Tuesday, June 11, 2013

Protonger : Universe 13 - Cursed Mutation! Parademon Worm Parasite



Eddy membuka matanya, dan menemukan dirinya berada di sebuah ruangan yang terbakar hebat. Dia terjebak di dalamnya. Kepulan asap mulai masuk hidung, “ –uhuk..uhuk..- dimana aku?-“ Eddy melemparkan pandangan ke seluruh ruangan.
Eddy bangun dari ranjang tempat tidurnya. Kini dia mulai menyadari, dia berada di kamarnya sendiri. Dia pun mulai mencari pintu keluarnya.

Saat dia berjalan menuju pintu kamarnya, dari belakang dari sebuah tangan mencengkram bahunya, sontak dia pun terkejut. Sosok itu menarik tubuh Eddy, dan menatap Eddy lekat-lekat. 2 buah mata berwarna merah darah besar menyala menatap Eddy, “ Si-siapa kau?” Sosok tersebut mencengkram leher Eddy. Namun sosok misterius itu diam seribu bahasa. Dia hanya menampakkan seringai besarnya yang menunjukkan barisan gigi tajam.
“ Lepaskan aku!” Eddy berusaha meraihkan lengannya. Tampak dia segera ingin berubah, namun Galaxy Brace nya tidak ada di lengannya, “ Apa?”

Sosok misterius tersebut mengangkat sebelah tangannya. Sebuah tangan dengan cakar-cakar panjang siap menerjang dirinya, “ Tidak..” dan cakar itupun menghujam wajahnya, “ TIDAAAK!!!!”
Eddy tersadar dari mimpinya, dia melihat kamarnya dalam keadaan baik-baik saja. Jendela kamarnya sedikit terbuka, dan tirai yang menutupinya terbuka setengah bagian. Badan Eddy bersimbah keringat. Dia baru saja mengalami mimpi buruk, “ Ya Tuhan! Ternyata hanya mimpi buruk!” Eddy pun segera bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju jendela kamarnya yang besar. Dia menyibakkan seluruh tirai sehingga kamarnya diterangi cahaya pagi. Eddy pun berjalan menuju balkon kamarnya. Dari situ terlihat jelas dari atas, Phiand, Eka, TJ, Agung, Victor, Dodo sedang bermain futsal di halaman belakang rumahnya.
Di balkon tersebut terdapat meja dan kursi kecil, Eddy pun duduk di kursi tersebut.

Sambil duduk, dia memikirkan mimpi buruk yang baru saja dia alami, “ Siapakah sosok menyeramkan itu? Dan..siapa pula yang membakar rumah ini? Apakah sosok menyeramkan itu?” banyak pertanyaan yang mengusik dirinya tentang mimpi buruk tersebut.
Pintu kamar Eddy di ketuk, “ Masuk..” jawab Eddy, sambil bangun dari kursi. Ternyata yang mengetuk adalah Ambar.
“ Oh kamu, Mbar. Masuk, ada apa?”
“ Mau liat kamu lagi apa. Habis tumben jam segini belum bangun.” Ambar membuka tirai jendela lain yang belum terbuka.
“ Oh itu, hehehe..maaf ya, soalnya semalam aku baru pulang jam 3, aku lelah sekali.”, jawab Eddy seraya di bereskannya selimut di tempat tidur yang masih berantakan.
“ Sudah..sudah!-“ ujar Ambar langsung merebut selimut yang akan dibereskan Eddy, “ Biar aku aja, kamu mandi, trus sarapan gih..well udah bukan sarapan sih, udah mau makan siang.” Eddy melongok ke jam dinding yang letaknya tepat di atas bersebrangan dari ranjangnya, “ Oh iya, kau benar. Sudah jam 11 kurang. Baiklah kalau begitu aku mau mandi dulu.” Eddy segera menuju pintu dan meninggalkan Ambar yang sedang membereskan ranjangnya.

Di luar kamar, Eddy masih termenung memikirkan mimpi buruknya. Dia masih kepikiran, takut kalau nanti bisa terjadi di dunia nyata, “ Ah! Mana mungkin! Itu kan hanya mimpi biasa.” Eddy berusaha membuang jauh-jauh pikirannya, dan dia pun berjalan menuju kamar mandi.

Di istana kerajaan Anubis, Valvare tampak sedang duduk termenung di kursi kebesarannya. Dia termenung memikirkan keberadaan ‘Anak Iblis Anubis’, “ Anak itu, aku harus menemukan keberadaannya. Dengan adanya dia, kekuatan Anak tersebut, Kerajaan Anubis semakin tidak terkalahkan, dan kita bisa mengalahkan Protonger sialan itu!”, gumamnya kesal sambil memukul pegangan kursi tempat dia duduk.

Disaat melampiaskan kekesalannya tersebut, dari arah depan, tepatnya dari arah luar jendela besar yang menghadap langsung keluar, dia melihat seperti ada fenomena aneh yang biasa dia jumpai. Fenomena gumpalan asap melingkar yang diselingi oleh petir-petir, “ Fenomena ini…Yang Mulia Agung Anubis!” Valvare segera bangkit dari kursinya dan menghampiri jendela besar.
“ Hormat hamba kepada Yang Mulia Agung Anubis.” Valvare menunduk memberi hormat. Anubis yang hanya terlihat seperti siluet hitam besar dan mata merahnya seperti ingin berkata sesuatu dan dia sangat menyetujui Valvare untuk mencari Anaknya.
“ Serahkan semuanya kepada hambar, Yang Mulia Agung. Aku akan menemukan Anak Yang Mulia.”, jawab Valfare kemudian. Bersamaan dengan itu, Anubis pun menghilang bersama dengan fenomena tersebut.

Disudut lain, tampak Eris dan Adramlech sedang berada di laboratorium besar tempat pengembangan senjata dan pasukan dari Kerajaan Anubis. Saat itu, Adramlech baru saja menemukan spesies aneh, ketika dia melakukan perjalanan ke pedalaman Planet ke 89 dari tatanan Tata Surya. Sebuah spesies berbentuk seperti cacing parasite yang sangat berbahaya, “Mau kau apakan cacing-cacing aneh itu?” Tanya Eris penasaran melihat Adramlech sedaritadi menatap kearah tabung-tabung kaca berisi beberapa cacing besar berwarna hitam kehijauan.
“ Cacing ini adalah jenis dari spesies yang sangat berbahaya dari seluruh jagat raya.” Jelas Adramlech matanya tak lepas dari tabung kaca yang dipegang.

“ Lalu? Apa hebatnya cacing-cacing itu?” Tanya Eris lagi. Diamatinya cacing-cacing tersebut yang berada dalam tabung tersebut.
Adramlech menatap sinis kearah Eris, “ Kau mau mencobanya?” disodorkannya tabung tersebut kearah wajah Eris.
“ Tidak..tidak! aku hanya bertanya saja.”, tolak Eris sambil mundur menjauh dari Adramlech.
“ Tapi memang sih, aku belum menemukan kehebatan cacing-cacing ini.”, kata Adramlech. Dilihatnya Demon Army yang berjaga di pintu,” Kau! Kemari!” hardik Adramlech.
Demon Army tersebut pun menghampiri Adramlech, “ Hou!” seru Demon Army tersebut yang menandakan mereka menjawab perintah.

Adramlech membuka tabung yang dipegangnya. Kemudian diambilnya salah satu cacing tersebut, “ Ini..Makan!” Adramlech menyodorkan cacing yang diambilnya. Demon Army tampak kebingungan saat menerima cacing itu, “ Hou?”
“ Apa yang kau pikirkan?! Cepat makan!!” Adramlech memukul kepala Demon Army itu. Karena takut dimarahi, maka Demon Army itu pun memakan cacing bewarna hitam kehijauan itu melalui mulut di wajahnya.
“ Apakah enak?”, tanya Eris.
“ Menurutmu bagaimana Eris?” jawab Adramlech kesal, “ Kalau kau penasaran dengan rasanya, silahkan ambil satu, nih!” Adramlech menyodorkan tabung itu kepada Eris, “ Oh, tidak terima kasih.”

Setelah memakan cacing pemberian Adramlech, Demon Army itu pun terasa seperti terbakar leher sampai ke dada. Ini semua adalah efek dari cacing yang dimakannya.
Demon Army itu meronta-ronta kesakitan, dia meminta belas kasihan kepada Adramlech sampai dia berlutut, “ Adramlech! Ini gawat! Cacing tersebut memang berbahaya!” ujar Eris panik.
“ Tenang Eris! Jangan panik seperti itu, kita liat saja hasilnya.”, balas Adramlech sambil menunjuk kepada Demon Army yang mulai menunjukkan hasil.

Demon Army yang kesakitan saat memakan cacing tersebut, perlahan mulai menunjukkan perubahan bentuk pada tubuhnya. Tangan kanannya, mulai menunjukkan perubahan bentuk, bentuk tangannya membesar dengan cakar besar di setiap jarinya. Bentuk otot dada yang mulai membesar, dan tangan kirinya memanjang kuku-kuku tiap jari.
“ Huahahaah! Aku menjadi semakin kuat! Terima kasih, Yang Mulia Adramlech!” ujar sang Demon Army.
Hal tersebut membuat Adramlech dan juga Eris terkejut, karena selain merubah bentuk tubuh, juga merubah pita suara. Kini Demon Army bisa berbicara seperti Eris dan Adramlech, “Dia..dia..bisa…bicara?” kata Eris terkejut, mulutnya menganga seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“ Bukan hanya itu!-“ Adramlech menatap cacing-cacing yang lain yang masih berada dalam tabung kaca yang dipegangnya, “-cacing ini bisa merubah bentuk tubuh mereka, dan juga…menambah kekuatan mereka!” Eris masih terkejut sambil menatap cacing-cacing yang masih menggeliat di dalam tabung kaca.
“ Baiklah kalau begitu, ParaDemon segera pergi ke Bumi! Hancurkan Protonger!!” Perintah Adramlech, “ Baik, Yang Mulia!” Demon Army itu pun pergi setelah memberi hormat.

Eddy yang sedang asik menonton tivi di ruang keluarga, ketika sedang asyik menonton, tanpa disadari dia malah ketiduran, dan dalam tidurnya, mimpi buruk itu muncul lagi. Kini dia seperti melihat adegan film yang terpotong tengah jalan, Sosok bercakar misterius itu berdiri siap menyerang dirinya, tapi tersamar Eddy melihat benda aneh terbang melayang di depan jendela kamarnya yang sudah rusak berantakan akibat kebakaran yang melahap separuh kamarnya, sehingga bagian luar kamar terlihat jelas.
Sebuah sosok melompat dari benda terbang itu dan menolong Eddy yang akan di bunuh oleh makhluk bercakar menyeramkan.  Makhluk bercakar tersebut diserang oleh sosok misterius tersebut. Dia terpental membentur dinding kamar setelah mendapat serangan laser dari benda terbang tersebut, “ Siapa kau?” Eddy berusaha mengenali sosok misterius itu.

“ Ed..Ed! bangun Ed!” ada suara yang membangunkan dia dari mimpinya.
Eddy pun tersadar dari mimpinya, “ Kamu kenapa sih? Mimpi buruk?” Tanya suara yang membangunkan dirinya.
“ Ah, tidak...” jawabnya sedikit berbohong, “ Kau sedang apa disini? Tumben gak kekantor, TJ?”
“ Hari ini aku off, jadi lumayan bisa leha-leha di rumah.” TJ kemudian mengambil posisi duduk di samping Eddy, “ Kau tadi habis mimpi buruk? Jangan bilang ngga, jelas banget kayak orang kena mimpi buruk.”, selidik TJ sambil memindahkan channel televisi.
“ Em..bagaimana ya? Dibilang gak buruk, nggak, dibilang buruk yaa gak juga.” Jawab Eddy kemudian.
Mendengar jawaban Eddy, membuat Tj mengenyeritkan dahi, “ Lho? Maksudnya gimana sih? Kok aku gak ngerti.”
“ Hahahahah..sudah ah gak usah dipikirin!” balas Eddy sambil menepuk dengkul TJ dan berdiri dari sofa, “Aku lapar lagi nih! Ambar masak banyak gak ya? Soalnya tadi aku makan pas banget porsinya disisain”, tanya Eddy sambil memegang perutnya.
“ Bused, Dok! Gak salah kamu?", kata TJ dengan sedikit heran, "Ngga tuh kayaknya."

"Soalnya tadi siang, dia pergi ama Vebby, gak tau kemana. Kalau lapar lagi, pesen aja, atau makan diluar aja.”, jawab TJ matanya tidak lepas dari tivi yang ditontonnya.
“ Yaahh..payah deh, ah!” balas Eddy kesal. Dia pun segera meninggalkan TJ sendirian menonton tivi.
Saat berjalan keluar ruangan, GalaxyBrace Eddy berbunyi, terdengar suara Dodo di ujung sana, “ Guys! Ada masalah! Demon mengacau di kota.”
“Oke, kita segera kesana! Ayo TJ!” Eddy berlari keluar ruangan, “ Siap komandan!” TJ berlari menyusul Eddy.

Di TKP, Eddy dan TJ sudah bersama Dodo, Victor, dan Agung. Mereka melihat para penduduk kota berhamburan menyelamatkan diri mereka masing-masing, “ Sepertinya mereka sendiri, tidak ada bos mereka, hanya Demon Army.”, kata TJ yang sedari tadi memperhatikan Demon Army.
“ Mungkin mereka punya tujuan lain.”, balas Dodo sambil tetap waspada.
“ Protonger!!” terdengar suara berat dari arah depan mereka.
“ Itu dia!” teriak Eddy sambil menunjuk sosok putih yang serupa dengan Demon Army, namun tangan mereka berbeda dengan Demon Army kebanyakan, dan tubuhnya sedikit agak lebih kekar.
“ Lho? Itu bukannya Demon Army ya?-“ ujar Dodo keheranan, “-kok bentuknya lain ya?”
Eddy pun juga menyadari ada yang berbeda dari bentuk Demon Army yang dia lihat, “ Jangan-jangan dia..” ingatannya terngiang kembali ke mimpi buruk yang dia alami, “ Apakah sosok menyeramkan itu, adalah dia?” ujarnya dalam hati.

“ Eddy! Bukan saatnya bengong! Saatnya berubah!” seru TJ menyadarkan lamunan Eddy.
“ Oh..iya..baiklah!” Eddy segera bersiap dengan GalaxyBracenya.
“ Baiklah, Outsider! Saat nya berubah!”, perintah TJ,
“Galaxy…”
“ Planet..”
“ Change!!” Soul Beast keluar dari Galaxy Brace, dan langsung menyelimuti tubuh mereka, dan kemudian ditutup dengan bentuk perubahan helm masing-masing anggota.
Gold Sun menghunus Garuda Katananya, “ Semuanya..Menyerah bukanlah pilihan!”
“ Siap!” jawab yang lain serempak. Insider dan Outsider maju menyerang Demon Army yang sudah power up itu, “ Kalian bukan tandingan ku, Protonger!” dia pun tidak kalah siaga, cakar besar di tangan kanannya, diayunkan ketika Protonger sudah dekat dengan dirinya. Violet Pluto yang kebetulan berada dekat dengan ayunan cakaran itu, dengan siaga, dia langsung berguling ke depan untuk menghindarinya. Disaat bersamaan, Neptune sudah siap dengan Dolphine Tridentnya yang langsung ditebaskan ke arah ParaDemon.
Namun Neptune sedikit terkejut, karena serangannya tidak berbekas sedikitpun, "A... Apa?? Tidak mungkin!"

" Hahahaha!! Sudah kubilang Protonger, kalian bukan tandinganku, Heyaat!!!" Parademon menepis Dolphin Trident yang masih menempel di tubuhnya, dan langsung menghempaskan Neptune.
Neptune pun terpental sedikit jauh, " Neptune!" Teriak Mars, " Kurang ajar! Rasakan ini!" Kepalan tangan Mars membara dan langsung melayangkan sebuah tinju ke arah Parademon.
Tinju itu serta merta berhasil ditahan oleh ParaDemon dengan tangan kirinya.
Sambil menyeringai memperlihatkan deretan gigi tajam, Parademon mulai mengkonfrontir Red Mars, " Dasar kecoa lemah! Kau sebut ini pukulan" Mars tidak berdaya saat tangan kanannya dicengkram Parademon.

Pikiran Mars kembali terusik ke mimpi buruknya, saat melihat seringai wajah Parademon, " Apakah dia makhluk menyeramkan yang ada di dalam mimpiku?"
" Ada apa Protonger? Kau tidak bisa melawanku? Heh?" Parademon menebaskan cakar kanannya berulang kali ke tubuh Red Mars, " Arrghh!!" Red Mars tidak berdaya menerima serangan tersebut.

" Red Mars!!!", teriak Gold Sun. Kemudian dengan Inisiatif sendiri, Gold Sun melepaskan Mini Garuda untuk mengecohkan serangan ParaDemon, "Untuk kali ini saja, tolong ya, teman!" Pinta Gold Sun kepada Mini Garuda, yang langsung dijawab dengan pekikan kecil dan anggukan.
Mini Garuda pun segera terbang dan menyerang membabi-buta ke arah ParaDemon, " Hei!!! Apa-apaan ini!" ParaDemon sedikit kewalahan menghadapi Mini-Garuda yang dalam jumlah banyak menyerang dirinya.

Momen tersebut dimanfaatkan Gold Sun, untuk menolong Red Mars, " Red Mars! Kau tidak apa-apa?!?"
" Ya! Aku baik2 saja." Red Mars segera bangkit dan menyerang ParaDemon menggunakan Phoenix Sword.
Tebasan membabi-buta Red Mars ke tubuh ParaDemon cukup membuatnya kewalahan.
Silver Earth langsung maju membantu Red Mars. Dia melompat dan melancarkan Elemental Energi nya melalui Hippogrif Blade, yang langsung ditebaskan ke arah ParaDemon, "Heavy...Beater!!!"
" Apa?? Arrrghh!!!" ParaDemon terhuyung-huyung saat menerima serangan tersebut, " Ini belum berakhir, Protonger! Tunggu pembalasanku!" ParaDemon menghilang bagai asap dari hadapan Protonger.
" Kurang ajar!! Beraninya kabur! Dasar pengecut!", seru Earth kesal. Kemudian Protonger kecuali Red Mars mematikan kekuatan.

TJ melihat Red Mars berdiri termenung, "Ed! Ada apa sih denganmu hari ini? Kulihat kau banyak melamun, ceritakan pada kami, ada apa?"
Eddy tersadar dari lamunannya, dan dia menatap teman-temannya sudah kembali ke wujud manusia, " Em..tidak ada apa-apa, maafkan aku! Aku hari ini lelah sekali, karena kemarin aku banyak menangani pasien." Mars kemudian mematikan kekuatan.
" Maaf teman, aku permisi dulu, sampai ketemu dirumah." Eddy pun bergegas meninggalkan TJ, Dodo, Agung, dan Victor.

" Kenapa sih dia, TJ?", tanya Victor heran, " Aku tidak tahu. Yang jelas dia pasti punya masalah berat yang tidak ingin menjadi beban pikiran orang lain.", jawab Tj sambil menatap kepergian Eddy.
" Kita harus diskusikan hal ini kepada yang lain, dan juga Hermes.", usul Dodo. Tak lama Dodo melihat Mini-Garuda terbang ke arah dirinya, dan mendarat ditangannya, " Maaf ya kawan, aku jadi merepotkanmu." Kata Dodo kepada Mini-Garuda.
Mini-Garuda menggerakan kepalanya, dan kemudian masuk ke dalam Planet Bracenya.
" Baiklah kalau begitu, ayo kita pulang." , ajak Agung kemudian.
" Okeh! Aku juga sudah lapar, Vebby mungkin masak sesuatu." Sambut Dodo cepat.
" Sampai bertemu lagi, TJ! Dan terima kasih bantuanmu."
" Jangan sungkan! Kita ini Protonger!" Balas Tj sambil sedikit tersenyum, "Okeh, aku pulang dulu." Mereka pun akhirnya berpisah.

Di Rumah, Eddy sudah tampak berada di ruang bersama. Dia sedang duduk di kursi meja kerjanya. Pikirannya menerawang jauh memikirkan kembali arti mimpi tersebut, " Setelah monster bermata merah yang menyeramkan, kini benda aneh yang melayang. Dan aku masih belum melihat jelas mimpi itu." Pandangannya tertumbuk pada pigura photo bergambar Insider sedang berlibur ke Bali.
Di ambilnya figura tersebut, dan dia menatap erat kepada foto didalamnya, "Aku tidak mau,kalau sampai terjadi sesuatu pada teman-temanku! Aku tidak akan bisa memaafkan diriku, kalau mereka celaka."

Karena kemarin dia seharian menangani pasien, dan tidur kurang, saat ini pun, rasa kantuk menyerang dirinya. Benar saja, dia dihadapkan dengan mimpi yang sama. Kali ini dia berusaha untuk mengenali bentuk dan wujud dari sosok misterius yang menolongnya.
Di sebelah kiri jauh di belakang, dia melihat makhluk yang terpental oleh serangan sosok tersebut,  masih bisa berdiri dan berusaha untuk menyerang dirinya. Karena terlalu banyak menghisap asap, membuat dirinya lemah, jadi saat makhluk monster itu maju, Eddy sempat tumbang karena tubuhnya tidak bisa menerima keadaan disekitar.

Di saat genting tersebut, dalam pandangan agak kabur, dia melihat monster tersebut diserang lagi oleh sosok misterius itu lagi. Sosok tersebut setelah berhasil menghalau monster, menghampiri Eddy dan menggendongnya keluar dari kamar Eddy yang sudah hampir hancur itu, "Si...siapa...kau?" Eddy kini pingsan tak berdaya dalam gendongan sosok tersebut, dia tidak sempat melihat jelas sosok tersebut.

Tak lama, dirinya tersadar dari tidurnya, dan dia menemukan Hermes berdiri di depannya.
" Ada apa, Eddy? Tampaknya kau lelah sekali?" Hermes menyalakan lampu kecil yang berada di meja kerja Eddy.
" Hermes?" Eddy melihat ke segala arah, dan menemukan hari sudah gelap, dan dia tertidur di ruang kerjanya sendirian, " Iya, kemaren aku menangani banyak pasien, dan aku belum bisa tidur nyenyak karena..." Eddy menghentikan omongannya.

" Karena apa?" Tanya Hermes penasaran.
" Oh tidak! Tidak karena apa-apa, heheheh..." Jawab cepat sambil menyengir lebar.
" Jelas ada apa-apanya, Ed! Ceritakan padaku." Desak Hermes.
Eddy terdiam, sambil menyandarkan tubuhnya di kursinya.
" Kau pasti mimpi buruk'kan?" Tanya Hermes lagi.
" Tau darimana? Pasti TJ, dasar dia tuh."
" Kau bermimpi apa? Ceritakan kepadaku."
Seakan menemukan tempat untuk menumpahkan uneg-unegnya, Eddy pun akhirnya setuju untuk menceritakan kejadian yang sesungguhnya.
" Baiklah! Aku mengaku..seharian ini aku terus dibayangi mimpi ini."

" Semalam aku bermimpi, aku menemukan diriku berada dikamarku yang sudah terbakar habis! Api disekelilingku." Eddy menatap ke arah langit-langit ruangan, " Disaat aku mencoba untuk menuju pintu, tiba-tiba saja, ada sosok yang menarik tubuhku."

" Sosok? Sosok apa?" Tanya Hermes sedikit heran.
" Sosok monster...aku tidak melihat jelas wujudnya, hanya siluet..tapi yang jelas aku menatap matanya...mata merah berwarna darah yang besar!" Hermes tampak terkejut mendengar penggambaran yang diungkapkan Eddy.
" Dan aku juga melihat deretan gigi-gigi yang tajam berderet rapih saat dia menyeringai." Lanjut Eddy lagi.

" Lalu? Kau hanya melihat sosok itu saja?"
Eddy menggelengkan kepala, " Saat aku tertidur di ruang keluarga, aku melihat ada sosok lagi...sosok misterius, dia terbang melayang di depan jendela kamarku yang sudah rusak."
" Kau melihat jelas sosoknya??" Tanya Hermes cepat.
" Tidak, semua itu begitu samar! Tidak jelas oleh pandanganku." Eddy mengusapkan wajahnya dengan kedua tangannya.

" Sosok terbang??" Hermes terlihat berpikir keras. Sepertinya dia sedang menganalisa mimpi Eddy.
" Tidak hanya itu.." Eddy menimpali, "Maksudnya?"
" Monster itu..aku melihat ada sosok yang menyerang monster tersebut, sepertinya dia dari benda terbang itu." Jelas Eddy lagi, " Apakah kau tahu tentang hal ini Hermes? Mimpi itu terus menghantuiku! Aku takut semua ini akan menjadi nyata!" Hermes mengangguk sambil berjalan ke arah sofa panjang.

" Mimpi buruk yang terus menghantuimu, Eddy, aku kira dia mempunyai arti khusus!" Hermes duduk di sofa panjang dan sambil kemudian menopang dagunya dengan kedua tangannya.
Hermes menghela nafas panjang.  Eddy tampak membaca gelagat tidak enak dari Hermes, " Katakan Hermes, apakah kita akan menghadapi bahaya yang lebih besar?" Eddy berdiri dari kursinya dan menghampiri Hermes.

Ditatapnya erat-erat Eddy, " Aku..aku tidak tahu." Nadanya sedikit berat, "Kau kan tahu, Kerajaan Anubis semakin kuat. Adramlech telah menemukan spesies berbahaya yang dia temukan dari pedalaman planet 89." Penjelasan Hermes kini berbalik membuat Eddy terkejut, " Apa maksudmu?" Eddy duduk disamping Hermes.

" Mereka menemukan Parademon Worm Parasite. Sebuah cacing mutasi dari spesies yang bertahan hidup di Planet tersebut. Planet 89 adalah planet yang tidak bisa dihuni oleh makhluk apapun. Kadar udara yang tidak memungkinkan makhluk apapun untuk hidup didalamnya. Hanya makhluk yang mampu bermutasi yang mampu bertahan hidup, dan cacing itulah yang ditemukan oleh Adramlech."

" Jadi? Kau sudah tahu semua ini? Kapan kau berada disana saat kejadian!??"
" Aku yang memberikan gambarnya." Sebuah suara muncul di ambang pintu.
" Dodo?" Ujar Eddy heran, " Yo!" Balas Dodo tersenyum.
" Aku memberikan gambar yang sempat diambil oleh Mini-Garuda, dan aku pikir Hermes bisa mengungkapkan kejadian aneh ini." Lanjut Dodo lagi.

" ParaDemon, mungkin itu nama monster yang tadi kalian hadapi, adalah Demon Army biasa. Kemungkinan Adramlech telah melakukan eksperimen terhadapnya, dengan menggunakan cacing dari Planet 89." Jelas Hermes lagi.
" Dengan kata lain, Demon Army itu bermutasi?" Hermes mengangguk.
" Sudah kuduga! Kekuatannya berlipat ganda." Eddy mengepalkan kedua tangannya.

Dodo mengambil tempat duduk di seberang Eddy dan Hermes duduk, "Aku sudah menganalisa bersama Agung, dia bisa dikalahkan dengan serangan berurutan antara Dragon Canon dan serangan Gigantic Galaxy Blast.”
“ Serangan simultan seperti itu tidak akan mampu dibentuk oleh ParaDemon ini.” Lanjutnya lagi. Eddy mengangguk.

-------

“ Yang Mulia, Adramlech “ ParaDemon masuk ke laboratorium Adramlech.
Adramlech yang saat itu sedang sibuk meneliti spesies cacing dari Planet 89, terkejut melihat kedatangan ParaDemon, “ Kau! Kenapa kau kemari? Bagaimana tugasmu? Kau sudah menghancurkan Protonger?” Adramlech meletakkan komputer mininya di atas meja.
ParaDemon langsung menunduk memberi hormat, “ Maafkan hamba, Paduka. Mereka masih hidup.”
“ APA?!” teriak Adramlech sambil menatap erat Demon Army, “ Kau belum mengalahkan Protonger, dan berani kembali ke hadapanku!?!” ParaDemon tampak ciut nyalinya melihat Adramlech menatapnya erat-erat ditambah mata Adramlech membesar dan menyala.

“ M..maafkan Hamba…Hamba ingin menambah kekuatan kalau Paduka mengijinkan.”
Mendengar hal itu, membuat Adramlech mengenyeritkan dahi, “ Menambah kekuatan?” ParaDemon menangguk pelan karena masih ketakutan.
Adramlech berjalan menjauhi ParaDemon dan menuju meja. Diangkatnya tabung kaca yang masih berisi beberapa Parademon Parasite Worm.
“ Aku belum mengetahui kalau parasite ini masuk dalam tubuhmu dalam jumlah banyak.” Adramlech menoleh ParaDemon. Dilihatnya ada sebuah luka baret panjang di dadanya, “Tapi, wajib dicoba…”

Adramlech berjalan mendekati ParaDemon. Diambilnya beberapa cacing agak banyak, “Makanlah!”
ParaDemon tampak ragu-ragu menerima cacing-cacing tersebut dari tangan Adramlech, “Apa yang kau tunggu?? Ambil, dan makanlah!”
Akhirnya, ParaDemon mengambil cacing tersebut,” Demi Paduka, hamba akan memakannya.” ParaDemon memasukkan sekitar 4 cacing tersebut kedalam mulutnya. Dan reaksi langsung terjadi, kerongkongan hingga dada menjalar rasa panas. Hingga ke seluruh tubuh.
“ Paduka…-ooeekkhh- tolong…-ohok..ohok- hambaaa..” ParaDemon itu seperti lepas kendali karena menahan rasa sakit yang sangat luar biasa.

“ Tahan ParaDemon! Ini demi kejayaan Kerajaan Anubis!” Adramlech menyeringai lebar.
“ Paduka..tolong…-uughh..hoeek- HUAAAAAAARRRRGHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Tanpa diduga, ukuran tubuh ParaDemon membesar, “ Luar…biasa…” Adramlech terpana melihat ParaDemon ukuran tubuhnya semakin membesar.
Suara ribut tersebut membuat alarm berbunyi, dan saat itu Elathan dan Eris masuk ke dalam laboratorium, karena mereka ingin memeriksa ada gerangan apa yang terjadi.
“ Adramlech!-“ teriak Elathan, “-apa yang terja….di” ucapan Elathan terhenti saat dia melihat ada Golem besar berwarna putih yang mengamuk dalam laboratorium Adramlech.

“ Hahahaha..kau lihat ini Elathan!?!” seru Adramlech, “ Inilah maha karya ku yang terbaru!” ParaDemon yang kini sudah berubah menjadi Golem semakin tidak terkontrol, dia merusak di dalam laboratorium, “ HUUAAARRGHH!!!!!” Golem yang melihat Adramlech, langsung mengambil dan mengangkat Adramlech, “ HEI!!! APA-APAAN KAU?? TURUNKAN AKU!!!!” Adramlech berusaha meronta melepaskan dirinya dari cengkraman Golem-Demon. Adramlech segera menghunuskan pedangnya, dan berubah untuk menusuk Golem-Demon.

Tanpa diduga, Golem tersebut segera melempar kearah tembok, sehingga Adramlech tepental keluar menembus tembok tersebut. Golem-Demon segera merusak tembok tersebut dan berlari keluar ruangan. Golem-Demon semakin tidak terkontrol, dia berlarian di dalam markas Kerajaan Anubis.
Eris dan Elathan segera menghampiri Adramlech, “ Adramlech!” pekik Eris, “ Kau tidak apa-apa?” Adramlech diam terpaku, tatapan matanya kosong, “ Dia..sungguh…luar biasa..”
“ Ayo bangun Adramlech!” Elathan berusaha mengangkat Adramlech.
“ Aaaddaww! Pelan-pelan bodoh! Punggungku sakit! Memangnya kau tidak tau rasanya di lempar makhluk bongsor seperti itu..” Adramlech mendorong kepala Elathan.

“ Biar aku urus dia, Elathan, kau urus Golem itu jangan sampai dia merusak markas.” Pinta Eris. Kemudian Eris dengan perlahan memanggil salah satu Demon Army yang ada di sekitar situ untuk membawa semacam tandu, “ Kalian! Ambil tandu untuk mengangkat dia…tapi ingat, pelan-pelan! Punggungnya cedera berat!”
“ Hou!” 2 Demon Army berlari ke dalam untuk mengambil pesanan yang disuruh oleh Eris.
Eris berusaha membantu Adramlech berdiri. Saat dibantu berdiri, tatapan Adramlech tertuju pada dalam ruangan laboratoriumnya, dan dia melihat ada Demon Army yang melihat cacing-cacing itu keluar dari tabung yang pecah karena terjatuh.
Bukannya mencegah, Adramlech hanya menyeringai lebar, “ Hehehehe..ayo makan! Dan kau akan menemukan kekuatan melebihi segalanya.” Ujarnya dalam hati.

Demon Army itu, langsung memakan beberapa sekaligus. Perubahan langsung terjadi. Namun kali ini dia berubah menjadi makhluk terbang seukuran kurang lebih sama dengan GolemDemon. Dia kini berubah menjadi Cockatrice-Demon
Suara teriakannya membuat Eris terkejut dan langsung melihat ke dalam ruangan, “ Oh tidak! Makhluk apa lagi itu, Adramlech?” Tanya Eris sambil menoleh kearah Adramlech.
Adramlech hanya terdiam, dan menyeringai, “ Kau ini benar-benar keterlaluan!” Makhluk itu mencoba keluar dari laboratorium, dan menjebol tembok yang sudah hancur, sehingga lubangnya semakin besar.

Cockatrice-Demon itu berusaha menyerang Eris, namun dengan sekuat tenaga Eris menahan supaya tidak membahayakan dirinya dan Adramlech.
Tanpa disengaja, kekuatan yang terpendam dari dalam dirinya keluar saat dia berusaha menyelamatkan dirinya dan Adramlech.
Aura energy berwarna merah keluar dari dalam tubuhnya. Aura yang dulu sempat keluar saat dia melawan muridnya dulu, Io.
Hal tersebut membuat Adramlech tercengang, dan terpana. Dulu dia sempat melihat melihat memory yang diambil oleh Banshee, kini dia melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, “ Eris..kau..” desis Adramlech.

Makhluk mutasi dari Demon Army itu, merasa kalah dengan Eris, tidak meneruskan perlawanan. Dia memilih untuk kabur dari dalam Kerajaan.
Eris menatap makhluk itu pergi meninggalkan dirinya, “ Ayo Adramlech kita pergi dari sini. “ dia mengangkat Adramlech ke atas tandu yang sudah di siapkan oleh Demon Army.
Saat mau mengangkat Adramlech, Eris melihat kearah wajah Adramlech yang sedari tadi menatap dirinya, “ Ada apa Adramlech?” Eris tampak kebingungan dengan Adramlech yang sedang menatap dirinya.
“ Ternyata…benar adanya..kau..” Eris semakin tampak kebingungan, “ Apa maksudmu?”
Eris tidak menggubris Adramlech, dengan dibantu oleh 2 Demon Army, dia mengangkat Adramlech ke atas tandu. Dan Adramlech pun di bawa ke ruang perawatan.

Elathan dibantu dengan Ayperos berusaha menghimpun kekuatan untuk menghalau Golem-Demon yang mulai merusak di hanggar pesawat, “ Ayperos!” teriak Elathan
“ Paduka Elathan! Hamba sudah berusaha untuk menghentikan Golem ini, tetapi kekuatannya lebih kuat dari yang hamba perkirakan.” Elathan melihat Golem-Demon merusak beberapa kapal perang.
“ Pikirkan caranya, supaya dia bisa kita tumbangkan!” Tanpa disadari Elathan, dari arah belakang ada erangan burung yang memecahkan telinga, yang terbang kearah hanggar pesawat, “Apalagi ini!?!” Cockatrice-Demon mengeluarkan api dari dalam mulutnya, dan membakar beberapa Demon Army di bawah yang berusaha menghalau Golem-Demon.
“ ADRAMLECH~!!!!!” teriak Elathan kesal.
Burung itu pun terbang keluar, saat dia melihat pintu hanggar terbuka. Melihat kesempatan itu, Golem-Demon melompat dan bergelantungan di kaki Cockatrice-Demon.

“ Paduka-“ Tanya Ayperos, “-bagaimana ini? Dia melarikan diri bersama Golem-Demon”
“ Biarkan saja! Kalau perlu, arahkan dia ke Bumi!” titah Elathan kemudian sambil menarik kerah Ayperos, “ B-baik paduka!” Kemudian Ayperos menaiki kapal perangnya, dan mengejar Cockatrice-Demon.

Ayperos berhasil memperpendek jarak dengan Cockatrice. Dan untuk menarik perhatiannya, dia melepaskan beberapa tembak ke arah Cockatrice-Demon.
Makhluk tersebut berhasil teralihkan perhatiannya, dan dia kini berusah mengejar pesawat Ayperos, “ Kekuatan penuh menuju Bumi!” perintah Ayperos.
“ Hou!” Pesawat langsung tancap gas menuju Bumi.
Cockatrice-Demon menembakkan bola api dari dalam mulutnya, untuk menyerang pesawat Ayperos. Namun pesawat masih mampu bermanuver menghindari serangan Cockatrice-Demon.
“ Persiapkan battle pod! Serang dia, atau kita akan jatuh ke Bumi!” Para Demon-Army yang dilatih untuk mengendalikan battle-pod, langsung bersiap mengambil posisi yang sudah ditentukan.
Battle –Pod yang berada di belakang pesawat, segera menembakkan sinar laser kearah Cockatrice-Demon.
Makhluk tersebut cukup kewalahan, terlebih dia harus menggendong Golem-Demon.

Akhirnya pesawat Ayperos sudah tiba dan masuk ke dalam atmosfer Bumi. Ayperos sengaja mengarahkan agak ketengah kota.
“ Battle-Pod #1 dan #5 arahkan tembakan kalian di kaki Cockatrice-Demon, supaya dia melepaskan Golem-Demon.” Ayperos memberi perintah melalui pengeras suara.
“ Hou!!” Demon-Army langsung mengarahkan moncong senjata ke kaki Cockatrice.
Dengan sekali tembakan yang tepat sasaran, Cockatrice kesakitan dan melepaskan pegangan Golem-Demon, sehingga dia mendarat di tengah kota.
“ Bagus! Kini, mengamuklah kalian disini.” Pesawat Ayperos segera meninggalkan atmosfir Bumi.

Golem-Demon serta merta, langsung mengamuk di kota, menghancurkan beberapa gedung-gedung tinggi. Dan Cockatrice menebar teror di angkasa.
Kepanikan terjadi, orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Hermes yang masih di ruang utama, berbicara dengan Eddy dan Dodo, merasakan ada sesuatu bahaya mendekat atau terjadi. Telinga kelincinya bergerak, dan bola berwarna merah di ujung telinganya berkilau sesaat, “ Pesona ini…DEMON!”
“ Demon??” Dodo terkejut. Hermes mengangguk mantap, “ Aku tahu ini bukan arti dari mimpimu Eddy! Tapi kau harus berjuang mengalahkan ketakutanmu.” Eddy menunduk, dan kemudian menatap Hermes lalu mengangguk mantap, “ Baiklah! Aku percaya. Yang terpenting kita harus kalahkan mereka!”
“ Bagus!” jawab Hermes mantap, “ Kalau begitu cepat kalian menuju ke pusat kota! Aku merasakan bahaya disana.”
“ Siap! Ayo Ed!” Dodo melompat dari sofa, dan berlari keluar ruangan.
“ Berjuanglah, Protonger!”
“ Outsider! Insider! Segera menuju ke tengah kota!” Perintah Eddy melalui Galaxy Bracenya.

Kemudian Eddy dan Dodo sudah berada di tengah kota. Alangkah terkejutnya dia melihat Golem-Demon mengamuk di tengah kota, “ Ya Tuhan!! Apalagi ini? Rencana apa lagi yang mereka buat??” Dodo tampak keheranan. Tak lama, Protonger yang lain tiba menyusul Eddy dan Dodo.
“ Huaaaaa~!!! A-a-a-apppaa itu??” Eka tercengang sambil menunjuk kearah Golem-Demon.
Keterkejutan mereka belum berakhir disitu, sampai pada saatnya, Cockatrice-Demon terbang menuju kearah mereka.
“ Woooww..” Tj dan yang lain berusaha menghindar, “ Ada lagi yang lain!” kata Tj, sambil menatap Cocktrice-Demon terbang kearah kiri.

“ Sebelum semuanya hancur, kita harus menghentikan mereka.” Titah Eddy, “ Outsider, kalian dan Space Commander menghalau Golem itu.”
“ Baik!” Jawab Victor mantap.
“ Dan Insider, kita gunakan ProtonKing untuk mengusir burung jelek itu.” Insider mengangguk berbarengan.
Cockatrice-Demon menembakkan api dari dalam mulutnya, dan membakar gedung-gedung.
“ Baiklah semuanya..” Eddy mengambil posisi di tengah, yang lain langsung mengambil posisi di kiri dan kanan Eddy, “ Saatnya beraksi!”
“ Galaxy!...”
“ Planet!...”
“ CHANGE!!!!” dan Soul Beast pun keluar dari masing-masing Galaxy Brace kemudian langsung menyelimuti tubuh mereka. Ditutup dengan bentuk helm masing-masing anggota.

“ Summon! All Beast Guardian!” Dari kejauhan ke-11 Beast terbang menuju kearah Protonger. “Itu mereka! Bersiap semuanya!” seru Red Mars.
“ Siap!” Para Protonger melompat dan masuk ke dalam Beast mereka masing-masing.
“ Insider! Galaxy Combine!” seru Red Mars.
“ Outsider! Planet Combine!” seru Gold Sun.
Phoenix, Dragon, Pegasus, Unicorn, Griffin, dan Hippogrif langsung mengambil posisi masing-masing untuk melakukan penggabungan. Begitu juga dengan Garuda, Cygnus, Schylla, Dolphin, dan Peacock.

“ Ready! ProtonKing...”
“…Space Commander!”
“ Baiklah Oustider, mari kita kerjakan tugas kita masing-masing!” seru Red Mars.
“ Siap, Red Mars! Serahkan pada kami!” Space Commander mengangkat tangan Cygnusnya. Kemudian ProtonKing terbang mengejar Cockatrice-Demon.
“ Baiklah, Golem! Kau bagian kami!” Space Commander berlari menghampiri Golem-Demon yang masih sibuk menghancurkan kota.
Tanpa menyianyiakan kesempatan, Space Commander membuka serangan dengan menggunakan Cygnus Claw. Golem-Demon sempat menangkis dengan gada besar yang dia pegang, dan kemudian dia membalas serangan Space-Commander dengan sekali ayunan. Space-Commander terhuyung-huyung mendapat serangan tersebut, “ Kami tidak akan kalah! Karena menyerah bukan pilihan!” Seru Gold Sun.
Dolphin membuka mulutnya, dan sebuah bola energi berwarna biru kehijauan keluar. Dengan menggunakan Peacock Fanblade, energi tersebut di hembaskan kearah Golem-Demon.

Sebelum Golem-Demon menangkis bola energi yang dihempaskan kearahnya, Space Commander lebih dulu, terbang sambil bersiap serangan Cygnus-Claw dan Peacock Fanblade.
Golem-Demon menangkis energi itu, tetapi dia tidak menyadari di belakangnya Space-Commander terbang melesat ke arahnya sambil mengayunkan Cygnus dan Peacock. Golem-Demon terlihat kewalahan

Disisi lain, ProtonKing mati-matian mengejar Cockatrice-Demon, yang terbang begitu cepat, “Mercury! Gunakan tembakan Pegasus!” Perintah Red-Mars.
“ Siap!” Sayap Pegasus dibentangkan, dan mulai menembakkan kearah Cockatrice-Demon. Gerakannya masih lebih cepat, sehingga tembakannya yang diarahkan banyak yang meleset, “Arghh! Sungguh menyebalkan!” teriak Yellow Moon kesal. Tanpa disuruh Yellow Moon mengalirkan energi dari dada ProtonKing dan langsung menuju tanduk Unicorn, “ Rasakan ini!” ProtonKing mengayunkan Unicorn Sword. Serangan tersebut cukup ampuh, Cockatrice sempat goyah.
“ Semuanya!-“ teriak Silver Earth,”-gunakan Victory Arrow!!”
“ Got it!” teriak serempak yang lain. Kemudian ProtonKing bersiap untuk formasi Victory Arrow.
ProtonKing membidik ke arah Cockatrice-Demon, dia menunggu saat yang tepat untuk melepaskan anak panah, takut kalau tembakan mereka meleset, “ Tunggu…tahan…” ujar Silver Earth.

Di bawah, di belakang sebuah pohon yang agak besar, ada sesosok orang yang memperhatikan pertempuran mereka. Mengenakan jaket anak sekolahan berwarna merah, dia asyik menyaksikan pertempuran ProtonKing dan Cocktrice-Demon.
Cockatrice-Demon terbang kesana-kemari dengan cepat, menyulitkan untuk menembakkan anak panah.
Ketika dirasa sudah tepat, Silver Earth memberikan perintah untuk menembak, “ SEKARANG!! VICTORY ARROW!!!” dan anak panah yang berupa energi melesat cepat ke arah Cocktrice-Demon.
Tembakan tersebut mendarat persis di tubuh Cocktrice-Demon, dan seketika itu juga dia meledak, “ BERHASIL!!” teriak Protonger.
Sosok tersebut menyeringai lebar, memperlihatkan gigi putih rapih, dan tak lama dia beranjak dari tempat dia berdiri.

 “ Tugas kita belum usai!” perintah Red Mars, “ Space Commander membutuhkan bantuan kita!” ProtonKing pun terbang melesat turun ke Bumi.
Saat ketinggian sudah sejajar dengan daratan, ProtonKing menebaskan Unicorn Blade ke arah Golem-Demon.
“ ProtonKing!” teriak Violet Pluto, “ Kalian sudah berhasil membereskan burung jelek itu?”
“ Tenang saja teman!” jawab Black Jupiter.
“ Space-Commander! Kita gunakan serangan kombinasi Victory Arrow and Judgement Slasher ! Seperti yang kau bilang tadi, dia mungkin tumbang dengan serangan itu.” Seru Red Mars.
“ Oh! Yang itu ya?” jawab Gold Sun antusias. Dia teringat saat dulu pertama kali digunakan untuk melawan Papilon.

“ Baiklah ProtonKing! Bersiaplah!” Space-Commander bersiap untuk mengambil posisi.
“ Baiklah teman-teman, kalian tahu harus bagaimana.” Titah Red Mars memberi aba-aba kepada Protonger.
“ Beres bos!” Yellow Moon menjawab sambil mengacungkan jempol.
“ Baiklah! Formasi Victory Arrow!” Pegasus sekali lagi merentangkan sayap membentuk busur, dan tanduk Unicorn sudah dialiri energi dari dada ProtonKing.
“ Outsider! Kita juga bersiap!” teriak Gold Sun tidak kalah semangat.
“ Siap!”

Cygnus Claw, dan Peacock Fanblade terlihat bersinar, “ Space-Commander, bersiaplah! Victory Arrow…” panah melesat kearah Space Commander.
Namun sial, saat panah belum sampai di depan Space-Commander, Golem-Demon maju mengayunkan gada besarnya.
Orange Uranus dengan sigap mengarahkan Cygnus Claw kearah Gada tersebut. Dengan sekali ayunan, Gada tersebut hancur berkeping-keping.
Gold Sun melihat panah tersebut sudah dekat. Awalnya Panah tersebut menancap di tubuh Golem-Demon, “ Matilah kau DEMON!!!” teriak Gold Sun. “ Semuanya!...Jugdgement ...SLASH and BLOW !!” panah yang berasal dari ProtonKing, ditambahkan tebasan Cygnus Claw dan Peacock Fanblade.
Mendapat serangan tersebut, Golem-Demon tidak mampu bertahan lebih lama, tak lama dia langsung meledak berkeping-keping, “ HUUAARRGHH…”
“ BERHASIL!!!” teriak semua Protonger. Kemudian ProtonKing dan Space Commander saling tos dan melakukan pose kemenangan.

Di lain tempat, nun jauh disana, Valvare diikuti beberapa Demon Army yang mengawal dirinya, berada di sebuah planet yang letaknya agak jauh dari gugus bintang.
Dia menemukan Gua di hutan pedalaman di planet yang dia singgahi, “ Kalian berjaga di luar sini-“ titah Valvare kepada 3 Demon Army, “-dan kalian, ikut aku kedalam.”
“ Hou!!” Demon Army yang di tugasi menjaga di luar, langsung mengambil posisi, dan yang lainnya masuk mengikuti Valvare.
Valvare mulai menyusuri semakin dalam Goa tersebut. Tak lupa dia membawa obor untuk menerangi Goa yang agak gelap.

Akhirnya, dia berada di ujung lorong Gua. Sebuah ruangan berbentuk bulat, tidak begitu besar, terpapar di depan mata Valvare.
Matanya segera mencari yang di carinya, yaitu kuburan Anak Iblis Anubis.
Valvare menyusuri setiap sudut ruangan. Dan kemudian pencariannya terhenti saat menemukan tembok, dengan logo bulat besar di depannya, “ Ini dia.” Valvare tersenyum senang, seraya tangannya menyentuh logo tersebut.
Kemudian dia memerintahkan Demon Army untuk mendobrak dan merusak pintu kuburan. Setelah menjebol tembok tebal, terlihat peti mati dengan logo yang sama di atasnya, tapi berwarna emas.
“ Hahahahah! Akhirnya kejayaan Kerajaan Anubis di depan mata! HAHAHAHAHA!!!”
“ HOU..HOU…HOU!!” Demon Army ikut senang.
“ HAHAHAHAHA..TAMAT RIWAYAT KALIAN PROTONGER!! HAHAHAHAHA.”

-bersambung-

Story by Krishna Indraprasta

No comments:

Post a Comment