Ruangan kerja Adramlech, terlihat sepi dan kosong. Hanya Adramlech
saja yang boleh masuk ke dalam ruangan tersebut. Sebagai ahli strategi
dan sebagai ilmuwan handal milik Kerajaan Anubis, dia membutuhkan
ruangan khusus untuk dirinya, yang digunakan untuk menyusun rencana
jahat dari Kerajaan Anubis.
Pintu ruangan itu terbuka.
Sesosok makhluk terlihat masuk ke dalam ruangan tersebut. Sepertinya
makhluk itu terlihat terluka parah, dia berjalan sempoyongan dan dari
dadanya yang mengenakan armor perang terlihat rusak berat diikuti
kepulan asap. Sosok tersebut,menarik kursi yang berada tidak jauh dari
pintu masuk, dan kemudian dia pun duduk. Sosok tersebut adalah
Adramlech. Pertempuran tempo hari dengan Protonger, mengakibatkan dia
terluka parah, dan armor yang dikenakannya yang terkenal kuat, masih
bisa ditembus oleh Hippogrif Blade milik Silver Earth.
Adramlech
melihat kerusakan armornya, " Ini adalah armor dari bahan yang
terkuat.."Diambilnya serpihan armor, " .. sangat tidak mungkin bisa
dirusak bahkan dihancurkan oleh senjata sekuat apapun. Tidak kusangka
senjata Protonger bisa lebih kuat dan merusak armorku. "Terpintas
kejadian pertarungan melawan Protonger di ingatan Adramlech, "Apa yang
mengakibatkan senjata itu bisa sekuat itu. " Adramlech merenung
sendirian di ruangannya. Sampai tiba-tiba dia merasakan ada kehadiran
sosok lain di ruangannya. Dengan instingnya, dia langsung mencabut
pedangnya dan diarahkan ke pojok ruangan dekat dengan pintu masuk, "
Siapa disitu!?! Keluar kau!"
Sosok yang bersembunyi
diantara rak-rak penyimpan botol-botol kaca berisi ramuan-ramuan hasil
kerja Adramlech, keluar dari persembunyiannya. " Kau butuh kerja sama
tim,tidak mungkin kau bisa mengalahkan Protonger seorang diri. "
Adramlech pun melunak, dia menurunkan pedangnya, " Ternyata kau,
Elathan." Sosok misterius itu adalah Elathan. Selama ini Elathan sering
memperhatikan gerak-gerik Adramlech.
" Mau apa kau
disini? Lagipula ruangan ini terlarang bagi siapa pun, termasuk
kau."Adramlech mengeluarkan sebuah bungkusan kecil dari pinggangnya, dan
ditumpahkannya semua Energy Dust diatas meja. Dengan sedikit energi
dari kedua tangannya, dia pun mulai memperbaiki armornya yang rusak.
Elathan
berjalan mengintari meja panjang, berisi peralatan kimia Adramlech,
diliatnya gelas ukur besar berisi cairan hijau yang terdapat monster
aneh kecil didalamnya, " Saat ini para Protonger semakin kuat. " Elathan
mulai angkat bicara, " dan lagi, mereka kedatangan teman baru, yang
tampaknya juga sama-sama kuatnya. "
Adramlech yang
sedang memperbaiki armornya menoleh sinis ke Elathan, " Memangnya
kenapa?Aku belum kalah dari mereka. " Dia meneruskan memperbaiki
armornya.Elathan menghentikan langkahnya, dan memutar badannya menghadap
Adramlech," Itu sebabnya, kau butuh bantuan..tidak mungkin bisa kau
bekerja sendirian. "
" Apa maksudmu? " Adramlech
menjadi penasaran. Kemudian Elathan memberi kode ke arah pintu, "
Masuklah! " Dari arah luar, tampak sosok Demon yang terlihat lebih
menjanjikan dari demon-demon yang sebelumnya.
"Perkenalkan! Ini
Goblin! Aku menemukannya di sebuah tempat di Mesir, dia terperangkap dan
tertidur selama hampir ribuan tahun, dan aku juga telah membangunkan
dan melepaskan sihir yang membelenggunya selama ini. "
Adramlech
terpana dengan sosok yang berdiri di depannya, " Kau yakin, kita bisa
mengandalkannya? " Adramlech berjalan menghampiri Goblin.
"
Goblin adalah makhluk perusak nomor satu di seluruh jagatraya.
Kehebatannya sungguh tidak usah diragukan." Jelas Elathan. Adramlech
memperhatikan Goblin.
"Aaahh...Aku punya ide. Aku sedang
mengembangkan jenis armor baru, bahan yang tidak akan rusak oleh apapun,
bahkan oleh persenjataan Protonger! " Adramlech kemudian berjalan
keujung ruangan, dia menghampiri kotak besar berada di atas meja
panjang. Adramlech membuka kotak itu, dan mengeluarkan sebongkah batu
yang tidak begitu besarukurannya, " Ini adalah jenis bahan tambang yang
akan kugunakan untuk membuat armor Goblin. Bahan ini adalah bahan
pilihan, dan tidak akan mungkinbisa rusak oleh apapun."
Elathan
tampak senang, " Hmph..sungguh menarik Adramlech! Lakukan tugasmu,
buatlah Armor yang bahkan senjata terkuatpun tak bisa menembusnya."
Elathan pun bergegas meninggalkan ruangan, diikuti oleh Goblin.
Adramlech menatap sinis ke arah Elathan yang sudah meninggalkan ruangan.
Batu yang dipegangnya seakan terlihat bercahaya.
Pagi
itu di rumah Eddy, belum terlihat ada kegiatan. Protonger masih
terbuaidi dalam mimpi mereka masing-masing. Hanya ada Phiand yang sedang
berada di halaman tempat mereka biasa latihan. Phiand sudah terlihat
bersimbah keringat. Diasedang latihan bela diri menggunakan boneka
latihan bela diri.
Saat sedang asik memukul boneka
sasaran, Phiand tidak menyadari bahwa ada yang sedang memperhatikan
dirinya. Phiand terlihat sudah lelah, nafasnya tersengal-sengal, segera
dia menghentikan latihannya. Phiand melemparkan pandangannya ke arah
kanan. Di atas bukit terlihat Cygnus sedari tadi memperhatikan Phiand
latihan.
" Yo! Ada Cygnus rupanya?" Ujar Phiand dengan napas tersengal-sengal.
Cygnus
memekik, dan sesaat terlihat cahaya bersinar dari matanya, dan ada
sosok yang muncul dari sinar tersebut tepat di hadapan Phiand. Dialah
Orange Uranus.
Phiand terkejut dibuatnya. " Mau apa kau datang
kemari?" Tanya Phiand agak sinis. Orange Uranus masih diam seribu
bahasa. "Hei! Kau ini bisu ya? Tidak bisa bicara, hah? " bentak Phiand
dengan geram. Galaxy Blade yang sedari tadi ditancapkan dalam di tanah,
lalu dicabut oleh Phiand.
" Kau ini datang mau
menantangku berkelahi? Aku layani."Phiand berjalan memutar di depan
Orange Uranus, sambil menodongkan Galaxy Blade. " Aku tidak mengerti,
kalian ini makhluk bumi atau alien nyasar ke bumi." Orange Uranus masih
terlihat tenang, dan tidak bergerak sedikit pun, hanya sesekali dia
menolehke arah Phiand.
" Hmpf..masih tidak mau bicara ya?
Baiklah.." Phiand kemudian bergerak maju mengayunkan pedangnya. Uranus
tidak kalah gesit dia langsung melayani pertempuran Phiand menghindari
tebasan pedangnya, lalu diapun langsung sekejap mengeluarkan Galaxy
Blade. Pertarungan adu pedang pun antara Phiand dan Uranus pun
takterelakkan
Saat keduanya mengambil jarak, Phiand
lalu melepaskan Galaxy Brace dari lengannya, Uranus sedikit terkejut, "
Tidak perlu berubah untuk melayani orang aneh sepertimu..nah sekarang,
bersiaplah! Heaat.." Phiand kembali maju, dan pertarungan adu pedang pun
kembali terjadi. Disini terlihat Uranus lebih mendominasi pertarungan,
dan Phiand sedikit kewalahan. Mungkin karena tenaganya sudah habis
digunakan saat latihan.
Dari dalam rumah,keluarlah Eka
yang baru saja bangun. Dengan gelas berisi kopi di tangan kirinya, dan
mata yang masih setengah tertutup, dia melihat ada 2 orang sedang
bertarung adu pedang, " He? Itu siapa sih pagi-pagi udah berantem?" Eka
mengucek mata, " Kok kayak Uranus ya? Orange gitu."
Eka
pun terkejut saat menyadari benar yang dilihatnya adalah Orange Uranus,"
heeeee....itu Uranus dan Phiand!!" Dia pun bergegas berlari menghampiri
kearah Phiand dan Uranus yang sedang bertarung. Karena terburu-buru Eka
tidak menyadari kopi di dalam gelas yang sedang dipegangnya, sedikit
tumpah dan mengenainya jarinya, "Adadadaaauuww..panaass!!" Karena
reflek merasakan panas di jarinya, gelas yang dipegangnya pun di
lemparnya begitu saja dan pecah mengenai lantai, " Jyaaaahhh..pecah deh!
Ah peduliamat!" Dia pun langsung berlari ke arah Phiand dan Uranus yang
sedang bertarung.
" Hei kalian tunggu!! Hentikan!" Eka berdiri persis diantara Phiand dan Uranus.
"
Minggir kau, Eka!" Phiand mengayunkan pedang ke arah Uranus, namun
hampir mengenai Eka. Langsung saja secara spontan, Eka menunduk
menghindar, " Waaow...Hei bahaya tau!"
" Phiand! Kau
ini kenapa sih?? Kenapa kau melawan dia? Dia itu kan Protonger juga,
kita sesama ksatria seharusnya saling bantu bukannya berkelahi!" Phiand
tidak mengindahkan kalimat Eka, dia terus saja bertarung melawan Uranus.
"
Hadeuh, nih orang susah bener dibilanginnya. Galaxy Change! "Eka pun
berubah menjadi Yellow Moon, dan langsung melerai pertarungan.
"
Sudahcukup, Phiand!" Galaxy Blade Phiand berhasil mendarat di badan
Moon." Hentikan pertempuran sia-sia ini! Uranus ini kan teman kita
juga."
Phiand menarik pedang yang mendarat di tubuh
Moon, " Kalau memang teman, mengapa dia bertindak sok acuh dan angkuh,
waktu di Bali." Tukas Phiand seraya mengacungkan Galaxy Bladenya ke arah
Uranus.
" Pasti mereka punya alasan khusus! Tapi itu karenamereka semua teman kita juga! Kita sama-sama Ksatria pilihan Planet Eris."
Phiand
sedikit terenyuh hatinya. Uranus pun akhirnya buka suara, " Dia benar.
Maafkan sikap kami selama ini kalau tidak nyaman bagi kalian." Moon dan
Phiand sungguh terkejut mendengarnya.
" Kau akhirnya bicara juga?"
Moon mengguncang badan Uranus, dan Uranus pun mengangguk, "
Huh..akhirnya bisa bicara juga kau." Kata Phiand dengan sinis.
Uranus
mematikan kekuatannya, " Maaf ya Mercury, Moon..Kalau selama ini sikap
kami kurang berkenan di hati kalian." Ujar Dhony tersenyum.
"
Haaahh??K-kau..Bos Dhony?" Moon sangat terkejut melihat sosok Uranus
yang sesungguhnya. Yellow Moon pun segera mematikan kekuatannya, "
Aemm...m-m-maaf pak...k-kalau se-selama ini saya tidak tahu kalau Uranus
itu adalah bapak."
" Tidak apa-apa." Balas Dhony
tersenyum simpatik, " Sekali lagi aku minta maaf." Dhony mengulurkan
tangan ke Phiand. Phiand cuma memandang sinis kearah Uranus.
" Hei..ayolah Phiand."bujuk Eka. Tanpa banyak bicara Phiand pergi meninggalkan mereka berdua.
"Phiand!" Eka memanggil Phiand, " Sudahlah tidak apa-apa Eka.", kata Dhony.
" Maaf pak, aku jadi tidak enak nih." Dhony hanya tersenyum dan menepuk pundak Eka.
TJ
dan Ambar mereka baru saja bangun keluar ke halaman belakangrumah. TJ
yang menyadari pertama kali ada 3 orang yang sedang berada di halaman
belakang, " Hei..siapa itu yang bersama Eka dan Phiand? "
"Entahlah." Jawab Ambar pendek. Phiand berjalan mendekati TJ dan Ambar, " Hei Phi, siapa itu yang bersama Eka?"
"
Orange Uranus!" dengus Phiand sambil terus berjalan tanpa menoleh
sedikit pun. Spontan TJ dan Ambar terkejut, dan saling berpandangan, "
Orange Uranus??" Sekejap TJ dan Ambar berlari menghampiri Eka.
Karena mereka berlari bersamaan, mereka terhimpit di mulut pintu beranda, " Haduh!! Pelan-pelan doonk! " Ujar Ambar ketus.
" Ya kamu udah tau aku duluan lari." Balas TJ sambil berusaha keluar.
" Ya udah aku dulu." TJ mengalah dan mereka akhirnya berhasil lolos dari himpitan mulut pintu.
"
Eka!"TJ duluan sampai, " Hai TJ! Kenalkan ini.." Belum selesai Eka
memperkenalkan Bos nya, Dhony menepuk pundak Eka, sambil berkata, " Aku
temannya Eka, maaf ya pagi-pagi sudah mengganggu kalian semua. Aku
permisi dulu."
" Eh..tapi..Pak" kata Eka. Tanpa memperdulikan Dhony beranjak meninggalkan Eka, Ambar dan TJ.
"Tunggu...mau
kemana kau Uranus?" Dhony menghentikan langkahnya. Eka terkejut
mendengar bahwa TJ sudah mengetahui identitas Dhony.
"
Jadi kau sudah tahu ya?" Ujar Dhony sambil tersenyum, " Mohon
kerjasamanya, Protonger." Dhony kembali melanjutkan berjalan kaki
meninggalkan perkarangan itu. Ambar melihat sosok Cygnus diatas bukit
"
Ah..lihat itu!" Ujar Ambar sambil menunjuk ke arah atas bukit. Dhony
menghilang masuk kedalam cahaya dari sorotan mata Cygnus, lalu Cygnus
pun terbang meninggalkan tempat dia berdiri.
" Ternyata Uranus itu...bos ku." Eka terduduk lemas.
"
Hah? Apakah itu benar, Eka?" Tanya Ambar. Eka mengangguk lemah. TJ
melihat melihat ada Galaxy Blade tertancap di tanah, dia pun mengenali
kalau Galaxy Blade itu milik Mercury. Dicabutnya pedang itu," Apa yang
terjadi antara Phiand dan Uranus itu?" tanya TJ.
" Tadi Phiand
sempat berkelahi dengan Uranus, namun aku berhasil melerai mereka."
Jawab Eka. Ambar menolong Eka berdiri, " Sudahlah yang penting kita
mandi, lalu sarapan." Eka mengangguk lemah. TJ melihat boneka latihan
yang letaknya tidak jauh dari dia berdiri. TJ menghampiri boneka
tersebut. Dilihatnya boneka tersebut penuh bekas pukulan keras
seseorang.
" Apakah Phiand yang melakukan ini? Tak kusangka dia
mempunyai tenaga yang lebih besar." TJ pun beranjak dari situ dan
menyusul Ambar juga Eka.
Siang itu, TJ sedang berada di
sebuah perusahaan asuransi ternama. Dia sedang dipanggil untuk
ditugaskan membetulkan program Finance milik perusahaan, karena TJ
memang dikenal sebagai seorang IT yang handal.
Saat itu
dia sedang sibuk di depan komputer, berkutat dengan program komputer.
Terdengar pintu di ketuk, " Masuk." Jawabnya kemudian, tetapi
pandangannya masih tertuju pada layar monitor. Seseorang yang diketahui
sebagai seorang Kepala Keuangan masuk ke ruangan komputer, dia sendiri
yang memantau pekerjaan TJ. Kepala Keuangan yang diketahui bernama
Victor Susanto masuk ke ruangan tersebut sambil membawa dua gelas kopi
panas.
" Oh, Bapak Victor." Salam TJ sambil tersenyum ramah. Victor membalas senyuman TJ," Bagaimana? Bisa kau selesaikan?"
"
Yah,lumayanlah pak, beberapa sudah bisa saya rampungkan." TJ melakukan
sedikit perenggangan otot tangan. Victor menaruh gelas kopi di dekat
keyboard, "Ini minumlah."
" Wah, terimakasih pak! Saya jadi tidak enak."
Victor
tersenyum mahfum, " Ah..jngan panggil saya Pak. Panggil saya Victor
saja, toh umur kita gak beda jauh." Lalu Victor meminum kopi miliknya.
"Hehe..baiklah."
Balas TJ. Saat TJ mau mengambil gelas kopinya, dia tak sengaja melihat
jemari Victor. Terlihat cincin yang tersemat di jari tengah tangan kiri,
batu berwarna hijau tosca berkilau membuat TJ terpana.
Victor menangkap ekspresi TJ, " Kenapa TJ? " Tanya Victor kemudian sambil tersenyum.
"
Oh..ah tidak kok Vic." TJ menjadi salah tingkah ketika Victor
memergokinya memperhatikan cincin miliknya. Diminumnya kopi miliknya
"
Ini yang kau perhatikan dari tadi?" Victor mengacungkan tangan kirinya
dan memperlihatkan cincin bertahtakan batu berwarna hijau tosca, " Tidak
perlu malu-malu. Aku sebenarnya sudah mengetahui siapa dirimu." Ujar
Victor. TJ terkejut bukan kepalang, " Jadi kamu..sudah.."
"
Tenang TJ,tenang." Victor menepuk pundak TJ, " Aku pun juga sama
sepertimu, leluhurku yang dahulu memberikan kekuatan ini." Jelas Victor.
" Tapi kalau memang benar kenapa kamu dan yang lain tidak pernah menampakkan diri di depan kami?"
Victor
yang sedari tadi duduk di atas meja dekat TJ duduk, kini dia beranjak
menuju rak buku yang letaknya bersebelahan dengan filling cabinet.
"
Kami bukannya tidak mau menampakkan diri. " Diambilnya sebuah buku dari
rak tersebut, " Kami butuh waktu untuk bisa muncul berlima." Jelasnya
kemudian.
" Oh, begitu ya?" TJ mengangguk pelan berusaha untuk
mengerti. Victor sudah mengetahui identitas lain TJ, sejak saat TJ
pertama kali mendapat kekuatan Silver Earth, selain itu Victor pernah
secara tidak sengaja memergoki TJ ketika sedang berubah menjadi Earth
Silver.
" Jadi begitu,TJ..sudah seharusnya kita bekerja
sama antara Ksatria Protonger." Tutup Victor kemudian, " Baiklah, aku
permisi dulu, masih ada kerjaan yang harus aku urus." Victor menaruh
buku yang dipegangnya di dekat layar monitor, dan beranjak keluar
ruangan.
" Baik pak,eh Victor." Victor tersenyum sebelum keluar menutup pintu.
TJ
merasa tidak enak dengan anggapannya selama ini, " Apa yang dikatakan
Hermes dan Eddy benar, mereka butuh waktu untuk bisa muncul dihadapan
kita." Sambil meneguk kopi dia kembali ke layar monitor, melanjutkan
pekerjaannya.
Di Lovely Wind, Andri, Phiand, Ambar dan
Eka sedang berkumpul, mereka sedang asyik bermain gameboard. Saat sedang
ditengah permainan, Ambar melirik ke arah jam dinding yang letaknya
persis di depannya, " Sudah hampir lewat jam makan siang,tapi kenapa
Vebby belum muncul ya?" Ambar membatin di dalam hatinya. Andri
mengaburkan lamunan Ambar, " Hei! Bengong aja nih, giliranmu
jalan!Mikirin apa sih?"
" Tau nih,mikir negara ya? Hehehe..."
Canda Eka kemudian. Ambar tersenyum, " Ah ngga kok! Aku cuman mikir,
sudah lewat jammakan siang, tapi Vebby belum muncul ya? Biasanya dia
makan siang disini."Semua tampak terdiam.
" Oh, si White Saturn
itu ya?" Andri menghela nafas. Ambar mengangguk, "Kenapa sejak kejadian
di Bali, dia seperti menutup diri ya?"
" Yaa..kali aja dia.."
Belum selesai Eka menyelesaikan kalimatnya, Phiand sontak berdiri dan
menggebrak meja, " Bisa gak, kalau tidak membicarakan mereka!!" kontan
membuat seluruh orang di Lovely Wind menjadi terkejut dan ke-3 temannya
terdiam.
Phiand melirik keseluruh wajah temannya. Kemudian dia bangkit dari kursi, meraih jaket yang ditaruh di kursi dan keluar ruangan.
"
Kenapa kakakmu, ndri?" Tanya Eka penasaran. Andri mengangkat bahu,
"Entahlah, dia mungkin kesal dengan Outsider. Aku permisi dulu, mau
nyusul masku dulu." Andri beranjak dari kursi dan berlari keluar ruangan
mengejar Phiand.
Phiand belum terlalu jauh
berjalandari Lovely Wind, Andri berhasil mengejarnya, " Mas, tunggu!"
Andri berhasil mencegat kakaknya, " Mas kenapa sih marah-marah kita
nyebut Outsider? Memang salah mereka apa?" Tiba-tiba saja emosi Phiand
meninggi lagi, " Dek! Cukup ya, kamu sebut-sebut mereka! Aku muak dengan
sikap arogan mereka! Biarpun mereka Protonger, aku tidak suka dengan
sikap arogan mereka! Mereka pikir itu mereka siapa? Sikapnya seolah yang
paling hebat serta acuh tak acuh, aku benci yang seperti itu!"
Tiba-tiba
saja,raut wajah Andri berubah. Dia terkejut saat melihat ada Vebby di
belakang Phiand. Phiand menangkap ekspresi Andri, lalu dia menengok ke
arah belakang.Dilihatnya Vebby berdiri di hadapannya dan Andri. Raut
wajah Phiand semakin kesal, lalu dia beranjak meninggalkan adiknya, "
Mas! Tunggu mau kemana?!" Dilihatnya Phiand sudah berlari jauh.
Vebby
menghampiri Andri, dan Andri merasa tidak enak dengan ucapan kakaknya
terhadap Outsider,terlebih Vebby mendengarnya langsung.
"
Em..Maafkan kakakku! Dia tidak sungguh-sungguh kok!" Andri membungkukkan
badannya.Vebby hanya tersenyum, " Tidak apa-apa kok, aku mengerti
perasaan kakakmu."
Andri melihat wajah Vebby, " Benarkah? Aku benar-benar tidak enak dengan..."
"
Tidak apa-apa kok, bener." Vebby tersenyum dan dia berjalan memutari
Andri," Kami bukannya angkuh, sombong, atau acuh tak acuh. Kami hanya
butuh waktu yang tepat untuk bisa muncul di hadapan kalian dan bisa
bersama membasmi Kerajaan Anubis. Kita sangat ingin bersama-sama
membantu kalian."Mendengar hal tersebut membuat Andri semakin tidak enak
hati, karena Phiand sudah mencap buruk Outsider.
"
Kami juga ingin, Outsider bisa bersama-sama bekerja sama dengan Insider.
Kami sangat menantikan hal itu." Vebby mengangguk mantap, " Pasti! Kita
juga sangat menginginkannya." Handphone Vebby tiba-tiba berbunyi, "
Ups! Itu tanda ku, aku harus pergi,aku ada janji. Sampai ketemu lagi ya,
Ndri!"Vebby menerima panggilan yang masuk di handphone nya sambil
beranjak meninggalkan Andri sendiri.
Andri tiba-tiba
merasakan sesuatu, Andri pun melihat ada yang sesuatu yang aneh di
langit, " Ha? Apa itu?"Di langit tampak ada sebuah pesawat dengan bentuk
yang aneh, " Oh tidak! Jangan-jangan..." Segera Andri memanggil
Protonger melalui Galaxy Brace, " Teman-teman, aku menemukan keanehan.
Sepertinya Anubis mulai menebar teror lagi di tengah kota,segera kita
kesana."
" Siap! Segera kesana" terdengar suara balasan dari TJ.
Andri lalu berlari menujuke arah ujung pertigaan, letak motornya
terparkir disana.
Benar saja,pesawat aneh itu adalah
milik armada Kerajaan Anubis. Mereka menurunkan Demon Army dalam jumlah
besar di bawah pimpinan Komandan Perang Anubis, yaitu Ayperos dan Jendral
mereka yaitu Adramlech beserta Elathan.
" Hancurkan semua, Demon
Army! Jangan ada yang tersisa! Hahaha.." Perintah Ayperos sebagai
Komandan Perang. Demon Army langsung menyerang penduduk kota yang
takberdosa, mereka membantai semua penduduk kota yang berlarian
menyelamatkan diri, beberapa diculik untuk diekstrak menjadi Energy Dust
dan dirubah menjadi Demon Army.
Beast Dragon pun
muncul diangkasa dan membantai semua Demon Army yang sedang menyerang
penduduk kota, seketika beberapa Demon Army langsung hancur. Hal itu
membuat Ayperos terkejut," Apa?? Tidak mungkin!"
Elathan lansung
mengetahui siapa penyebab serangan barusan, " Akhirnya mereka
datang...Protonger!" Seru Elathan sambil mengacungkan tombaknya, dan
dari kejauhan muncul para Protonger berjalan beriringan. Beast Dragon
pun meninggalkan tempat tersebut dan pergi ke langit, Adramlech tampak
tersenyum kemenangan,sepertinya ada rencana yang sudah ia siapkan.
" Hentikan Demon! Cukup sudah kalian mengacak-acak kota!" TeriakEddy.
Elathan
bergerak maju, " Protonger! Kami sudah muak dengan kalian, yang selalu
muncul menghancurkan rencana besar kami!" Eka begitu terperanjat setelah
melihat jumlah Demon Army yang begitu banyak, " Wow..wah wah! Mereka
gak biasa-biasanya menurunkan pasukan begini banyak!"
" Sekarang, pasukan cere apa lagi yang akan kau keluarkan Elathan!" Ujar Andri.
"Fufufufu...kalian
akan segera mengetahuinya, Demon Army, serang mereka!" Perintah Elathan
kemudian, lalu Demon Army bergerak maju sambil mengayunkan Demon
dagger.
"Teman-teman, bersiaplah! Galaxy...Change!" Mereka
akhirnya telah berubah menjadi Protonger. Setelah mengeluarkan senjata
andalan masing-masing, mereka maju menyerang Demon Army, "Semuanya
maju!" Perintah Mars.
Protonger sedikit kewalahan
dengan jumlah Demon Army yang cukup banyak kali ini. Walau mereka sudah
menggunakan element magic, tetap jumlah Demon Army lebih banyak dari
biasanya, "Mereka terlalu banyak! Kita bisa kalah!" Teriak Venus sambil
menghalau para Demon Army yang tak hentinya menyerang dirinya.
"Bertahanlah,
semua! Kita yakin pasti menang!" Ujar Mars sambil meyakinkan para
teman-temannya. Mars juga tidak kalah kerepotan dibuatnya.
Melihatteman-temannya
terdesak Mercury pun mengeluarkan elemental magic nya, "Mercury...Zero
Degree!!" Soul Pegasus keluar dari kedua tangannya, dan menghabisi para
Demon Army. Para Protonger terkejut saat jurus itu keluar,apalagi Earth.
Kemudian dia teringat pada boneka yang dipake Phiand untuk sasaran
latihan, " Jadi ternyata dia berlatih jurus ini." Earth membatin dalam
hati. Ayperos marah, lagi-lagi pasukannya dikalahkan Protonger," Tidak
mungkin! Bagaimana mungkin?" Ayperos tampak kecewa. Setelah mengeluarkan
jurus tersebut, Mercury tampak terkulai lemas, "Blue Mercury!" Teriak
Earth dan dia menghampiri Mercury.
"Hehe...tidak
apa-apa...aku tidak apa-apa." Lalu Mercury berusaha bangun," Benar kau
tidak apa-apa?" Earth membantu Mercury untuk berdiri,"Iya aku tidak
apa-apa."
Tanpa diduga tiba-tiba saja dari atas datang kilatan
yang menyambar-nyambar ke arah para Protonger, dan mereka tidak berdaya
saat kilat itu mengenai tubuh mereka, " Aaaaarrghh!!.."
Elathan
dan Ayperos tidak kalah terkejut melihat serangan kilat yang mengenai
Protonger," Apa itu? Siapa yang melakukannya?" Dari balik kepulan asap
akibat hujaman kilat yang bertubi-tubi terlihat sosok monster, yaitu
Goblin yang sedang mencengkram Mercury. Sedangkan 5 Protonger lain
tersungkur tak sadarkan diri.
" Goblin?" Elathan terkejut, " Adramlech! Apakah ini ide mu?" Elathan menoleh Adramlech.
"
Hmph...Iya! Goblin itu memang bagian dari rencanaku! Goblin! Bawa
mereka semua!" Perintah Adramlech. Elathan kembali terperanjat setelah
mendengar perintah Adramlech untuk Goblin, " Apa maksudmu Adramlech?
Untuk apa membawa mereka?" Adramlech membalikkan badannya, " Kita habisi
Protonger dengan tangan kita sendiri! Ayperos! Suruh Demon Army membawa
para Protonger! Masukkan mereka ke dalam kapal!"
" Baik, Yang
Mulia!" Ayperos kemudian memberi perintah kepada Demon Army untuk
membawa Protonger masuk ke dalam kapal perang Anubis. 5 Protonger yang
pingsan tak berdaya pun diangkut para Demon Army ke dalam kapal.
Mercury
yang masih sadar dalam genggaman Goblin, langsung menebaskan Galaxy
Blade sehingga melepaskan cengkraman leher Mercury. Mercury pun berhasil
lolos,namun dia tidak tinggal diam, Mercury berusaha melawan Goblin
dengan tenaga tersisa. Tanpa diduga dari kejauhan, Adramlech menghujani
Mercury dengan serangan yang lebih dahsyat, dan membuat dia kembali
terkapar, " Mereka memang sungguh merepotkan!" Ujar Adramlech, dia pun
masuk kedalam kapal perang Anubis.
5 Protonger yang
sudah terikat rantai oleh Adramlech diambil Galaxy Bracenya dan mereka
pun kembali ke wujud manusia, " Aku akan mengambil ini." Setelah
mengambil Galaxy Brace dia kembali masuk ke dalam. Mercury yang
terkapar, dibiarkan begitu saja,dengan tenaga tersisa, dia melihat
teman-temannya dibawa oleh para Jendral-jendral Anubis, "
T-tunggu...le-lepaskan mereka." Pandangannya mulai kabur.
Ada
seseorang yang berlari menghampiri Mercury, " Phiand! Bertahanlah!
PHIAND!"Mendengar suara tersebut, Mercury berusaha membuka mata dan
mengenali suara yang memanggilnya. Dilihatnya sosok itu adalah Vebby, "
Kau!? Lepaskan!" Mercury menepis tangan Vebby, dan bangkit berjalan
mengejar kapal perang Anubis, " Anubis sialan! Tunggu!" Namun kapalnya
sudah terbang menjauh, " Oh iya..PEGASUS!!!!" Tetapi kekuatannya sudah
habis, dan dia langsung jatuh pingsan.
"Phiand!" Teriak Vebby dan langsung menghampiri Mercury.
" Bertahanlah Phiand!" Kekuatan Mercury otomatis mati dan sosoknya kembali menjadi Phiand.
" Phiand bangunlah!" Vebby pun langsung membawa Phiand pergi dari tempat itu.
Malam itu, Phiand terbaring disuatu tempat, saat kesadarannya perlahan mulai pulih, dia mencoba membuka matanya.
"
Ugh..dimanaaku?" Diliatnya langit-langit kamar berwarna putih dan
tembok yang juga berwarna sama. Dilihatnya dia terbaring di ranjang
berselimutkan kain khas rumah sakit. Ternyata Phiand sedang berada di
sebuah kamar di rumah sakit.
Dia melihat sekeliling
kamar, dan berusaha bangun dari tempat tidur. Disentuhnya wajah yang
penuh perban di sekeliling keningnya, dan dirasakan dingin karena perban
yangsedikit basah, dan rasa sakit di sekitar keningnya. Teringat
kembali pertempuran yang mengakibatkan teman-temannya diculik oleh para
Demon. "Aku harus segera menyelamatkan mereka...adikku juga."Phiand
segera beranjak dari tempat tidur dan meraih jaket biru nya yang
tersampir di sofa dekat dengan posisi tempat tidur.
Agung
masuk kedalam ruangan, dan terkejut melihat Phiand meninggalkan ranjang
tidurnya," Tunggu! Kau mau kemana? Kau belum sembuh benar!" Agung
berusaha menahan Phiand untuk tidak meninggalkan kamar, " Maaf, Nurse,
saya ada keperluan mendadak!" Phiand berusaha melepaskan tangannya dari
Agung. Tak sengaja pandangannya tertuju kepada tangan kiri Agung, dia
menarik lengan Agung, ". Cincin ini...kau? Protonger juga? Kaujuga
Outsider??" Ujar Phiand sambil melotot ke arah Agung.
Agung langsung tertunduk. Dia sudah mendengar cerita dari Vebby, kalau Phiand sedang membenci para Outsider.
" Kenapa diam?" hardik Phiand.
"
Iya, aku juga Outsider, aku temannya Vebby." Balas Agung kalem. Emosi
Phiand semakin memuncak, " Kurang ajar! Tak kusangka hidupku dikelilingi
kalian! Minggir! Aku harus menolong teman-teman dan adikku!" Phiand
beranjak ke pintu, namun masih bisa dicegah oleh Agung, " Tunggu
sebentar Phiand! Jangan terburu-buru! Kau ini masih sakit."
"
Minggir! Jangan halangi aku!!" Phiand mendorong Agung ke arah samping.
Phiand pun berhasil lolos dan pergi meninggalkan rumah sakit Synergi.
Phiand sambil tertatih-tatih dia berlari tanpa arah. Dipikirannya hanya
menolong teman-temannya, " Teman-teman! Adek! Tunggulah sebentar, aku
akan menolong kalian."
Saat berbelok tikungan jalan dia
bertemu dengan Hermes yang sedang mencari para Protonger, tetapi saat
itu kondisinya masih lemah, saat melihat Hermes pandangannya kabur, dan
dia terjatuh pingsan, " Hermes..teman-teman dan adikku di culi...kk.."
BRUUK! Phiand sukses tersungkur di depan kaki Hermes. Hermes terkejut
bukan main, ia pun kemudian membopong Phiand kembali ke rumah.
Di
Istana Kerajaan Anubis, para Protonger yang berhasil diculik oleh
Adramlech, kini diikat oleh rantai dan dimasukan kedalam tabung kaca.
Mereka masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk siuman. Tak jauh dari
situ ada sebuah kotak kaca berisi Galaxy Brace milik Protonger. Eris
yang berada disana, berjalan menyusuri tabung-tabung kaca tersebut.
Langkah
nya terhenti di depan tabung yang berisi tubuh Eddy. Eris menatap Eddy
yang terbaring tak berdaya,dengan tangan dirantai menghadap ke atas, "
Jadi...mereka inilah prajurit-prajurit pilihan para Beast kiriman Eros."
Pandangan Eris tertuju kepada kotak kaca berisi Galaxy Brace, dan dia
pun menghampiri kotak tersebut. Saat ingin menyentuh kotak berisi Galaxy
Brace, ada suara yang mengejutkannya, " Jangan berani-berani kau
menyentuhnya Eris!"
Suara tersebut ternyata adalah Elathan, dia masuk ruangan itu diikuti oleh Goblin.
"
Elathan! Sungguh kerja yang bagus, kau berhasil menculik mereka!"
Elathan berdiri disamping tabung berisi tubuh TJ, "Beginilah seharusnya!
Kau harusnya bisa menyingkirkan serangga-serangga ini yang telah
mengusik rencana besar Kerajaan Anubis." Eris merasa tersindir dengan
ucapan Elathan, dia melemparkan pandangannya kembali ke kotak kaca.
Adramlech
masuk menyusul, " Aku punya rencana hebat, untuk mangsa yang telah kita
ambilini." Elathan tampak bersemangat mendengarnya, "Rencana apa
Adramlech?" Adramlech menengok ke arah Eris, " Kita cuci otak mereka
dengan sihir dan jadikan mereka semua menjadi pengikut kita." Dia
berjalan menghampiri posisi kotak kaca. Dia membuka kotak tersebut
sambil mengeluarkan isinya, " Bayangkan, Elatahan...Kita jadikan
Protonger menjadi pengikut kita! Hahahahahaha" Seru Adramlech sambil
diangkatnya Galaxy Bracetinggi-tinggi.
" Ide bagus,
Adramlech.." Eris menimpali, " ..mereka bisa membantu rencana kita
menguasai Bumi." Adramlech tersenyum mendengar Eris, "Aku senang, kau
menyukai rencanaku Eris, tapi sebelumnya kita berpesta, kita
porak-porandakan kota dahulu! Hahahahaha"
Di rumah
Eddy, Phiand dibaringkan di kamarnya. Hermes baru saja mengganti perban
kepalanya. Tak lama kemudian, kesadaran Phiand telah kembali, dia
berusaha membuka matanya, dia melihat Hermes disamping tempattidur,
sedang membereskan kotak obat miliknya.
"Hermes.." Phiand buka
suara dengan suara terbata-bata. Hermes merespon panggilan Phiand, " Kau
sudah sadar? Syukurlah.. Obat yang kuberikan bekerja dengan sempurna."
Phiand melemparkan pandangan ke seluruh ruangan.
" Tenanglah Phiand, jangan banyak bergerak dulu. Kau belum sembuh benar."
"
Aku harus menolong yang lain." Phiand berusaha bangun, " Kita harus
menyelamatkan mereka." Hermes berusaha mencegah Phiand untuk beranjak
dari tempat tidur, " Tenang Phiand! Mereka pasti akan baik-baik saja.
Lagipula aku yakin mereka pasti akan baik-baik saja."Hermes
mengembalikan Phiand berbaring di ranjang. Mata Phiand menerawang
kelangit-langit kamar.
"Hermes..." Phiand buka suara dengan nada sedikit pelan.
" Ya?" Hermes duduk disamping Phiand.
"
Sikapku kepada Outsider, aku sangat menyesal, aku termakan emosi dan
gengsi."Jelas Phiand mata masih menerawang ke langit-langit.
Hermes
menaikkan posisi selimut Phiand, " Aku yakin mereka pasti mengerti, dan
mereka tidak akan marah." Phiand menoleh ke Hermes, "Tidak mungkin!
Mereka pasti sudah kecewa dan marah padaku. Argh! Dasar bodoh aku ini."
Hermes
menggelengkan kepalanya, " Tidak! Mereka masih sangat ingin membantu
Insider membasmi Kerajaan Anubis." Mata Phiand masih menerawang
kelangit-langit, " Sudahlah yang penting kau istirahat saja dulu, biar
keadaanmu pulih kembali." Hermes meninggalkan Phiand sendirian berbaring
dikamarnya.
Phiand masih menerawang, namun saat menengok ke arah
jendela, dia melihat Pegasus di ujung bukit," Pegasus?" Pegasus merespon
panggilan Phiand, dia seperti hendak mengatakan sesuatu. Phiand
beranjak dari ranjangnya, mengambil sweater birunya, dan mengenakan
sepatu yang terletak di bawah tempat tidur. Sambil mengenakan
sweaternya, dia menyelinap keluar jendela, dan berlari menghampiri
Pegasus.
Siang hari disudut kota, keadaan sudah rusak
parah. Ternyata Kerajaan Anubis telah berhasil mengacak-ngacak kota, “
Setelah kita berhasil menangkap Protonger, tidak ada lagi yang bisa
menghalangi kita! Hahahaha." Teriak Elathan kegirangan.
Ternyata
dugaan Elathan meleset, tampak dari kejauhan, ada sosok berjalan
menghampiri mereka.Wajahnya di balut perban dibagian keningnya, memakai
sweater biru dan adatulisan Mercury di dadanya, dialah Phiand. Dia
berjalan menghampiri 4 Jendral besar Anubis dan 1 Komandan perangnya.
"Oh
ya.... Aku lupa kalau aku menyisakan 1 serangga pengganggu." Ujar
Adramlech mengusik kegembiraan Elathan, sambil menunjukke arah Phiand.
Phiand berjalan gagah menghampiri mereka, tidak peduli sakit pada tubuhnya masih belum pulih.
" Kau lagi! Mau apa kau? Mau melawan kami? Tidak mungkin! Satu lawan 5, jelas kau akan kalah!" Elathan berkelakar.
Phiand
tersenyum kecut mendengarnya, " Hmpf.. Dasar otak udang! Kau terlalu
sombong dengan ucapanmu itu!" Phiand mengambil brace dari saku
sweaternya, "Satu.." Dipakainya Galaxy Brace ke tangan kirinya, "
..lebih daricukup, untuk melawan kalian."
Eris yang juga berada
disitu semakin geram mendengar kesombongan Phiand, " Dasar pengikut
Eros! Kau akan bernasib sama dengan yang lainnya! Kau akan kami habisi!"
Eris menarik pedang dari sarungnya.
" Heh.. Coba saja kalau bisa!
Bersiaplah! Galaxy..." Phiand berlari menghampiri mereka,"
...CHANGE!!!!" Soul Pegasus yang keluar dari Galaxy Brace membungkus
tubuh Phiand dan merubahnya menjadi Blue Mercury, "Dasar kurang ajar,
kuhabisi nyawamu!" Ujar Eris kesal, dia pun maju meladeni pertarungan
Mercury. Sambil mengeluarkan Galaxy Bladenya, Mercury beradu pedang
melawan Eris.
Pertarungan antara Eris dan Blue Mercury,
tampak kelihatan hampir seimbang atau sama kuatnya.Sampir pada
akhirnya, terlihat Blue Mercury lebih unggul dibanding Eris.Mercury
berhasil mencengkram Eris dari belakang, sambil menaruh Galaxy Blade di
lehernya, "Sekarang...Serahkan teman-temanku, atau kuhabisi nyawa wanita
ini!" Eris mulai tampak ketakutan dengan ancaman Mercury, dia melihat
para Jendral-Jendral masih berdiri tidakmelakukan apa-apa.
" Cepat katakan! Aku tidak main-main! Aku akan melenyapkan nyawanya, kalau kalian tidak menyerahkan teman-temanku!"
"
Adramlech! Elathan! Kenapa kalian diam saja? Cepat bantu aku!" Eris
semakin ketakutan,Galaxy Blade semakin menancap di lehernya.
"
Baiklah! Aku akan melepaskan teman-temanmu!" Betapa terkejutnya Elathan
mendengar hal tersebut, " Apa maksudmu, Adramlech?! Kau bercanda kan?"
Sambil memberi kode, Demon Army menurunkan tabung-tabung berisi
Protonger yang masih tak sadarkan diri.
" Teman-teman! Apa yang
kalian lakukan kepada mereka!" Mercury tanpa sadar melepaskan cengkraman
Eris, moment itu langsung dimanfaatkan oleh Adramlech. Dia menyuruh
Goblin yang sejak tadi menunggu sambil bersembunyi untuk menyerang
Mercury. Goblin datang dengan serangan tiba-tiba, serangan kilat yang
menyambar itu muncul lagi dan menghujam Mercury.
Blue
Mercury tampak tidak berdaya mendapat kilatan petir itu lagi. Serangan
kali ini lebih dahsyat, membuat Proton Armor menjadi rusak dibeberapa
tempat akibat hujaman kilatan petir. Setelah kilat itu hilang, Mercury
terkapar, tetapi dia masih bisa untuk berusaha bangkit. " Benar-benar
gigih sekali dia!" Kata Eris kemudian. Elathan pun maju menyerang
Mercury yang tidak berdaya, "Tidak lagi! Heyaaahh..." Tombak andalan
Elathan mendarat di tubuh Mercury,dan satu ayunan tombak mengenai bagian
wajah, sehingga membuat helmnya rusak berat dan pecah di sisi kiri.
"Ugwaaahh.." Mercury berjuang mati-matian dalam gempuran serangan Elathan dan Goblin.
"
Kurang ajar kau Protonger!" Goblin pun marah, dan pedang asal serangan
kilatan petir itu, langsung menghujam tubuh Blue Mercury, dia pun
terpental beberapa senti kebelakang.
Mendapat serangan
itu, membuat Mercury masih bisa untuk berusaha bangkit. Eris yang
melihatnya semakin geram, " Benar-benar, serangga pengganggu!" Eris
berjalan menghampiri Blue Mercury, sambil mengambil pedangnya yang
tergeletak di tanah, "Hahaha.. Serangan kalian..*uhuk* tidak ada
apa-apanyaa...hehe." Dengan badan yang sempoyongan, Blue Mercury
berdiri, " Cmon guys! Give me your best shots!" Mercury menantang para
Jendral-Jendral Anubis, sampai pada akhirnya, *Zreeeebbb!!!* dari helm
yang pecah, terlihat mata Phiand terbelalak.
Ternyata Eris
berhasil menusukkan pedangnya ke arah dada kiri Mercury menembus Proton
Armornya yang sudah rusak. “Aaaaaarrgghh..” Mercury mengerang menahan
rasa sakit di dada kirinya.
" Mati kau,brengseeekk!!!" Eris
mencabut pedangnya, dan menendang kuat Mercury,sehingga dia terpental
jauh ke belakang. Mercury dalam keadaan kritis setelah mendapat tusukan
pedang dari Eris.
" Dasar makhluk lemah! Ini yang kau sebut penyelamat bumi?" Eris berjalan mengelilingi Mercury yang tampak terluka hebat.
"Sekarang..mati
kau!!!" Eris mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan bersiap untuk
menusuk Mercury. Pedang Eris mulai melesat ke arah Mercury.
- bersambung -
Story by Krishna Indraprasta
No comments:
Post a Comment