalan menghampiri Blue Mercury, sambil mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah, "Hahaha.. Serangan kalian..*uhuk* tidak ada apa-apanyaa...hehe." Dengan badan yang sempoyongan, Blue Mercury berdiri, " Cmon guys! Give me your best shots!" Mercury menantang para Jendral-Jendral Anubis, sampai pada akhirnya, *Zreeeebbb!!!* dari helm yang pecah, terlihat mata Phiand terbelalak.
Ternyata Eris berhasil menusukkan pedangnya ke arah dada kiri Mercury menembus Proton Armornya yang sudah rusak. “Aaaaaarrgghh..” Mercury mengerang menahan rasa sakit di dada kirinya.
" Mati kau,brengseeekk!!!" Eris mencabut pedangnya, dan menendang kuat Mercury,sehingga dia terpental jauh ke belakang. Mercury dalam keadaan kritis setelah mendapat tusukan pedang dari Eris.

" Dasar makhluk lemah! Ini yang kau sebut penyelamat bumi?" Eris berjalan mengelilingi Mercury yang tampak terluka hebat.
"Sekarang..mati kau!!!" Eris mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan bersiap untuk menusuk Mercury. Pedang Eris mulai melesat ke arah Mercury.

- bersambung -

Story by Krishna Indraprasta