Eddy membuka
matanya, dan menemukan dirinya berada di sebuah ruangan yang terbakar hebat.
Dia terjebak di dalamnya. Kepulan asap mulai masuk hidung, “ –uhuk..uhuk..-
dimana aku?-“ Eddy melemparkan pandangan ke seluruh ruangan.
Eddy bangun dari
ranjang tempat tidurnya. Kini dia mulai menyadari, dia berada di kamarnya
sendiri. Dia pun mulai mencari pintu keluarnya.
Saat dia berjalan
menuju pintu kamarnya, dari belakang dari sebuah tangan mencengkram bahunya,
sontak dia pun terkejut. Sosok itu menarik tubuh Eddy, dan menatap Eddy
lekat-lekat. 2 buah mata berwarna merah darah besar menyala menatap Eddy, “
Si-siapa kau?” Sosok tersebut mencengkram leher Eddy. Namun sosok misterius itu
diam seribu bahasa. Dia hanya menampakkan seringai besarnya yang menunjukkan
barisan gigi tajam.
“ Lepaskan aku!”
Eddy berusaha meraihkan lengannya. Tampak dia segera ingin berubah, namun
Galaxy Brace nya tidak ada di lengannya, “ Apa?”
Sosok misterius
tersebut mengangkat sebelah tangannya. Sebuah tangan dengan cakar-cakar panjang
siap menerjang dirinya, “ Tidak..” dan cakar itupun menghujam wajahnya, “
TIDAAAK!!!!”
Eddy tersadar dari
mimpinya, dia melihat kamarnya dalam keadaan baik-baik saja. Jendela kamarnya
sedikit terbuka, dan tirai yang menutupinya terbuka setengah bagian. Badan Eddy
bersimbah keringat. Dia baru saja mengalami mimpi buruk, “ Ya Tuhan! Ternyata
hanya mimpi buruk!” Eddy pun segera bangun dari tempat tidur dan berjalan
menuju jendela kamarnya yang besar. Dia menyibakkan seluruh tirai sehingga
kamarnya diterangi cahaya pagi. Eddy pun berjalan menuju balkon kamarnya. Dari
situ terlihat jelas dari atas, Phiand, Eka, TJ, Agung, Victor, Dodo sedang
bermain futsal di halaman belakang rumahnya.
Di balkon tersebut
terdapat meja dan kursi kecil, Eddy pun duduk di kursi tersebut.
Sambil duduk, dia
memikirkan mimpi buruk yang baru saja dia alami, “ Siapakah sosok menyeramkan
itu? Dan..siapa pula yang membakar rumah ini? Apakah sosok menyeramkan itu?”
banyak pertanyaan yang mengusik dirinya tentang mimpi buruk tersebut.
Pintu kamar Eddy
di ketuk, “ Masuk..” jawab Eddy, sambil bangun dari kursi. Ternyata yang
mengetuk adalah Ambar.
“ Oh kamu, Mbar.
Masuk, ada apa?”
“ Mau liat kamu
lagi apa. Habis tumben jam segini belum bangun.” Ambar membuka tirai jendela
lain yang belum terbuka.
“ Oh itu,
hehehe..maaf ya, soalnya semalam aku baru pulang jam 3, aku lelah sekali.”, jawab
Eddy seraya di bereskannya selimut di tempat tidur yang masih berantakan.
“ Sudah..sudah!-“
ujar Ambar langsung merebut selimut yang akan dibereskan Eddy, “ Biar aku aja,
kamu mandi, trus sarapan gih..well udah bukan sarapan sih, udah mau makan
siang.” Eddy melongok ke jam dinding yang letaknya tepat di atas bersebrangan
dari ranjangnya, “ Oh iya, kau benar. Sudah jam 11 kurang. Baiklah kalau begitu
aku mau mandi dulu.” Eddy segera menuju pintu dan meninggalkan Ambar yang
sedang membereskan ranjangnya.
Di luar kamar,
Eddy masih termenung memikirkan mimpi buruknya. Dia masih kepikiran, takut
kalau nanti bisa terjadi di dunia nyata, “ Ah! Mana mungkin! Itu kan hanya
mimpi biasa.” Eddy berusaha membuang jauh-jauh pikirannya, dan dia pun berjalan
menuju kamar mandi.
Di istana kerajaan
Anubis, Valvare tampak sedang duduk termenung di kursi kebesarannya. Dia
termenung memikirkan keberadaan ‘Anak Iblis Anubis’, “ Anak itu, aku harus
menemukan keberadaannya. Dengan adanya dia, kekuatan Anak tersebut, Kerajaan
Anubis semakin tidak terkalahkan, dan kita bisa mengalahkan Protonger sialan
itu!”, gumamnya kesal sambil memukul pegangan kursi tempat dia duduk.
Disaat
melampiaskan kekesalannya tersebut, dari arah depan, tepatnya dari arah luar
jendela besar yang menghadap langsung keluar, dia melihat seperti ada fenomena
aneh yang biasa dia jumpai. Fenomena gumpalan asap melingkar yang diselingi
oleh petir-petir, “ Fenomena ini…Yang Mulia Agung Anubis!” Valvare segera
bangkit dari kursinya dan menghampiri jendela besar.
“ Hormat hamba
kepada Yang Mulia Agung Anubis.” Valvare menunduk memberi hormat. Anubis yang
hanya terlihat seperti siluet hitam besar dan mata merahnya seperti ingin
berkata sesuatu dan dia sangat menyetujui Valvare untuk mencari Anaknya.
“ Serahkan
semuanya kepada hambar, Yang Mulia Agung. Aku akan menemukan Anak Yang Mulia.”,
jawab Valfare kemudian. Bersamaan dengan itu, Anubis pun menghilang bersama
dengan fenomena tersebut.
Disudut lain,
tampak Eris dan Adramlech sedang berada di laboratorium besar tempat
pengembangan senjata dan pasukan dari Kerajaan Anubis. Saat itu, Adramlech baru
saja menemukan spesies aneh, ketika dia melakukan perjalanan ke pedalaman
Planet ke 89 dari tatanan Tata Surya. Sebuah spesies berbentuk seperti cacing
parasite yang sangat berbahaya, “Mau kau apakan cacing-cacing aneh itu?” Tanya
Eris penasaran melihat Adramlech sedaritadi menatap kearah tabung-tabung kaca
berisi beberapa cacing besar berwarna hitam kehijauan.
“ Cacing ini
adalah jenis dari spesies yang sangat berbahaya dari seluruh jagat raya.” Jelas
Adramlech matanya tak lepas dari tabung kaca yang dipegang.
“ Lalu? Apa
hebatnya cacing-cacing itu?” Tanya Eris lagi. Diamatinya cacing-cacing tersebut
yang berada dalam tabung tersebut.
Adramlech menatap
sinis kearah Eris, “ Kau mau mencobanya?” disodorkannya tabung tersebut kearah
wajah Eris.
“ Tidak..tidak!
aku hanya bertanya saja.”, tolak Eris sambil mundur menjauh dari Adramlech.
“ Tapi memang sih,
aku belum menemukan kehebatan cacing-cacing ini.”, kata Adramlech. Dilihatnya
Demon Army yang berjaga di pintu,” Kau! Kemari!” hardik Adramlech.
Demon Army
tersebut pun menghampiri Adramlech, “ Hou!” seru Demon Army tersebut yang
menandakan mereka menjawab perintah.
Adramlech membuka
tabung yang dipegangnya. Kemudian diambilnya salah satu cacing tersebut, “
Ini..Makan!” Adramlech menyodorkan cacing yang diambilnya. Demon Army tampak
kebingungan saat menerima cacing itu, “ Hou?”
“ Apa yang kau
pikirkan?! Cepat makan!!” Adramlech memukul kepala Demon Army itu. Karena takut
dimarahi, maka Demon Army itu pun memakan cacing bewarna hitam kehijauan itu
melalui mulut di wajahnya.
“ Apakah enak?”, tanya
Eris.
“ Menurutmu
bagaimana Eris?” jawab Adramlech kesal, “ Kalau kau penasaran dengan rasanya,
silahkan ambil satu, nih!” Adramlech menyodorkan tabung itu kepada Eris, “ Oh,
tidak terima kasih.”
Setelah memakan
cacing pemberian Adramlech, Demon Army itu pun terasa seperti terbakar leher
sampai ke dada. Ini semua adalah efek dari cacing yang dimakannya.
Demon Army itu
meronta-ronta kesakitan, dia meminta belas kasihan kepada Adramlech sampai dia
berlutut, “ Adramlech! Ini gawat! Cacing tersebut memang berbahaya!” ujar Eris
panik.
“ Tenang Eris!
Jangan panik seperti itu, kita liat saja hasilnya.”, balas Adramlech sambil
menunjuk kepada Demon Army yang mulai menunjukkan hasil.
Demon Army yang
kesakitan saat memakan cacing tersebut, perlahan mulai menunjukkan perubahan
bentuk pada tubuhnya. Tangan kanannya, mulai menunjukkan perubahan bentuk,
bentuk tangannya membesar dengan cakar besar di setiap jarinya. Bentuk otot
dada yang mulai membesar, dan tangan kirinya memanjang kuku-kuku tiap jari.
“ Huahahaah! Aku
menjadi semakin kuat! Terima kasih, Yang Mulia Adramlech!” ujar sang Demon
Army.
Hal tersebut
membuat Adramlech dan juga Eris terkejut, karena selain merubah bentuk tubuh,
juga merubah pita suara. Kini Demon Army bisa berbicara seperti Eris dan
Adramlech, “Dia..dia..bisa…bicara?” kata Eris terkejut, mulutnya menganga
seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“ Bukan hanya
itu!-“ Adramlech menatap cacing-cacing yang lain yang masih berada dalam tabung
kaca yang dipegangnya, “-cacing ini bisa merubah bentuk tubuh mereka, dan
juga…menambah kekuatan mereka!” Eris masih terkejut sambil menatap
cacing-cacing yang masih menggeliat di dalam tabung kaca.
“ Baiklah kalau
begitu, ParaDemon segera pergi ke Bumi! Hancurkan Protonger!!” Perintah
Adramlech, “ Baik, Yang Mulia!” Demon Army itu pun pergi setelah memberi
hormat.
Eddy yang sedang
asik menonton tivi di ruang keluarga, ketika sedang asyik menonton, tanpa
disadari dia malah ketiduran, dan dalam tidurnya, mimpi buruk itu muncul lagi.
Kini dia seperti melihat adegan film yang terpotong tengah jalan, Sosok
bercakar misterius itu berdiri siap menyerang dirinya, tapi tersamar Eddy
melihat benda aneh terbang melayang di depan jendela kamarnya yang sudah rusak
berantakan akibat kebakaran yang melahap separuh kamarnya, sehingga bagian luar
kamar terlihat jelas.
Sebuah sosok
melompat dari benda terbang itu dan menolong Eddy yang akan di bunuh oleh makhluk
bercakar menyeramkan. Makhluk bercakar
tersebut diserang oleh sosok misterius tersebut. Dia terpental membentur
dinding kamar setelah mendapat serangan laser dari benda terbang tersebut, “
Siapa kau?” Eddy berusaha mengenali sosok misterius itu.
“ Ed..Ed! bangun
Ed!” ada suara yang membangunkan dia dari mimpinya.
Eddy pun tersadar
dari mimpinya, “ Kamu kenapa sih? Mimpi buruk?” Tanya suara yang membangunkan
dirinya.
“ Ah, tidak...”
jawabnya sedikit berbohong, “ Kau sedang apa disini? Tumben gak kekantor, TJ?”
“ Hari ini aku
off, jadi lumayan bisa leha-leha di rumah.” TJ kemudian mengambil posisi duduk
di samping Eddy, “ Kau tadi habis mimpi buruk? Jangan bilang ngga, jelas banget
kayak orang kena mimpi buruk.”, selidik TJ sambil memindahkan channel televisi.
“ Em..bagaimana
ya? Dibilang gak buruk, nggak, dibilang buruk yaa gak juga.” Jawab Eddy
kemudian.
Mendengar jawaban
Eddy, membuat Tj mengenyeritkan dahi, “ Lho? Maksudnya gimana sih? Kok aku gak
ngerti.”
“ Hahahahah..sudah
ah gak usah dipikirin!” balas Eddy sambil menepuk dengkul TJ dan berdiri dari
sofa, “Aku lapar lagi nih! Ambar masak banyak gak ya? Soalnya tadi aku makan
pas banget porsinya disisain”, tanya Eddy sambil memegang perutnya.
“ Bused, Dok! Gak
salah kamu?", kata TJ dengan sedikit heran, "Ngga tuh kayaknya."
"Soalnya tadi
siang, dia pergi ama Vebby, gak tau kemana. Kalau lapar lagi, pesen aja, atau
makan diluar aja.”, jawab TJ matanya tidak lepas dari tivi yang ditontonnya.
“ Yaahh..payah
deh, ah!” balas Eddy kesal. Dia pun segera meninggalkan TJ sendirian menonton
tivi.
Saat berjalan
keluar ruangan, GalaxyBrace Eddy berbunyi, terdengar suara Dodo di ujung sana,
“ Guys! Ada masalah! Demon mengacau di kota.”
“Oke, kita segera
kesana! Ayo TJ!” Eddy berlari keluar ruangan, “ Siap komandan!” TJ berlari
menyusul Eddy.
Di TKP, Eddy dan TJ
sudah bersama Dodo, Victor, dan Agung. Mereka melihat para penduduk kota
berhamburan menyelamatkan diri mereka masing-masing, “ Sepertinya mereka
sendiri, tidak ada bos mereka, hanya Demon Army.”, kata TJ yang sedari tadi
memperhatikan Demon Army.
“ Mungkin mereka
punya tujuan lain.”, balas Dodo sambil tetap waspada.
“ Protonger!!”
terdengar suara berat dari arah depan mereka.
“ Itu dia!” teriak
Eddy sambil menunjuk sosok putih yang serupa dengan Demon Army, namun tangan
mereka berbeda dengan Demon Army kebanyakan, dan tubuhnya sedikit agak lebih
kekar.
“ Lho? Itu
bukannya Demon Army ya?-“ ujar Dodo keheranan, “-kok bentuknya lain ya?”
Eddy pun juga
menyadari ada yang berbeda dari bentuk Demon Army yang dia lihat, “
Jangan-jangan dia..” ingatannya terngiang kembali ke mimpi buruk yang dia
alami, “ Apakah sosok menyeramkan itu, adalah dia?” ujarnya dalam hati.
“ Eddy! Bukan
saatnya bengong! Saatnya berubah!” seru TJ menyadarkan lamunan Eddy.
“ Oh..iya..baiklah!”
Eddy segera bersiap dengan GalaxyBracenya.
“ Baiklah,
Outsider! Saat nya berubah!”, perintah TJ,
“Galaxy…”
“ Planet..”
“ Change!!” Soul
Beast keluar dari Galaxy Brace, dan langsung menyelimuti tubuh mereka, dan
kemudian ditutup dengan bentuk perubahan helm masing-masing anggota.
Gold Sun menghunus
Garuda Katananya, “ Semuanya..Menyerah bukanlah pilihan!”
“ Siap!” jawab
yang lain serempak. Insider dan Outsider maju menyerang Demon Army yang sudah
power up itu, “ Kalian bukan tandingan ku, Protonger!” dia pun tidak kalah
siaga, cakar besar di tangan kanannya, diayunkan ketika Protonger sudah dekat
dengan dirinya. Violet Pluto yang kebetulan berada dekat dengan ayunan cakaran
itu, dengan siaga, dia langsung berguling ke depan untuk menghindarinya. Disaat
bersamaan, Neptune sudah siap dengan Dolphine Tridentnya yang langsung
ditebaskan ke arah ParaDemon.
Namun Neptune
sedikit terkejut, karena serangannya tidak berbekas sedikitpun, "A...
Apa?? Tidak mungkin!"
" Hahahaha!!
Sudah kubilang Protonger, kalian bukan tandinganku, Heyaat!!!" Parademon
menepis Dolphin Trident yang masih menempel di tubuhnya, dan langsung
menghempaskan Neptune.
Neptune pun
terpental sedikit jauh, " Neptune!" Teriak Mars, " Kurang ajar!
Rasakan ini!" Kepalan tangan Mars membara dan langsung melayangkan sebuah
tinju ke arah Parademon.
Tinju itu serta
merta berhasil ditahan oleh ParaDemon dengan tangan kirinya.
Sambil menyeringai
memperlihatkan deretan gigi tajam, Parademon mulai mengkonfrontir Red Mars,
" Dasar kecoa lemah! Kau sebut ini pukulan" Mars tidak berdaya saat
tangan kanannya dicengkram Parademon.
Pikiran Mars
kembali terusik ke mimpi buruknya, saat melihat seringai wajah Parademon,
" Apakah dia makhluk menyeramkan yang ada di dalam mimpiku?"
" Ada apa
Protonger? Kau tidak bisa melawanku? Heh?" Parademon menebaskan cakar
kanannya berulang kali ke tubuh Red Mars, " Arrghh!!" Red Mars tidak
berdaya menerima serangan tersebut.
" Red
Mars!!!", teriak Gold Sun. Kemudian dengan Inisiatif sendiri, Gold Sun
melepaskan Mini Garuda untuk mengecohkan serangan ParaDemon, "Untuk kali
ini saja, tolong ya, teman!" Pinta Gold Sun kepada Mini Garuda, yang
langsung dijawab dengan pekikan kecil dan anggukan.
Mini Garuda pun
segera terbang dan menyerang membabi-buta ke arah ParaDemon, " Hei!!!
Apa-apaan ini!" ParaDemon sedikit kewalahan menghadapi Mini-Garuda yang
dalam jumlah banyak menyerang dirinya.
Momen tersebut
dimanfaatkan Gold Sun, untuk menolong Red Mars, " Red Mars! Kau tidak
apa-apa?!?"
" Ya! Aku
baik2 saja." Red Mars segera bangkit dan menyerang ParaDemon menggunakan
Phoenix Sword.
Tebasan
membabi-buta Red Mars ke tubuh ParaDemon cukup membuatnya kewalahan.
Silver Earth
langsung maju membantu Red Mars. Dia melompat dan melancarkan Elemental Energi
nya melalui Hippogrif Blade, yang langsung ditebaskan ke arah ParaDemon,
"Heavy...Beater!!!"
" Apa??
Arrrghh!!!" ParaDemon terhuyung-huyung saat menerima serangan tersebut,
" Ini belum berakhir, Protonger! Tunggu pembalasanku!" ParaDemon
menghilang bagai asap dari hadapan Protonger.
" Kurang
ajar!! Beraninya kabur! Dasar pengecut!", seru Earth kesal. Kemudian
Protonger kecuali Red Mars mematikan kekuatan.
TJ melihat Red
Mars berdiri termenung, "Ed! Ada apa sih denganmu hari ini? Kulihat kau
banyak melamun, ceritakan pada kami, ada apa?"
Eddy tersadar dari
lamunannya, dan dia menatap teman-temannya sudah kembali ke wujud manusia,
" Em..tidak ada apa-apa, maafkan aku! Aku hari ini lelah sekali, karena
kemarin aku banyak menangani pasien." Mars kemudian mematikan kekuatan.
" Maaf teman,
aku permisi dulu, sampai ketemu dirumah." Eddy pun bergegas meninggalkan TJ,
Dodo, Agung, dan Victor.
" Kenapa sih
dia, TJ?", tanya Victor heran, " Aku tidak tahu. Yang jelas dia pasti
punya masalah berat yang tidak ingin menjadi beban pikiran orang lain.", jawab
Tj sambil menatap kepergian Eddy.
" Kita harus
diskusikan hal ini kepada yang lain, dan juga Hermes.", usul Dodo. Tak
lama Dodo melihat Mini-Garuda terbang ke arah dirinya, dan mendarat
ditangannya, " Maaf ya kawan, aku jadi merepotkanmu." Kata Dodo
kepada Mini-Garuda.
Mini-Garuda
menggerakan kepalanya, dan kemudian masuk ke dalam Planet Bracenya.
" Baiklah
kalau begitu, ayo kita pulang." , ajak Agung kemudian.
" Okeh! Aku
juga sudah lapar, Vebby mungkin masak sesuatu." Sambut Dodo cepat.
" Sampai bertemu
lagi, TJ! Dan terima kasih bantuanmu."
" Jangan
sungkan! Kita ini Protonger!" Balas Tj sambil sedikit tersenyum,
"Okeh, aku pulang dulu." Mereka pun akhirnya berpisah.
Di Rumah, Eddy
sudah tampak berada di ruang bersama. Dia sedang duduk di kursi meja kerjanya.
Pikirannya menerawang jauh memikirkan kembali arti mimpi tersebut, "
Setelah monster bermata merah yang menyeramkan, kini benda aneh yang melayang.
Dan aku masih belum melihat jelas mimpi itu." Pandangannya tertumbuk pada pigura
photo bergambar Insider sedang berlibur ke Bali.
Di ambilnya figura
tersebut, dan dia menatap erat kepada foto didalamnya, "Aku tidak
mau,kalau sampai terjadi sesuatu pada teman-temanku! Aku tidak akan bisa
memaafkan diriku, kalau mereka celaka."
Karena kemarin dia
seharian menangani pasien, dan tidur kurang, saat ini pun, rasa kantuk
menyerang dirinya. Benar saja, dia dihadapkan dengan mimpi yang sama. Kali ini
dia berusaha untuk mengenali bentuk dan wujud dari sosok misterius yang
menolongnya.
Di sebelah kiri
jauh di belakang, dia melihat makhluk yang terpental oleh serangan sosok
tersebut, masih bisa berdiri dan
berusaha untuk menyerang dirinya. Karena terlalu banyak menghisap asap, membuat
dirinya lemah, jadi saat makhluk monster itu maju, Eddy sempat tumbang karena
tubuhnya tidak bisa menerima keadaan disekitar.
Di saat genting
tersebut, dalam pandangan agak kabur, dia melihat monster tersebut diserang
lagi oleh sosok misterius itu lagi. Sosok tersebut setelah berhasil menghalau
monster, menghampiri Eddy dan menggendongnya keluar dari kamar Eddy yang sudah
hampir hancur itu, "Si...siapa...kau?" Eddy kini pingsan tak berdaya
dalam gendongan sosok tersebut, dia tidak sempat melihat jelas sosok tersebut.
Tak lama, dirinya
tersadar dari tidurnya, dan dia menemukan Hermes berdiri di depannya.
" Ada apa,
Eddy? Tampaknya kau lelah sekali?" Hermes menyalakan lampu kecil yang
berada di meja kerja Eddy.
"
Hermes?" Eddy melihat ke segala arah, dan menemukan hari sudah gelap, dan
dia tertidur di ruang kerjanya sendirian, " Iya, kemaren aku menangani
banyak pasien, dan aku belum bisa tidur nyenyak karena..." Eddy
menghentikan omongannya.
" Karena
apa?" Tanya Hermes penasaran.
" Oh tidak!
Tidak karena apa-apa, heheheh..." Jawab cepat sambil menyengir lebar.
" Jelas ada
apa-apanya, Ed! Ceritakan padaku." Desak Hermes.
Eddy terdiam,
sambil menyandarkan tubuhnya di kursinya.
" Kau pasti
mimpi buruk'kan?" Tanya Hermes lagi.
" Tau
darimana? Pasti TJ, dasar dia tuh."
" Kau
bermimpi apa? Ceritakan kepadaku."
Seakan menemukan
tempat untuk menumpahkan uneg-unegnya, Eddy pun akhirnya setuju untuk
menceritakan kejadian yang sesungguhnya.
" Baiklah!
Aku mengaku..seharian ini aku terus dibayangi mimpi ini."
" Semalam aku
bermimpi, aku menemukan diriku berada dikamarku yang sudah terbakar habis! Api
disekelilingku." Eddy menatap ke arah langit-langit ruangan, " Disaat
aku mencoba untuk menuju pintu, tiba-tiba saja, ada sosok yang menarik
tubuhku."
" Sosok?
Sosok apa?" Tanya Hermes sedikit heran.
" Sosok
monster...aku tidak melihat jelas wujudnya, hanya siluet..tapi yang jelas aku
menatap matanya...mata merah berwarna darah yang besar!" Hermes tampak
terkejut mendengar penggambaran yang diungkapkan Eddy.
" Dan aku
juga melihat deretan gigi-gigi yang tajam berderet rapih saat dia
menyeringai." Lanjut Eddy lagi.
" Lalu? Kau
hanya melihat sosok itu saja?"
Eddy menggelengkan
kepala, " Saat aku tertidur di ruang keluarga, aku melihat ada sosok
lagi...sosok misterius, dia terbang melayang di depan jendela kamarku yang
sudah rusak."
" Kau melihat
jelas sosoknya??" Tanya Hermes cepat.
" Tidak,
semua itu begitu samar! Tidak jelas oleh pandanganku." Eddy mengusapkan
wajahnya dengan kedua tangannya.
" Sosok
terbang??" Hermes terlihat berpikir keras. Sepertinya dia sedang
menganalisa mimpi Eddy.
" Tidak hanya
itu.." Eddy menimpali, "Maksudnya?"
" Monster
itu..aku melihat ada sosok yang menyerang monster tersebut, sepertinya dia dari
benda terbang itu." Jelas Eddy lagi, " Apakah kau tahu tentang hal
ini Hermes? Mimpi itu terus menghantuiku! Aku takut semua ini akan menjadi
nyata!" Hermes mengangguk sambil berjalan ke arah sofa panjang.
" Mimpi buruk
yang terus menghantuimu, Eddy, aku kira dia mempunyai arti khusus!" Hermes
duduk di sofa panjang dan sambil kemudian menopang dagunya dengan kedua
tangannya.
Hermes menghela nafas
panjang. Eddy tampak membaca gelagat
tidak enak dari Hermes, " Katakan Hermes, apakah kita akan menghadapi
bahaya yang lebih besar?" Eddy berdiri dari kursinya dan menghampiri
Hermes.
Ditatapnya
erat-erat Eddy, " Aku..aku tidak tahu." Nadanya sedikit berat,
"Kau kan tahu, Kerajaan Anubis semakin kuat. Adramlech telah menemukan
spesies berbahaya yang dia temukan dari pedalaman planet 89." Penjelasan
Hermes kini berbalik membuat Eddy terkejut, " Apa maksudmu?" Eddy
duduk disamping Hermes.
" Mereka menemukan
Parademon Worm Parasite. Sebuah cacing mutasi dari spesies yang bertahan hidup
di Planet tersebut. Planet 89 adalah planet yang tidak bisa dihuni oleh makhluk
apapun. Kadar udara yang tidak memungkinkan makhluk apapun untuk hidup
didalamnya. Hanya makhluk yang mampu bermutasi yang mampu bertahan hidup, dan
cacing itulah yang ditemukan oleh Adramlech."
" Jadi? Kau
sudah tahu semua ini? Kapan kau berada disana saat kejadian!??"
" Aku yang
memberikan gambarnya." Sebuah suara muncul di ambang pintu.
" Dodo?"
Ujar Eddy heran, " Yo!" Balas Dodo tersenyum.
" Aku
memberikan gambar yang sempat diambil oleh Mini-Garuda, dan aku pikir Hermes
bisa mengungkapkan kejadian aneh ini." Lanjut Dodo lagi.
" ParaDemon,
mungkin itu nama monster yang tadi kalian hadapi, adalah Demon Army biasa.
Kemungkinan Adramlech telah melakukan eksperimen terhadapnya, dengan
menggunakan cacing dari Planet 89." Jelas Hermes lagi.
" Dengan kata
lain, Demon Army itu bermutasi?" Hermes mengangguk.
" Sudah
kuduga! Kekuatannya berlipat ganda." Eddy mengepalkan kedua tangannya.
Dodo mengambil
tempat duduk di seberang Eddy dan Hermes duduk, "Aku sudah menganalisa
bersama Agung, dia bisa dikalahkan dengan serangan berurutan antara Dragon
Canon dan serangan Gigantic Galaxy Blast.”
“ Serangan simultan
seperti itu tidak akan mampu dibentuk oleh ParaDemon ini.” Lanjutnya lagi. Eddy
mengangguk.
-------
“ Yang Mulia,
Adramlech “ ParaDemon masuk ke laboratorium Adramlech.
Adramlech yang
saat itu sedang sibuk meneliti spesies cacing dari Planet 89, terkejut melihat
kedatangan ParaDemon, “ Kau! Kenapa kau kemari? Bagaimana tugasmu? Kau sudah
menghancurkan Protonger?” Adramlech meletakkan komputer mininya di atas meja.
ParaDemon langsung
menunduk memberi hormat, “ Maafkan hamba, Paduka. Mereka masih hidup.”
“ APA?!” teriak
Adramlech sambil menatap erat Demon Army, “ Kau belum mengalahkan Protonger,
dan berani kembali ke hadapanku!?!” ParaDemon tampak ciut nyalinya melihat
Adramlech menatapnya erat-erat ditambah mata Adramlech membesar dan menyala.
“ M..maafkan Hamba…Hamba
ingin menambah kekuatan kalau Paduka mengijinkan.”
Mendengar hal itu,
membuat Adramlech mengenyeritkan dahi, “ Menambah kekuatan?” ParaDemon
menangguk pelan karena masih ketakutan.
Adramlech berjalan
menjauhi ParaDemon dan menuju meja. Diangkatnya tabung kaca yang masih berisi
beberapa Parademon Parasite Worm.
“ Aku belum
mengetahui kalau parasite ini masuk dalam tubuhmu dalam jumlah banyak.”
Adramlech menoleh ParaDemon. Dilihatnya ada sebuah luka baret panjang di
dadanya, “Tapi, wajib dicoba…”
Adramlech berjalan
mendekati ParaDemon. Diambilnya beberapa cacing agak banyak, “Makanlah!”
ParaDemon tampak
ragu-ragu menerima cacing-cacing tersebut dari tangan Adramlech, “Apa yang kau
tunggu?? Ambil, dan makanlah!”
Akhirnya,
ParaDemon mengambil cacing tersebut,” Demi Paduka, hamba akan memakannya.”
ParaDemon memasukkan sekitar 4 cacing tersebut kedalam mulutnya. Dan reaksi
langsung terjadi, kerongkongan hingga dada menjalar rasa panas. Hingga ke
seluruh tubuh.
“
Paduka…-ooeekkhh- tolong…-ohok..ohok- hambaaa..” ParaDemon itu seperti lepas
kendali karena menahan rasa sakit yang sangat luar biasa.
“ Tahan ParaDemon!
Ini demi kejayaan Kerajaan Anubis!” Adramlech menyeringai lebar.
“
Paduka..tolong…-uughh..hoeek- HUAAAAAAARRRRGHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Tanpa diduga,
ukuran tubuh ParaDemon membesar, “ Luar…biasa…” Adramlech terpana melihat
ParaDemon ukuran tubuhnya semakin membesar.
Suara ribut
tersebut membuat alarm berbunyi, dan saat itu Elathan dan Eris masuk ke dalam
laboratorium, karena mereka ingin memeriksa ada gerangan apa yang terjadi.
“ Adramlech!-“
teriak Elathan, “-apa yang terja….di” ucapan Elathan terhenti saat dia melihat
ada Golem besar berwarna putih yang mengamuk dalam laboratorium Adramlech.
“ Hahahaha..kau
lihat ini Elathan!?!” seru Adramlech, “ Inilah maha karya ku yang terbaru!”
ParaDemon yang kini sudah berubah menjadi Golem semakin tidak terkontrol, dia
merusak di dalam laboratorium, “ HUUAAARRGHH!!!!!” Golem yang melihat
Adramlech, langsung mengambil dan mengangkat Adramlech, “ HEI!!! APA-APAAN
KAU?? TURUNKAN AKU!!!!” Adramlech berusaha meronta melepaskan dirinya dari
cengkraman Golem-Demon. Adramlech segera menghunuskan pedangnya, dan berubah
untuk menusuk Golem-Demon.
Tanpa diduga,
Golem tersebut segera melempar kearah tembok, sehingga Adramlech tepental
keluar menembus tembok tersebut. Golem-Demon segera merusak tembok tersebut dan
berlari keluar ruangan. Golem-Demon semakin tidak terkontrol, dia berlarian di
dalam markas Kerajaan Anubis.
Eris dan Elathan
segera menghampiri Adramlech, “ Adramlech!” pekik Eris, “ Kau tidak apa-apa?”
Adramlech diam terpaku, tatapan matanya kosong, “ Dia..sungguh…luar biasa..”
“ Ayo bangun
Adramlech!” Elathan berusaha mengangkat Adramlech.
“ Aaaddaww!
Pelan-pelan bodoh! Punggungku sakit! Memangnya kau tidak tau rasanya di lempar
makhluk bongsor seperti itu..” Adramlech mendorong kepala Elathan.
“ Biar aku urus
dia, Elathan, kau urus Golem itu jangan sampai dia merusak markas.” Pinta Eris.
Kemudian Eris dengan perlahan memanggil salah satu Demon Army yang ada di
sekitar situ untuk membawa semacam tandu, “ Kalian! Ambil tandu untuk
mengangkat dia…tapi ingat, pelan-pelan! Punggungnya cedera berat!”
“ Hou!” 2 Demon
Army berlari ke dalam untuk mengambil pesanan yang disuruh oleh Eris.
Eris berusaha
membantu Adramlech berdiri. Saat dibantu berdiri, tatapan Adramlech tertuju
pada dalam ruangan laboratoriumnya, dan dia melihat ada Demon Army yang melihat
cacing-cacing itu keluar dari tabung yang pecah karena terjatuh.
Bukannya mencegah,
Adramlech hanya menyeringai lebar, “ Hehehehe..ayo makan! Dan kau akan
menemukan kekuatan melebihi segalanya.” Ujarnya dalam hati.
Demon Army itu,
langsung memakan beberapa sekaligus. Perubahan langsung terjadi. Namun kali ini
dia berubah menjadi makhluk terbang seukuran kurang lebih sama dengan
GolemDemon. Dia kini berubah menjadi Cockatrice-Demon
Suara teriakannya
membuat Eris terkejut dan langsung melihat ke dalam ruangan, “ Oh tidak!
Makhluk apa lagi itu, Adramlech?” Tanya Eris sambil menoleh kearah Adramlech.
Adramlech hanya
terdiam, dan menyeringai, “ Kau ini benar-benar keterlaluan!” Makhluk itu
mencoba keluar dari laboratorium, dan menjebol tembok yang sudah hancur,
sehingga lubangnya semakin besar.
Cockatrice-Demon
itu berusaha menyerang Eris, namun dengan sekuat tenaga Eris menahan supaya
tidak membahayakan dirinya dan Adramlech.
Tanpa disengaja,
kekuatan yang terpendam dari dalam dirinya keluar saat dia berusaha
menyelamatkan dirinya dan Adramlech.
Aura energy
berwarna merah keluar dari dalam tubuhnya. Aura yang dulu sempat keluar saat
dia melawan muridnya dulu, Io.
Hal tersebut
membuat Adramlech tercengang, dan terpana. Dulu dia sempat melihat melihat
memory yang diambil oleh Banshee, kini dia melihat dengan mata dan kepalanya
sendiri, “ Eris..kau..” desis Adramlech.
Makhluk mutasi
dari Demon Army itu, merasa kalah dengan Eris, tidak meneruskan perlawanan. Dia
memilih untuk kabur dari dalam Kerajaan.
Eris menatap
makhluk itu pergi meninggalkan dirinya, “ Ayo Adramlech kita pergi dari sini. “
dia mengangkat Adramlech ke atas tandu yang sudah di siapkan oleh Demon Army.
Saat mau
mengangkat Adramlech, Eris melihat kearah wajah Adramlech yang sedari tadi
menatap dirinya, “ Ada apa Adramlech?” Eris tampak kebingungan dengan Adramlech
yang sedang menatap dirinya.
“ Ternyata…benar adanya..kau..”
Eris semakin tampak kebingungan, “ Apa maksudmu?”
Eris tidak
menggubris Adramlech, dengan dibantu oleh 2 Demon Army, dia mengangkat
Adramlech ke atas tandu. Dan Adramlech pun di bawa ke ruang perawatan.
Elathan dibantu
dengan Ayperos berusaha menghimpun kekuatan untuk menghalau Golem-Demon yang
mulai merusak di hanggar pesawat, “ Ayperos!” teriak Elathan
“ Paduka Elathan!
Hamba sudah berusaha untuk menghentikan Golem ini, tetapi kekuatannya lebih
kuat dari yang hamba perkirakan.” Elathan melihat Golem-Demon merusak beberapa
kapal perang.
“ Pikirkan
caranya, supaya dia bisa kita tumbangkan!” Tanpa disadari Elathan, dari arah
belakang ada erangan burung yang memecahkan telinga, yang terbang kearah
hanggar pesawat, “Apalagi ini!?!” Cockatrice-Demon mengeluarkan api dari dalam
mulutnya, dan membakar beberapa Demon Army di bawah yang berusaha menghalau
Golem-Demon.
“ ADRAMLECH~!!!!!”
teriak Elathan kesal.
Burung itu pun
terbang keluar, saat dia melihat pintu hanggar terbuka. Melihat kesempatan itu,
Golem-Demon melompat dan bergelantungan di kaki Cockatrice-Demon.
“ Paduka-“ Tanya
Ayperos, “-bagaimana ini? Dia melarikan diri bersama Golem-Demon”
“ Biarkan saja!
Kalau perlu, arahkan dia ke Bumi!” titah Elathan kemudian sambil menarik kerah
Ayperos, “ B-baik paduka!” Kemudian Ayperos menaiki kapal perangnya, dan
mengejar Cockatrice-Demon.
Ayperos berhasil
memperpendek jarak dengan Cockatrice. Dan untuk menarik perhatiannya, dia
melepaskan beberapa tembak ke arah Cockatrice-Demon.
Makhluk tersebut
berhasil teralihkan perhatiannya, dan dia kini berusah mengejar pesawat
Ayperos, “ Kekuatan penuh menuju Bumi!” perintah Ayperos.
“ Hou!” Pesawat
langsung tancap gas menuju Bumi.
Cockatrice-Demon
menembakkan bola api dari dalam mulutnya, untuk menyerang pesawat Ayperos.
Namun pesawat masih mampu bermanuver menghindari serangan Cockatrice-Demon.
“ Persiapkan
battle pod! Serang dia, atau kita akan jatuh ke Bumi!” Para Demon-Army yang
dilatih untuk mengendalikan battle-pod, langsung bersiap mengambil posisi yang
sudah ditentukan.
Battle –Pod yang
berada di belakang pesawat, segera menembakkan sinar laser kearah
Cockatrice-Demon.
Makhluk tersebut
cukup kewalahan, terlebih dia harus menggendong Golem-Demon.
Akhirnya pesawat
Ayperos sudah tiba dan masuk ke dalam atmosfer Bumi. Ayperos sengaja
mengarahkan agak ketengah kota.
“ Battle-Pod #1
dan #5 arahkan tembakan kalian di kaki Cockatrice-Demon, supaya dia melepaskan
Golem-Demon.” Ayperos memberi perintah melalui pengeras suara.
“ Hou!!”
Demon-Army langsung mengarahkan moncong senjata ke kaki Cockatrice.
Dengan sekali
tembakan yang tepat sasaran, Cockatrice kesakitan dan melepaskan pegangan
Golem-Demon, sehingga dia mendarat di tengah kota.
“ Bagus! Kini,
mengamuklah kalian disini.” Pesawat Ayperos segera meninggalkan atmosfir Bumi.
Golem-Demon serta
merta, langsung mengamuk di kota, menghancurkan beberapa gedung-gedung tinggi.
Dan Cockatrice menebar teror di angkasa.
Kepanikan terjadi,
orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Hermes yang masih
di ruang utama, berbicara dengan Eddy dan Dodo, merasakan ada sesuatu bahaya
mendekat atau terjadi. Telinga kelincinya bergerak, dan bola berwarna merah di
ujung telinganya berkilau sesaat, “ Pesona ini…DEMON!”
“ Demon??” Dodo
terkejut. Hermes mengangguk mantap, “ Aku tahu ini bukan arti dari mimpimu
Eddy! Tapi kau harus berjuang mengalahkan ketakutanmu.” Eddy menunduk, dan
kemudian menatap Hermes lalu mengangguk mantap, “ Baiklah! Aku percaya. Yang
terpenting kita harus kalahkan mereka!”
“ Bagus!” jawab
Hermes mantap, “ Kalau begitu cepat kalian menuju ke pusat kota! Aku merasakan
bahaya disana.”
“ Siap! Ayo Ed!”
Dodo melompat dari sofa, dan berlari keluar ruangan.
“ Berjuanglah,
Protonger!”
“ Outsider!
Insider! Segera menuju ke tengah kota!” Perintah Eddy melalui Galaxy Bracenya.
Kemudian Eddy dan
Dodo sudah berada di tengah kota. Alangkah terkejutnya dia melihat Golem-Demon
mengamuk di tengah kota, “ Ya Tuhan!! Apalagi ini? Rencana apa lagi yang mereka
buat??” Dodo tampak keheranan. Tak lama, Protonger yang lain tiba menyusul Eddy
dan Dodo.
“ Huaaaaa~!!!
A-a-a-apppaa itu??” Eka tercengang sambil menunjuk kearah Golem-Demon.
Keterkejutan
mereka belum berakhir disitu, sampai pada saatnya, Cockatrice-Demon terbang
menuju kearah mereka.
“ Woooww..” Tj dan
yang lain berusaha menghindar, “ Ada lagi yang lain!” kata Tj, sambil menatap
Cocktrice-Demon terbang kearah kiri.
“ Sebelum semuanya
hancur, kita harus menghentikan mereka.” Titah Eddy, “ Outsider, kalian dan
Space Commander menghalau Golem itu.”
“ Baik!” Jawab
Victor mantap.
“ Dan Insider,
kita gunakan ProtonKing untuk mengusir burung jelek itu.” Insider mengangguk
berbarengan.
Cockatrice-Demon
menembakkan api dari dalam mulutnya, dan membakar gedung-gedung.
“ Baiklah
semuanya..” Eddy mengambil posisi di tengah, yang lain langsung mengambil
posisi di kiri dan kanan Eddy, “ Saatnya beraksi!”
“ Galaxy!...”
“ Planet!...”
“ CHANGE!!!!” dan
Soul Beast pun keluar dari masing-masing Galaxy Brace kemudian langsung
menyelimuti tubuh mereka. Ditutup dengan bentuk helm masing-masing anggota.
“ Summon! All
Beast Guardian!” Dari kejauhan ke-11 Beast terbang menuju kearah Protonger.
“Itu mereka! Bersiap semuanya!” seru Red Mars.
“ Siap!” Para
Protonger melompat dan masuk ke dalam Beast mereka masing-masing.
“ Insider! Galaxy
Combine!” seru Red Mars.
“ Outsider! Planet
Combine!” seru Gold Sun.
Phoenix, Dragon,
Pegasus, Unicorn, Griffin, dan Hippogrif langsung mengambil posisi
masing-masing untuk melakukan penggabungan. Begitu juga dengan Garuda, Cygnus,
Schylla, Dolphin, dan Peacock.
“ Ready! ProtonKing...”
“…Space
Commander!”
“ Baiklah
Oustider, mari kita kerjakan tugas kita masing-masing!” seru Red Mars.
“ Siap, Red Mars!
Serahkan pada kami!” Space Commander mengangkat tangan Cygnusnya. Kemudian
ProtonKing terbang mengejar Cockatrice-Demon.
“ Baiklah, Golem!
Kau bagian kami!” Space Commander berlari menghampiri Golem-Demon yang masih
sibuk menghancurkan kota.
Tanpa
menyianyiakan kesempatan, Space Commander membuka serangan dengan menggunakan
Cygnus Claw. Golem-Demon sempat menangkis dengan gada besar yang dia pegang,
dan kemudian dia membalas serangan Space-Commander dengan sekali ayunan.
Space-Commander terhuyung-huyung mendapat serangan tersebut, “ Kami tidak akan
kalah! Karena menyerah bukan pilihan!” Seru Gold Sun.
Dolphin membuka
mulutnya, dan sebuah bola energi berwarna biru kehijauan keluar. Dengan
menggunakan Peacock Fanblade, energi tersebut di hembaskan kearah Golem-Demon.
Sebelum
Golem-Demon menangkis bola energi yang dihempaskan kearahnya, Space Commander
lebih dulu, terbang sambil bersiap serangan Cygnus-Claw dan Peacock Fanblade.
Golem-Demon
menangkis energi itu, tetapi dia tidak menyadari di belakangnya Space-Commander
terbang melesat ke arahnya sambil mengayunkan Cygnus dan Peacock. Golem-Demon
terlihat kewalahan
Disisi lain, ProtonKing
mati-matian mengejar Cockatrice-Demon, yang terbang begitu cepat, “Mercury!
Gunakan tembakan Pegasus!” Perintah Red-Mars.
“ Siap!” Sayap
Pegasus dibentangkan, dan mulai menembakkan kearah Cockatrice-Demon. Gerakannya
masih lebih cepat, sehingga tembakannya yang diarahkan banyak yang meleset,
“Arghh! Sungguh menyebalkan!” teriak Yellow Moon kesal. Tanpa disuruh Yellow
Moon mengalirkan energi dari dada ProtonKing dan langsung menuju tanduk
Unicorn, “ Rasakan ini!” ProtonKing mengayunkan Unicorn Sword. Serangan
tersebut cukup ampuh, Cockatrice sempat goyah.
“ Semuanya!-“
teriak Silver Earth,”-gunakan Victory Arrow!!”
“ Got it!” teriak
serempak yang lain. Kemudian ProtonKing bersiap untuk formasi Victory Arrow.
ProtonKing
membidik ke arah Cockatrice-Demon, dia menunggu saat yang tepat untuk
melepaskan anak panah, takut kalau tembakan mereka meleset, “ Tunggu…tahan…”
ujar Silver Earth.
Di bawah, di
belakang sebuah pohon yang agak besar, ada sesosok orang yang memperhatikan
pertempuran mereka. Mengenakan jaket anak sekolahan berwarna merah, dia asyik
menyaksikan pertempuran ProtonKing dan Cocktrice-Demon.
Cockatrice-Demon
terbang kesana-kemari dengan cepat, menyulitkan untuk menembakkan anak panah.
Ketika dirasa
sudah tepat, Silver Earth memberikan perintah untuk menembak, “ SEKARANG!! VICTORY
ARROW!!!” dan anak panah yang berupa energi melesat cepat ke arah
Cocktrice-Demon.
Tembakan tersebut
mendarat persis di tubuh Cocktrice-Demon, dan seketika itu juga dia meledak, “
BERHASIL!!” teriak Protonger.
Sosok tersebut
menyeringai lebar, memperlihatkan gigi putih rapih, dan tak lama dia beranjak
dari tempat dia berdiri.
“ Tugas kita belum usai!” perintah Red Mars, “
Space Commander membutuhkan bantuan kita!” ProtonKing pun terbang melesat turun
ke Bumi.
Saat ketinggian
sudah sejajar dengan daratan, ProtonKing menebaskan Unicorn Blade ke arah
Golem-Demon.
“ ProtonKing!”
teriak Violet Pluto, “ Kalian sudah berhasil membereskan burung jelek itu?”
“ Tenang saja
teman!” jawab Black Jupiter.
“ Space-Commander!
Kita gunakan serangan kombinasi Victory Arrow and Judgement Slasher ! Seperti
yang kau bilang tadi, dia mungkin tumbang dengan serangan itu.” Seru Red Mars.
“ Oh! Yang itu
ya?” jawab Gold Sun antusias. Dia teringat saat dulu pertama kali digunakan
untuk melawan Papilon.
“ Baiklah
ProtonKing! Bersiaplah!” Space-Commander bersiap untuk mengambil posisi.
“ Baiklah
teman-teman, kalian tahu harus bagaimana.” Titah Red Mars memberi aba-aba
kepada Protonger.
“ Beres bos!”
Yellow Moon menjawab sambil mengacungkan jempol.
“ Baiklah! Formasi
Victory Arrow!” Pegasus sekali lagi merentangkan sayap membentuk busur, dan
tanduk Unicorn sudah dialiri energi dari dada ProtonKing.
“ Outsider! Kita
juga bersiap!” teriak Gold Sun tidak kalah semangat.
“ Siap!”
Cygnus Claw, dan
Peacock Fanblade terlihat bersinar, “ Space-Commander, bersiaplah! Victory
Arrow…” panah melesat kearah Space Commander.
Namun sial, saat
panah belum sampai di depan Space-Commander, Golem-Demon maju mengayunkan gada
besarnya.
Orange Uranus
dengan sigap mengarahkan Cygnus Claw kearah Gada tersebut. Dengan sekali
ayunan, Gada tersebut hancur berkeping-keping.
Gold Sun melihat
panah tersebut sudah dekat. Awalnya Panah tersebut menancap di tubuh
Golem-Demon, “ Matilah kau DEMON!!!” teriak Gold Sun. “ Semuanya!...Jugdgement ...SLASH
and BLOW !!” panah yang berasal dari ProtonKing, ditambahkan tebasan Cygnus
Claw dan Peacock Fanblade.
Mendapat serangan
tersebut, Golem-Demon tidak mampu bertahan lebih lama, tak lama dia langsung
meledak berkeping-keping, “ HUUAARRGHH…”
“ BERHASIL!!!”
teriak semua Protonger. Kemudian ProtonKing dan Space Commander saling tos dan
melakukan pose kemenangan.
Di lain tempat,
nun jauh disana, Valvare diikuti beberapa Demon Army yang mengawal dirinya,
berada di sebuah planet yang letaknya agak jauh dari gugus bintang.
Dia menemukan Gua
di hutan pedalaman di planet yang dia singgahi, “ Kalian berjaga di luar sini-“
titah Valvare kepada 3 Demon Army, “-dan kalian, ikut aku kedalam.”
“ Hou!!” Demon
Army yang di tugasi menjaga di luar, langsung mengambil posisi, dan yang
lainnya masuk mengikuti Valvare.
Valvare mulai
menyusuri semakin dalam Goa tersebut. Tak lupa dia membawa obor untuk menerangi
Goa yang agak gelap.
Akhirnya, dia
berada di ujung lorong Gua. Sebuah ruangan berbentuk bulat, tidak begitu besar,
terpapar di depan mata Valvare.
Matanya segera
mencari yang di carinya, yaitu kuburan Anak Iblis Anubis.
Valvare menyusuri
setiap sudut ruangan. Dan kemudian pencariannya terhenti saat menemukan tembok,
dengan logo bulat besar di depannya, “ Ini dia.” Valvare tersenyum senang,
seraya tangannya menyentuh logo tersebut.
Kemudian dia
memerintahkan Demon Army untuk mendobrak dan merusak pintu kuburan. Setelah
menjebol tembok tebal, terlihat peti mati dengan logo yang sama di atasnya,
tapi berwarna emas.
“ Hahahahah!
Akhirnya kejayaan Kerajaan Anubis di depan mata! HAHAHAHAHA!!!”
“ HOU..HOU…HOU!!”
Demon Army ikut senang.
“
HAHAHAHAHA..TAMAT RIWAYAT KALIAN PROTONGER!! HAHAHAHAHA.”
-bersambung-
Story by Krishna Indraprasta
No comments:
Post a Comment