Thursday, May 16, 2013

Protonger : Universe 10 - Love From the Past



Setelah beberapa waktu lalu sempat berada dibawah pengaruh jahat Demon atas ulah Adramlech, Protonger Insider kini sudah kembali normal seperti sedia kala, bergabung dengan para Outsider yang sudah membantu mereka.
Kini dengan bersatunya 2 tim, diharapkan lebih mudah memusnahkan teror jahat Demon, serta kemunculan mecha Outsider yaitu Space Commander lebih memudahkan mereka untuk menjaga keutuhan Bumi.

Semenjak mereka bergabung, para Outsider memutuskan untuk lebih sering mengunjungi rumah para Insider. Tujuannya untuk lebih mengakrabkan diri satu dengan yang lainnya. Seperti pada saat ini, para Outsider sedang berada di rumah Eddy, apalagi hari ini adalah week-end, waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama.
Mereka merencanakan untuk membuat acara barbeque di rumah Eddy. Ambar yang terkenal sebagai Chef handal, di daulat untuk mengurusi bahan-bahan makanan ditemani oleh Vebby. Terlihat Andri dan Victor menemani mereka di dapur.. TJ dan Dodo sedang asyik berlatih adu pedang di halaman belakang rumah. Eka dan Dhony sedang sibuk berada di ruang utama. Mereka sedang asik bermain video game. Terlihat Eka lebih sering kalah dari Dhony. Sedangkan Agung terlihat di kamar Phiand mengurus Phiand yang masih dalam masa penyembuhan, ditemani oleh Eddy dan Hermes.

Agung sudah mulai membuka perban yang selama ini membalut kening Phiand. Luka tusukan pedang Eris di dada pun sudah mulai membaik.

“Bagaimana keadaanmu, Phi?“, tanya Agung ramah. Phiand tersenyum, “ Sudah agak baikan, terima kasih, ya... Terima kasih juga untuk Outsider sudah mem..” kalimat Phiand terputus.
Agung menepuk pundak Phiand, “ Hei, sudah jangan di ungkit lagi.”
“Kami benar-benar tulus untuk menolong kalian.“ Agung menoleh ke arah Eddy. Terlihat Eddy tersenyum, sambil membantu membereskan perlengkapan obat-obatan.
Hermes yang sedari tadi berdiri di belakang Eddie mulai buka suara, “Syukurlah kau sudah mulai membaik Phiand. Semua ini berkat ramuan yang kuberikan, dan tentu saja perjuangan Outsider.“
“Hei, perjuangan untuk membela temanmu itu, patut dipuji. Sebagaimana pun kuatnya Demon, kau tetap berusaha untuk menyadarkan teman-temanmu yang sedang berada di bawah kekuatan jahat Demon.”, lanjut Agung kemudian.
Phiand mengangguk sambil tersenyum, terlintas kembali kejadian tempo hari saat dia menyadarkan Insider.

“Kita adalah keluarga. Sudah seharusnya kita saling bantu membantu, tolong menolong dan bahu membahu terhadap sesama. Dengan begitu kita akan menjadi semakin kuat.”, jawab Phiand lagi.
“ Kau benar, Phiand.”, balas Agung.
“ Baiklah, kau istirahat saja dulu, supaya besok sudah bisa jauh lebih baik keadaannya.” Agung beranjak dari pinggir tempat tidur.“ Cepat sembuh, Phi.”. Phiand ditinggalkan sendiri di kamarnya.
Sungguh beruntungnya dia memiliki keluarga besar yang hebat dan mau saling tolong menolong satu sama lain pikirnya. Kemudian Phiand menarik selimut kemudian dia pun tertidur. Di luar kamar terlihat Pegasus yang memperhatikan keadaan dari arah yang jauh.

Di dapur Vebby dan Ambar masih sibuk dengan bahan-bahan masakan untuk acara nanti malam. Andri dan Victor sedari tadi hanya terlihat duduk di kursi meja makan.
“Heh, dari pada kalian duduk disitu, bagaimana kalian menolongku untuk membelikan beberapa bahan makanan yang kurang di supermarket.” Ambar menghampiri Andri yang sedang sibuk menonton TV yang terletak di sebelah meja makan, tertempel di dinding.
Andri yang merasa acaranya terganggu, melihat ke arah Ambar yang sudah ada disampingnya. Ambar mengeluarkan catatan belanjaan yang harus dibeli.
“Kau serius?” tatap Andri heran.
“Memangnya aku terlihat bercanda? Ayo! Cepat jalan!” Ambar menarik Andri dari kursi supaya cepat beranjak ke Supermarket.
“Baiklah..baiklah!” jawab Andri sedikit malas-malasan. Dia pun pergi sambil mengambil catatan belanjaan dari tangan Ambar.
“Hei, aku ikut dengan mu!” kata Victor menyusul Andri dari belakang.
Setelah kedua cowo itu keluar dari dapur, Ambar tertawa terkekeh sambil tos ke Vebby, “Berhasil kita kerjain mereka, hehehe..”
“Jahat kamu.” Vebby hanya bisa menggelengkan kepala, sambil terus memasak.

Andri dan Victor pun berdua berjalan menuju Supermarket yang letaknya gak begitu jauh dari rumah Eddie. Mereka memutuskan pergi dengan menggunakan motor milik Andri.

Setibanya di Supermarket, mereka masuk kedalam, mengambil keranjang belanjaan, dan mulai mencari bahan-bahan yang dibutuhkan Ambar untuk acara barbeque nanti malam.
Andri tercengang melihat daftar belanja dari Ambar, “Beuuhh, banyak banget bahannya..."

"Hei bagaimana kita bagi tugas.” Victor mengambil kertas dari tangan Andri, dan merobeknya menjadi 2,“ Kau mencari semua yang ada disini, aku mencari yang ada disini,..bagaimana?”
“Hooo... Ide bagus!”, jawab Andri semangat, “Baiklah, nanti kita bertemu dikasir setelah semua bahan sudah didapatkan.”
“Oke!” Victor pun berpisah memasuki lorong rak bahan makanan di sebelah kiri.
Andri mulai mencari yang dibutuhkan. Didalam catatan dia harus mencari kentang goreng beku, sayuran segar, sayap ayam dibagian lemari pendingin,  bumbu barbeque siap pakai. Sedangkan Victor mencari berbagai macam minuman ringan dan makanan ringan seperti keripik atau chip.

Setelah mereka menemukan semua bahan yang dicari, mereka pun bertemu ditempat yang sudah dijanjikan. Andri melihat Victor membawa beragam minum ringan. Dia pun sedikit terkejut melihat belanjaan Victor, “Astaga! Sebanyak ini? Apa tidak tidak kebanyakan mengambilnya, Vic?”
“Ah, tenang saja! Mereka semua pasti doyan minum, apalagi anak-anak Outsider mereka doyan party, lihat saja nanti. Lalu kau sudah menemukan yang dibutuhkan?”, tanya Victor kemudian.
Andri memeriksa isi keranjang belanjaannya, “ Yup! Semua sudah ada disini.” Victor pun ikut melihat isi keranjang Andri, “ Kalau begitu ayo kita bayar, trus pulang, nanti kita dimarahi oleh para wanita-wanita bawel di rumah.”, ajak Victor kemudian yang langsung di-iyakan oleh Andri, “Sip dah, Ayo.”

Setelah selesai membayar, mereka pulang. Di dalam perjalanan menuju parkir, mereka melewati sebuah toko souvenir dan gift. Victor tertarik dengan pajangan yang di pajang di etalase toko.
“Hei lihat ini!” seru Victor sambil menunjuk ke deretan patung clay berbentuk hewan-hewan mistis lucu, seperti Phoenix, Pegasus, Unicorn, Hippogrif, Griffin, seekor Naga berwarna hitam mengelilingi hewan-hewan lainnya, “ Waaahh.. ini seperti Beast Insider.” Victor tampak antusias dengan pajangan clay yang bentuknya imut.
Andri yang melihat deretan clay tersebut membuat tersenyum dirinya.
“Aku penasaran dengan isi tokonya. Kita masuk yuk!” ajak Victor kemudian.
“ Apa? Hei kita tidak boleh lama-lama nanti Ambar mencari kita!” tetapi terlambat, Victor sudah masuk kedalam toko.
Saat membuka pintu toko, pandangan Andri tertuju pada tulisan di pintu, yang menjadi nama toko ini, “MCC?“ Tanya Andri heran, “Kok namanya familiar ya?” dia pun segera ikut masuk kedalam toko.
Victor sangat antusias dengan barang-barang yang dipajang di dalam toko. Tak henti-hentinya dia mengagumi pajangan-pajangan yang ada di sana. Seperti saat ini dia sedang mengagumi pajangan berbentuk lumba-lumba, “Lumba-lumba nya bagus sekali.”
Ternyata ketertarikan Victor membuat sang pemilik toko menghampirinya. Seorang wanita muda, mengenakan cardigan putih, rok panjang selutut berwarna hitam, rambut panjang diurai, “Selamat siang, ada yang bisa kami bantu.”
“ Selamat siang, mbak.”, balas Victor ramah, “Iya aku tertarik dengan pajangan yang ada di sini. O iya, aku tertarik dengan lumba-lumba ini.” Victor kemudian sambil menunjuk ke pajangan clay berbentuk lumba-lumba berwarna hijau tosca.
Wanita itu mengambil pajangan lumba-lumba itu dan memberikannya kepada Victor.
“Bagus ya!” Victor mengamati clay pajangan tersebut. “Aku mau yang ini, tolong dibungkus ya.” Victor kembali menyerahkan kepada wanita tersebut untuk dibungkus.
“Baik.” Senyum wanita itu ramah.

Pada saat itu, muncul Andri yang ingin segera mengajak Victor pulang, “Hei kau ini sedang apa sih? Ayo kita cepat pulang..” ucapannya terhenti saat dia menoleh wanita yang berada di samping Victor, “Ya Tuhan! Jadi MCC itu jangan-jangan...” dia menoleh ke arah kanan tempat meja kasir berada disitu tertulis besar-besar nama toko itu. Dan membuat Andri terbelalak matanya membaca nama toko ini. “ My..Cute..Clay!!?!!” mulutnya menganga seakan tidak percaya dengan kalimat yang dibacanya.
“Ada apa sih, Ndri? Heboh sendiri.”, tanya Victor heran.
“Ndri?” wanita itu tidak kalah heran mendengar nama Andri disebutkan Victor.
Victor mengangguk, “Iya, namanya Andri.” Wanita itu juga tidak kalah terkejut.
“Jadi dia…Tidak mungkin!” ujar Andri pelan. Tanpa banyak bicara Andri segera berlari ke luar toko. Melihat Andri berlari ke luar toko, membuat Victor keheranan, “Hei! Kau mau kemana?” Victor segera menyelesaikan pembayaran atas pajangan yang akan dia beli.

Di luar toko Andri sudah berlari bersembunyi di balik tikungan yang letaknya tidak jauh dari toko pajangan itu.
Victor berhasil mengejar Andri, dan menemukan Andri sedang terengah-engah mengatur napas sambil bersandar di sebuah tiang listrik.
“Kau ini kenapa sih? Seperti habis melihat hantu saja.” Andri menoleh ke arah Victor yang berdiri di sampingnya.
Andri menggeleng kepala ditanya seperti itu, “Dia bukan hantu…dia...dia...”
“Ya? Dia itu..” Victor berusaha menebak maksud Andri.
“Dia…dia itu..gadis pujaanku!” akhirnya Andri berhasil mengutarakan ucapannya.
"Ooohh..gadis pujaanmu ya?" Victor mengangguk. Sepertinya dia tidak menyadari ucapan Andri, sampai akhirnya dia terkejut juga,  “Heeeee????? Apa?? Gadis pujaanmuu? Wanita pemilik toko itu??" Andri kemudia mengangguk kembali.

"Huaaahhh..kau hebat, bro! Dia itu wanita yang sempurna!”, lanjut Victor senang sambil menepuk keras pundak Andri.
“Sebaiknya kita segera pulang, aku merasa tidak nyaman disini.“ Andri segera mengambil helm yang di sampirkan di setang motor dan segera menyalakan mesin. Setelah Victor naik, mereka berdua pun bergegas untuk pulang.

Di Istana Anubis, terlihat Eris yang sedari tadi duduk sendirian di ruang utama, dia sedang memikirkan suatu rencana untuk bisa memusnahkan Protonger dan menguasai Bumi.
“Setelah Insider, kini muncul Outsider! Benar-benar serangga pengganggu!” ditendangnya meja kecil yang berisi botol dan gelas yang sedang dia minum seketika itu terdengar suara gelas dan botol yang pecah berantakan.
Eris langsung berdiri dari kursi dan menarik pedangnya. Dilihatnya bekas darah Phiand masih menempel pada pedang itu.
Terdengar suara pintu di buka. Eris menoleh ke arah pintu, terlihat Ukobach yang masuk, “Kau..Ada apa kau kemari?”, tanya Eris curiga, tatapannya sinis ke arah Ukobach. Disarungkan kembali pedangnya.
Ukobach berjalan ke arah kursi Eris. Tampak dia meraih sesuatu dari balik jubahnya. Sebuah kantung berwarna coklat lalu diserahkannya kantung itu kepada Eris.
Eris menatap curiga pada kantungan yang di serahkan Ukobach kepada dirinya, “Apa itu? Apakah kamu masih menaruh kepercayaan kepada diriku, untuk mempimpin serangan kali ini?”
.
Ukobach terlihat diam seribu bahasa. Ukobach memang tidak pernah terdengar suaranya oleh siapapun, bahkan kepada Adramlech sekalipun yang menjadi atasannya langsung.

Ukobach terlihat mengangguk, sambil menyerahkan kantung kepada Eris. Eris terlihat ragu akan kantung yang di serahkan kepadanya, tetapi dia perlahan menerima kantung itu, “Terima kasih kau masih menaruh kepercayaan itu kepadaku, Ukobach.”  Ukobach masih terdiam seribu bahasa
.
Eris membuka kantung yang dia terima dari tangan Ukobach. Tiba-tiba saja dari dalam kantungan itu muncul banyak sekalu makhluk kecil aneh yang terbang ke arah dirinya, “Apa ini? Ukobach! Apa yang kau lakukan!?!!” Eris kelimpungan mengusir makhluk-makhluk yang berterbangan dalam jumlah banyak menyelimuti tubuhnya, “Ukobach! Tolong akuuu… pergi kalian semua!” Eris masih berusaha mengusir makhluk aneh yang mengerubungi dirinya.
Ukobach melihat Eris dengan tatapan dingin dan pergi meninggalkan Eris sendirian yang sedang berupaya melepaskan diri dari kerubungan makhluk-makhluk aneh..
Tak lama kemudian, Eris terkapar lemas tak berdaya. Makhluk aneh yang mengerubungi dirinya pergi meninggalkan tubuh Eris, berkumpul jadi satu dan membentuk sebuah sosok Demon.

Eris terlihat mulai sadarkan diri. Di depannya dia melihat ada monster yang berbentuk seperti kupu-kupu.
Eris mengusap kedua matanya, “ Siapa kau?”.
“Yang Mulia, perkenalkan, nama hamba Pappilon. Hamba akan mengabdi kepada Yang Mulia.” Demon itu menunduk seraya memperkenalkan dirinya.
Eris menatap erat monster yang berdiri di depannya, dari bawah hingga ke atas. Eris pun terlihat mengangguk tanda setuju, “Baiklah, Pappilon, turunlah ke Bumi. Sebarkan terror Demon di Bumi.”
“Baik, Yang Mulia! Aku akan mengubah seluruh wanita di Bumi menjadi makhluk paling indah.” Papilon pun kemudian menghilang dari hadapan Eris.
“Selamat bertugas.“ Eris kemudian duduk di kursi kebesarannya.

Di rumah Eddy, terjadi kehebohan di dapur. Andri di interogasi habis-habisan oleh Ambar, Vebby, dan Victor.
“Kau bertemu lagi dengannya, Ndri? Setelah sekian tahun tidak bertemu? Wah.. kau pasti bahagia donk, bertemu dengan pujaanmu dulu itu?”, tanya Ambar antusias.
“Apa saja yang kau bicarakan dengan dia, Ndri?”, lanjut Vebby kemudian.
“Kalau sudah lama tidak bertemu, kenapa kau tadi lari?” Omongan Victor, kontan membuat Vebby dan Ambar terkejut, “Lari?”, seru mereka barengan. Victor mengangguk, dia menarik kursi di depan Andri.
“Benarkah itu?”, tanya Ambar lagi.
Di berondong pertanyaan seperti itu, membuat Andri malas meladeni mereka, “Ah, sudahlah! Aku tadi terlalu gugup melihat dirinya setelah sekian lama tidak bertemu. Wajarlah kalau aku lari seperti itu.” Andri mengambil sekaleng minum ringan yang berada di meja makan.
Ambar segera merebut kaleng minuman yang sedianya akan diminum oleh Andri, “Tapi kau tidak boleh menjadi pengecut seperti itu donk, Ndri.. katanya kau ini playboy? Masa menghadapi hal seperti itu kau malah kabur ?” ledek Ambar. "Siapa yang playboy? Huh!", cibir Andri

Pemilik toko itu bernama Lovy. Dia adalah cinta pertama Andri sejak Andri masih duduk di bangku kuliah. Dahulu sewaktu masih kuliah, Lovy adalah Junior 2 tahun dibawahnya. Saat sedang ada acara penerimaan mahasiswa baru, Andri jatuh hati dengan dirinya yang cantik. Hingga berjalannya waktu, Andri semakin dekat dengan Lovy. Sampai suatu saat Lovy menanyakan status hubungan mereka. Andri tentu saja tidak mudah menyatakan komitmen sebuah hubungan. Hingga kemudian, Lovy marah dan berucap tidak ingin bertemu dengannya lagi, karena dia menganggap Andri tidak pernah bisa serius. Hal tersebut membuat dirinya sangat terpukul. Andri tidak dapat berhenti memikirkannya. Setiap saat yang terbayang hanya Lovy. Disamping itu, sejak dulu Lovy punya hobby membuat kerajinan atau craft yang terbuat dari clay. Hingga suatu hari dia ingin membuka toko clay craft bersama Andri. Namun Lovy terlanjur marah besar kepada Andri, niat itu sempat dibatalkannya. Tetapi akhirnya Lovy tetap membuka usaha clay craft sendiri.
Pada suatu hari, Andri memergoki Lovy sedang jalan bersama kakaknya Phiand di sebuah mall. Hal itu membuat dia marah besar. Dia mengira Phiand merebut pujaan hatinya. Padahal sesungguhnya Lovy hanya ingin balas dendam di depan Andri.
Sampai saat ini, Andri merasa tidak berani lagi untuk bertemu dengan Lovy, karena dia tidak ingin melihat Lovy lagi, dia takut merasa di sakiti oleh Lovy.

“Phiand berbuat seperti itu?” Victor kaget setelah mendengar penjelasan Andri, “Jahat sekali sama adik sendiri.”
“Kok kamu bisa diam saja seperti itu sih?“ Vebby tidak kalah penasaran.
“Bukan begitu!” Andri merebut kembali kaleng minuman yang masih dipegang Ambar dan langsung meminumnya, “Mas tidak merebut Lovy dari aku, setelah diusut dia cuman mau bales dendam aja gitu.”
“Balas dendam?” Ambar menaikkan sebelah alisnya.
“Kamu juga sih, kelamaan tidak cepat menyatakan cinta.”, kata Vebby sambil menepuk pelan pundak Andri, dan berjalan menuju dapur, sambil membereskan belanjaan.
“Ah sudah! sudah! jangan dibahas lagi, aku pusing jadinya.” Andri beranjak meninggalkan meja makan dan keluar ke halaman belakang.

Hermes yang sedang di berada halaman belakang memperhatikan latihan TJ dengan Dodo, merasakan bahaya. Demon kembali mengusik ketenangan di kota.
TJ yang lebih dulu menangkap gelagat Hermes, “Demon, ya?”, tanya TJ pendek.
Hermes mengangguk mantap.
“Baiklah kalau begitu, ini saatnya debut kita berdua! Ayo Do!” ajak TJ kemudian.
"Ayo!", balas Dodo semangat. Sambil mengambil kaos abu-abu yang di letakkan di kursi panjang, TJ berlari ke arah rumah.
Dari dalam, yang lain sudah mengetahui hal tersebut.
“Kalian siap?”, tanya Eddy kemudian. Yang lain pun mengangguk mantap, “ Baiklah..semua ayo berangkat!” dan mereka pun bersama-sama menuju tempat bahaya yang sedang terjadi.
Di kamar, Phiand masih terbaring di kasur, tetapi dia mendengar tanda bahaya di Galaxy Brace miliknya. Ingin sekali rasanya bangun dan membantu teman-temannya, namun apa daya, tubuhnya masih lemah untuk digunakan bertarung.
“Selamat berjuang, teman-teman.” Phiand hanya bisa memperhatikan Galaxy Bracenya.

Insider dan Outsider sudah berada di tempat kejadian. Tetapi betapa terkejutnya mereka, saat tiba disana, mereka melihat banyak sekali kupu-kupi berterbangan menuju ke angkasa, menghampiri sesosok monster yang sedari tadi berdiri di udara.
“Kenapa banyak sekali kupu-kupu disini?”, tanya Agung heran.
Eka melihat banyak sekali pria yang menangis karena kehilangan sesuatu. Dan dia juga melihat banyak tas wanita berserakan dimana-mana. “Lina~! Kembalilah, sayang!” pinta seorang pria yang masih berumur 20an sambil menangis.
“Sepertinya ada yang aneh.” Eka memperhatikan sekelilingnya.

“Selamat datang Protonger! Kalian sudah terlambat! Mereka semua sudah menjadi milikku.” Protonger langsung menoleh ke arah langit.
“Demon! Apa yang kau perbuat!” seru Eddy sambil menatap tajam ke arah Pappilon.
Eka langsung mengetahui kejadian janggal disini, “ Teman-teman! Kupu-kupu ini berasal dari manusia!”
“Apa?!” ujar Protonger serempak seakan tidak percaya.
“Iya, lihat! Banyak sekali tas wanita berserakan disini. Kemungkinan besar kupu-kupu yang berterbangan itu adalah wanita-wanita yang diubah jadi kupu-kupu!” lanjut Eka menjelaskan.

Mendengar hal itu, hati Andri menjadi panas, “Kurang ajar kau Demon!” teriak Andri marah, “ Teman-teman! Saatnya berubah!” Andri langsung mengambil posisi di depan
“ Baik!” balas Protonger kompak. Insider dan Outsider pun mengambil posisi.
“Galaxy…” teriak Insider.
“Planet…” teriak Outsider kemudian.
“Change!!” Teriak mereka berbarengan dan kedua tim pun berubah. Soul dari Beast mereka masing-masing menyelimuti tubuh para Protonger.
“ Demon Army..serang mereka!” perintah Papilon dari atas langit. Dia kemudian mengumpulkan kupu-kupu buruannya kedalam sebuah kotak kayu berwarna emas, dengan jaring di sekelilingnya. Kupu-kupu yang berterbangan itu seperti terhisap ke dalam kotak tersebut.
“Protonger…Menyerah bukanlah pilihan! Maju!” seru Gold Sun dengan Garuda Katana di tangan.
“Baik!” balas Protonger yang lain kompak. Dan pertarungan Protonger dengan Demon Army pecah di tengah kota.
“Huhuhuhu. Dasar makhluk lemah.”, tawa Papilon sambil terus mengumpulkan kupu-kupu yang berasal dari manusia, “Semua wanita di Bumi ini, adalah hal yang sangat indah! Dan aku akan mengumpulkan semuanya hanya untukku, huhuhuhu..”

Yellow Moon yang sedang menahan terjangan 2 Demon Army dari depan, melihat ke arah Papilon yang sedang mengumpulkan kupu-kupu.
Pandangannya tertuju kepada kotak kayu berwarna emas yang dipegang di tangan kanannya, " Jadi disitu dia mengumpulkan para korbannya. Aku akan merebut kotak itu. *heeaat!!*" Demon Army itu ditendangnya keras-keras dan kemudian di tebas menggunakan Unicorn Rod.
Saat Papilon sedang lengah, Moon melemparkan Unicorn Rod ke arah Papilon. Lemparan tersebut sedikit meleset dari sasaran awal, dan hanya mengenai bagian wajahnya.
"Aaaarrgghhh!!! Kurang ajar! Rasakan ini!", jerit Papilon. Protonger di hujani serbuk dari kedua sayapnya.
Protonger dengan sigap menghindari serbuk-serbuk berwarna emas, yang kalau mengenai tubuh bisa meledak.

Black Jupiter berputar ke depan menghindar, dan kemudian dari Galaxy Blade nya, dia mengeluarkan elemen power nya, "Lightning Bolt!!" Petir menyambar-nyambar, dan sempat menyusahkan Papilon. Hal tersebut membuat dia turun ke darat. Black Jupiter melihat peluang ini, langsung melawannya menggunakan Galaxy Blade.

Papilon terlihat kekuatannya berkurang. Ini karena efek dari serangan Lightning Bolt dari Jupiter.
Saat berhasil menghindari perlawanan Black Jupiter, mata Pappilon tertuju pada seorang gadis yang kebetulan lewat situ. Gadis itu tidak mengetahui bahaya mengincar dirinya, "Ah! Itu dia wanita indah yang bisa kukoleksi.", seru Papilon yang kemudian terbang menuju wanita yang sedang melintas itu.
Wanita itu melihat Papilon terbang ke arah dirinya, dan tentu saja dia terkejut bukan kepalang, " Kyaaa!!! Tolooonng!!!" Black Jupiter terkejut mendengar suara teriakan minta tolong dari wanita itu. Namun Black Jupiter seketika terpaku saat melihat ke arah wanita yang berteriak minta tolong itu, "Lovy???" Sempat ada keraguan dari dalam dirinya.

Neptune melihat kearah wanita itu, dan melihat Lovy berhasil di sekap oleh Pappilon dari belakang. Neptune kemudian melihat ke arah Jupiter yang terlihat bimbang, " Haduuh..apa yang dia lakukan sih??" Neptune menebaskan Dolphine Trident ke segala penjuru arah, sehingga Demon Army terpental kebelakang beberapa senti, " Jupiter! Sadarlah! Cepat tolong diaaaa!!!", teriak Neptune.
Black Jupiter menengok ke arah Neptune, "Apa yang kau tunggu? Cepat tolong dia!" Demon Army maju menyerang Neptune.
Black Jupiter masih terlihat bimbang,

"Tolong akuu.." Lovy masih berusaha melepaskan diri dari cengkraman Pappilon. Black Jupiter melihat adegan itu dengan kaki yang gemetar dan seakan sulit bergerak, "Ya, Tuhan! Apa yang terjadi pada diriku?", batin Jupiter.

Seperti mendapat dorongan keyakinan dari dalam tubuh, Black Jupiter bergerak maju menolong Lovy, "Baiklaaah!!! Aku bisa!! *heaaatt!!!*" Black Jupiter berlari menghampiri Lovy dan Papilon.
"Mau apa kau?!" Papilon menyerang kembali Jupiter dengan serbuk-serbuk emas berbahayanya itu. Tetapi Jupiter maju tak gentar menghadapinya.
"Heeaaatt!!!" Jupiter mengayunkan Galaxy Bladenya. Galaxy Blade berhasil mengenai tangan Pappilon, dan Jupiter berhasil merebut Lovy kembali, "Kau tidak apa-apa?", tanya Jupiter.
Terlihat Lovy mengangguk dalam dekapan Jupiter, "Iya...aku tidak apa-apa, terima kasih Protonger."
" Ya Tuhan! Ada apa dengan diriku ini?", batin Jupiter dalam hati.

"Rasakan ini!" Papilon mengayunkan tongkat saktinya, dan berhasil mengenai punggung Jupiter. Hal itu membuat Lovy terkejut, " Oh tidak!"
"Tidak apa-apa! Tidak terasa sakit.." Jupiter melepaskan Lovy dari dekapannya, membalikkan badannya, dan Galaxy Blade ditebaskan ke arah Papilon, ditutup dengan tendangan keras.
Papilon sempat terpental kebelakang, mencoba berdiri walau jalannya terhuyung-huyung, " Ini belum berakhir Protonger!" Papilon menghilang dari hadapan Jupiter.
"Tunggu! Jangan lari!!" Jupiter berusaha mengejar Papilon, namun terlambat.

Lovy menatap punggung Jupiter, dan memberanikan diri untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, "Terima kasih..sudah menolongku." Mendengar ucapan tersebut yang keluar dari mulut Lovy, membuat darah Jupiter berdesir hebat. Sosok yang dulu ingin dia lupakan, justru muncul kembali di hadapannya.
"Kau..sungguh pemberani.", lanjut Lovy.

Tanpa diduga Lovy menggenggam kedua tangan Jupiter, membuat Jupiter deg-degan hebat.
Jupiter membalikkan badan, dan dia melepaskan genggaman Lovy, " Itu sudah menjadi tugasku, menjaga perdamaian Bumi.", balas Jupiter kemudian.
Lovy terlihat hanya tersenyum, darah Jupiter kembali berdesir, " Oh tidak! Kenapa aku deg-degan hebat seperti ini? Aku sudah berusaha untuk melupakan dia!", ujar Andri dalam hati.
" Kau memang hebat. Aku salut kepadamu. Untuk membalas jasamu, aku ingin bertemu lagi dengan dirimu di suatu tempat, bagaimana?"

Anggota Protonger lain, yang sudah berubah menjadi manusia biasa, memperhatikan Jupiter bersama Lovy dari kejauhan, "Hei, lihat itu Andri! Playboynya kumat lagi, hihihi." Eka terkekeh sambil mengintip dari balik pohon.
"Dia itu kan cinta pertamanya Andri.", jelas Vebby kemudian.
Protonger lain langsung terkejut mendengar penjelasan Vebby, " Heee?? Apakah itu benar?!?"

"Psssssttt...kalian jangan berisik" Mereka melanjutkan mengintip dari balik pohon. Ambar dan Vebby saling memandang dan menganggukkan kepala bersama.

" Tapi aku ingin kau melepaskan helm mu itu disaat kita bertemu lagi, dan beritahu siapa dirimu sebenarnya. ", pinta Lovy kemudian.
Bagai terkena petir di siang bolong, mendengar permintaan Lovy, membuat Andri gelagapan.
Black Jupiter agak sedikit keberatan dengan permintaan Lovy, " Kenapa? Kau tidak mau ya?" Lovy menangkap gelagat Jupiter.
" Oh..em..bagaimana ya?" Jupiter bimbang untuk bisa memutuskannya, "Baiklah, aku mau!" Lovy senang mendengar Jupiter mau memenuhi permintaannya.
" Baiklah kalau begitu, aku pulang dulu. Besok siang di kafe sebelah toko My Cute Clay. Aku tunggu kau ya." Lovy beranjak meninggalkan Jupiter yang berdiri mematung.

Setelah Lovy sudah agak jauh, teman-teman Protonger, keluar dari persembunyiannya. Victor langsung berlari, melompat ke arah Jupiter dan merangkulnya, "Wahahahaayy...Kau hebat, broo! Dia mengajakmu untuk ketemu. Ngedate nih!"

Bukannya senang, malah membuat Jupiter lemas hingga dia terduduk di tanah, " Hei? Kenapa kau?"

" Memangnya kau pikir mudah untuk melaksanakannya. Bertemu dengan seseorang yang disukai tapi sudah lama tidak bertemu.", jawab Jupiter lemah. Kemudian Andri mematikan kekuatannya.

" Hei, cheer up buddy!", ujar Dodo kemudian, sambil ikut merangkul Andri, " Kau pasti bisa meluluhkan hatinya." Andri menoleh ke arah Dodo. Dilihatnya Dodo tersenyum lebar, sambil mengacungkan jempol.
" Entahlah! Aku pusing.", keluh Andri. Semua tertawa melihat tingkah laku Andri.

Di tempat lain, Pappilon yang sedang terluka, tiba di Gua persembunyiannya. Di depannya sudah ada kandang besi ukuran besar, " Hari ini, tangkapannya cukup lumayan." Kandang kecil yang dia keluarkan, kemudian dia lepaskan kupu-kupu tersebut ke dalam sebuah kandang besi raksasa.
" Kalian memang koleksiku yang sangat luar biasa indah! Hahaha.."
Eris muncul dari belakang, dan membuat Pappilon terkejut, " Bagaimana kerjamu hari ini, Pappilon?"
" Yang Mulia, Eris." Pappilon menundukkan sedikit tubuhnya, " Tangkapan hari ini lumayan! Sebenarnya hamba bisa dapat lebih dari ini, kalau saja proton.." Kalimat Papilon terhenti, saat Eris mendengar kata Protonger akan keluar dari mulut Pappilon, " Apa?? Protonger???" Eris berjalan menghampiri Papilon sambil menatap tajam ke arahnya, " Protonger katamu? Mereka menghadangmu?" Pappilon terlihat ketakutan saat Eris sudah berada dekat di sampingnya.

" Benar, Yang Mulia..mereka datang mengacaukan rencanaku.", jelas Pappilon dengan nada sedikit ketakutan.
Mata Eris melotot mendengar penjelasan Pappilon, dan dia mencabut pedangnya, "Dasar bodoh!!" Eris memotong sebuah batu yang agak lumayan besar yang berada di samping kirinya, hingga terbelah dua, " Curut-curut seperti mereka, kau tidak mampu membereskan???" Eris menatap erat wajah Papilon.
" Maafkan hamba, Yang Mulia, mereka itu terlalu kuat, tidak mudah dikalahkan." Eris semakin marah mendengarnya, "Apa?? Terlalu kuat?? Mereka itu biasa saja! Bagaimana kau bisa kalah dari mereka??", hardik Eris matanya melotot ke arah Pappilon sehingga membuat Pappilon nyalinya menjadi semakin ciut.

" Hamba akan segera bereskan mereka, Yang Mulia." Balas Pappilon hormat.
" Baiklah kalau begitu." Saat ingin beranjak dari hadapan Papilon, Eris melihat luka baret panjang di muka Pappilon, " Luka itu, apa itu juga ulah Protonger?" Pappilon hanya mengangguk.
Eris kemudian menggerakkan sebelah tangannya, dan sebuah energi keluar dari jemarinya. Sinar itu menuju wajah Pappilon, dan seketika luka itu hilang.
Pappilon menyentuh wajahnya. Dirasakannya luka itu hilang, " Terima kasih, Yang Mulia! Aku akan bekerja lebih baik lagi!", tunduk Pappilon. Kemudian Eris berjalan meninggalkan Papilon.

Andri duduk di sofa panjang di ruang utama. Dihadapannya sudah ada Vebby, Ambar, dan Victor. Andri serasa sedang disidang oleh mereka, Andri sedang diajarkan oleh mereka cara untuk meluluhkan hati seorang wanita, "Serahkan semua pada ahlinya!", seru Ambar sombong, sambil menepuk dadanya.
" Memangnya banyak lelaki yang takluk padamu, Bar?", selidik Vebby tidak percaya.
" Ssssttt!!!! Diem aja deh!", balas Ambar, " Ouw, oke baiklah!", timpal Vebby.

" Ayolah, teman! Ini sia-sia saja! Apa yang ingin kalian ajarkan akan sia-sia! Mengingat Lovy sudah terlanjur marah kepadaku.", jelas Andri kemudian.
" Yaa..itu'kan dulu!", kata Ambar lagi, "Kalau sekarang kan siapa tahu? Mungkin saja perasaan marahnya kepadamu sudah berubah, iya'kan?" Ambar berusaha meyakinkan Andri.
Andri merebahkan tubuhnya semakin ke belakang di sofa, dia tidak tau lagi apa yang harus dilakukan terhadap teman-temannya yang sangat bersemangat mengembalikan cintanya kepada Lovy.

Victor kemudian buka suara, " Sudah..sudah! Biar sang ahli yang memberikan solusinya.", cibir Victor jumawa.
Vebby langsung menjewer telinga Victor, " Adadadaaawww...Hei?! Salah aku apa memangnya?", tanya Victor heran sambil mengusap telinganya yang di jewer oleh Vebby.
" Yang terpenting sih.." Vebby ikut memberikan saran, " ...berikan dia perhatian lebih, dan kasih sayang. Dan kamu juga harus serius dalam komitmen!"
Andri mengenyeritkan dahi, " Itu yang susah, Veb!"
" Huuu..dasar!" Ambar melempar bantal kecil yang ada di samping sofa. Andri gelagapan jadinya.

Keesokan harinya, hari yang ditunggu tiba. Andri memberanikan diri untuk kembali menyatakan cinta kepada Lovy. Semua ini berkat didorong oleh ke-3 temannya.
Mereka sudah berdiri tidak jauh dari cafe yang ditentukan, " Duuuhh...kalian yakin?", tanya Andri malas.
" Harus donk! Kapan lagi kamu bisa gaet dia?", dorong Ambar. Andri menghela napas panjang.
Dari jauh tampak Lovy muncul dengan baju dress bermotif bunga, dengan mengenakan topi rajut bundar. Victor yang pertama kali melihat kedatangan Lovy, "Naah! Itu dia!", teriak Victor semangat sampai tidak sadar, dia menepuk pundak Andri begitu keras, " Duh! Pelan-pelan kenapa? Kok jadi kau yang semangat sih?", sungut Andri kesal.
" Hehehehe, Sorry!" Victor menyeringai lebar.

Lovy mengambil tempat duduk di luar cafe, dan tak lama pelayan cafe datang melayani pesanan Lovy.
" Ayo, Ndri! Tunggu apalagi?", ujar Ambar.
" Iya-iya! Baiklah!"
" Cepat berubah! Kau kan sudah janji untuk bertemu dalam keadaan berubah.", desak Vebby agak tidak sabar.
" Kalian ini kenapa sih?" Andri melihat wajah teman nya satu persatu. Kemudian dia memencet tombol Galaxy Bracenya, " Galaxy change..." Andri sekejap langsung berubah menjadi Black Jupiter.
" Selamat berjuang teman!", bisik Ambar memberi semangat. Black Jupiter berjalan gontai menghampiri Lovy.

Tetapi baru beberapa langkah, Planet Brace milik Victor berbunyi. Ada komunikasi masuk. Ternyata dari Hermes, " Ada bahaya! Demon mengacau kota kembali! Protonger, segera bergerak!", titah Hermes.
" He?? Kau pasti bercanda!", kata Jupiter lemas.
" Haduuhh..timingnya tidak tepat nih!" Vebby menyampaikan kekecewaannya.
" Harus bagaimana ini?", tanya Victor kemudian.
" Ya, mau tidak mau, tugas lebih diutamakann.", jawab Vebby singkat.

Jupiter yang dari kejauhan tampak kebingungan, sambil berusaha memanggil teman-temannya yang masih bersembunyi di balik pohon besar, " Bagaimana ini?", tanya Jupiter dari kejauhan.
" Tugas diutamakan! Cepat kita pergi, nanti kita kembali lagi kesini!", kata Victor memberitahu sambil menempelkan tangan di samping bibir. Vebby, Ambar, dan Victor segera berlari meninggalkan tempat mereka berdiri, "Hei tunggu!" Jupiter mengejar mereka dibelakang. Sesaat Jupiter menoleh ke belakang ke arah Lovy yang masih setia duduk menunggu, " Maafkan aku ya! Aku pasti akan segera kembali."  Jupiter  menempelkan kedua tangan, dan kemudian dia kembali berlari menyusul teman-temannya yang sudah jauh menghilang.

Di pusat kota, Pappilon berdiri sambil mengacungkan tongkatnya keatas, "Para wanita, jadilah koleksiku yang paling indah!" Tongkat yang diangkatnya tinggi, mengeluarkan sinar dan kemudian menyerbu ke arah kerumunan para wanita-wanita yang sedang berlari menyelamatkan diri. Sekejap setelah sinar itu mengenai tubuh, mereka langsung berubah menjadi kupu-kupu, "Hahaha! Kalian makhluk yang sungguh lemah!" Kupu-kupu itu langsung masuk ke dalam kotak yang biasa Pappilon gunakan untuk menjaring mangsanya.

" Hentikan Demon!!" Terdengar suara teriakan dari arah depan Pappilon. Seketika dia mendapat serangan tembakan bertubi-tubi, "Kurang ajar! Siapa itu???", teriak Pappilon penuh kemarahan. Dilihatnya dari arah depan 6 orang sudah berdiri di hadapannya, "Protonger! Kalian lagi! Kali ini aku tidak akan kalah!" Pappilon mengambil ancang-ancang akan menyerang Protonger dengan tongkat saktinya.
Tapi tiba-tiba saja, dari arah depannya ada sesuatu yang menyerangnya, " Apa? Tidaaak!!" Papilon mengerang sambil terjungkal kebelakang. Ternyata Beast Dragon menyerang dari arah depan.
Protonger terkejut melihatnya. Bersamaan dengan itu, muncul Vebby, Ambar, Victor, dan Black Jupiter, "Maaf kami terlambat!", kata Vebby minta maaf.
" Lho? Kau sudah berubah, ndri?" Tanya TJ heran melihat Andri sudah dalam keadaan wujud Black Jupiter.
" Aduh itu ceritanya panjang. Yang penting, kita selesaikan makhluk busuk ini!" Black Jupiter menatap tajam ke arah Papilon sambil menunjuk ke arahnya.
" Apa? Busuk? Kurang ajar!", teriak Pappilon kesal.

" Baiklah semuanya! Saatnya berubah!" Perintah Eddy sambil mengambil posisi.
" Siap!" Balas para Protonger kompak. Kemudian mereka pun siap untuk berubah,
" Galaxy!"
" Planet!"
" Change!!" Soul dari Beast keluar dari Brace mereka masing-masing, dan langsung terbang menyelimuti ke-10 tubuh Protonger. Perubahan ditutup dengan menyepurnakan wujud helm.

"Kami adalah ksatria Planet Eris yang diutus untuk menjaga kedamaian Bumi! The Bravest Planet! Red Mars!"
"The Amaze Planet! Black Jupiter!"
"The Strongest Moon! Yellon Moon!"
"The Lovely planet! Pink Venus!"
"The Living World! Silver Earth!"
Kemudian dilanjutkan oleh tim Outsider,
"The Holy Judgement! Gold Sun!"
"The Planet of Skies! Orange Uranus!"
"The Planet of Deep! Navy Neptune!"
"The Planet of Silence! White Saturn"
"The Planet of Steel! Violet Pluto!"
"Menjaga kedamaian Galaxy adalah tugas kami.", seru Gold Sun.
"Galaxy Forces..." Red Mars menimpali.
"Protonger!!", teriak kompak serempak.
"Menyerah bukanlah pilihan!" Kemudian Protonger maju menyerang.
Pappilon tidak tinggal diam. Dia kemudian memanggil pasukan Demon Army, "Demon Army, serang!" Sekelompok Demon Army serempak maju menyerang Protonger. Pertarungan pun terjadi.

Setelah Demon Army yang memang bukan tandingan Protonger dikalahkan, kini Protonger berhadapan dengan Pappilon, " Kalian jangan sombong dulu, Protonger! Aku belum kalah!" Kemudian Papilon terlihat  melayang dan dia melebarkan sayap kupu-kupu nya lebar-lebar. Hal itu membuat Pluto terkejut, "Hati-hati, semua! Sepertinya ini buruk.", seru Pluto dengan nada khawatir.
Setelah sayap itu mengembang, ribuan bahkan jutaan kupu-kupu berwarna paduan hitam merah keluar dari bentangan sayap Papilon, " Rasakan ini, Protonger!" Kupu-kupu kecil itu terbang melesat cepat ke arah Protonger.
Kupu-kupu kecil itu meledak-ledak setelah mengenai tubuh Protonger. Mereka mati-matian menahan serangan tersebut. " Ini..*akkkh* tidak bisa...dibiarkan!! *aaaarrrghh!!" Neptune terpental sedikit ke belakang

" Kita harus lakukan sesuatu!". Pluto maju ke depan barisan dengan Scylla Spear di tangan. Dengan berusaha menahan serangan kupu-kupu kecil yang tidak ada habisnya itu, dia memulai memutar-mutarkan Scylla Spear.
Usahanya cukup berhasil, Kupu-kupu kecil yang terbang ke arahnya, tumbang, "Jupiter!! Aku butuh bantuanmu!", teriak Pluto sambil terus menghalau kupu-kupu itu.
" Baiklah! Sepertinya kau punya rencana.", balas Jupiter sambil berusaha berdiri.
"Kau serang dia menggunakan Lightning Bolt untuk mehancurkan kupu-kupu ini, lalu kau hancurkan kedua sayapnya.", jelas Pluto kemudian. Jupiter terlihat berpikir, " Ide bagus! Kita coba!"
" Bagus! Ini gunakanlah!" Pluto memberikan Galaxy Bladenya.
" Baiklah! Ayo!", seru Jupiter, " Tunggu aba-aba dariku, lalu kau serang dia!" Perintah Pluto kemudian. Jupiter mengacungkan jempol tanda mengerti, " Silver! Aku butuh bantuanmu! Dorong aku ke depan!", pinta Jupiter kepada Earth.
" Baik!", palas Silver mantap. Silver pun bersiap menyilangkan kedua tangannya.
Pluto masih terlihat sibuk menghalau kupu-kupu kecil tersebut dengan Scylla Spear nya. Jupiter juga terlihat tengah bersiap dengan 2 Galaxy Blade di kedua ditangannya. Aliran elemen juga terlihat mengalir ke kedua Galaxy Bladenya.

"Sekarang, Jupiter!!!", teriak Pluto. Jupiter dengan sigap segera melempar satu Galaxy Blade  ke arah Papilon. Galaxy Blade pun menancap di dada kiri Papilon, dan serangan tersebut cukup efektif, membuat Papilon menghentikan serangan kupu-kupu nya, " Arrrghh!! Kurang ajar! Apa yang kalian lakukan!" Papilon berusaha mencabut Galaxy Blade..
" Ayo Jupiter!", seru Silver Earth yang sedari tadi sudah bersiap.
" Baik! Bersiaplah! *heaat!!" Black Jupiter segera melompat ke arah Silver Earth, dan sekuat tenaga Silver Earth mendorong Black Jupiter.
Jupiter terbang melesat ke arah Papilon, sambil menebaskan Galaxy Bladenya, "Lighting Bolt!" Papilon terhuyung mendapat serangan itu.
" Tidak! Ini belum berakhir Demon!" Jupiter mencabut Galaxy Bladenya, dan dengan langsung melancarkan serangan terakhir menggunakan 2 Galaxy Blade, "Rasakan ini!! Thunder Storm!!!!" Tebasan ke kiri lalu kekanan dan ditutup menyilang yang diikuti dengan aliran petir ke arah Papilon.
" Apa? Tidaaakk!!!" Papilon tumbang ke belakang dan langsung meledak.

Dari kejauhan, muncul sosok dari balik kepulan asap, "Dia datang! Ukobach!", ujar Red Mars.
Ukobach berjalan beriringan dengan Eris disamping, "Dasar sialan kalian, Protonger! Ukobach!" Ukobach mengangkat tinggi tongkat saktinya.
Dari tongkat tersebut keluarlah sinar berwarna putih kehijauan, yang langsung terbang menyelimuti tubuh Papilon. Sekejap Papilon berubah menjadi raksasa, " Tamat riwayat kalian, Protonger!"

"Mulai lagi!", ujar Red Mars. Red Mars lalu memanggil para Beast, "Summon Guardian Beast!" Dari kejauhan terdengar raungan para Beast, tak lama muncullah Beast Insider.
"Kita panggil Beast kita, Sun!", usul Saturn.
" Hoo tentu saja! Serahkan kepadaku! Beast Guardian!!!" Beast Outsider pun muncul, dan para Outsider lompat masuk ke dalamnya, " Baiklah kalau begitu, Planet Combine!" Perintah Gold Sun. Lalu kelima Beast itu melakukan penggabungan menjadi Space Commander.

Melihat Outsider mempunyai Space Commander, membuat Yellow Moon takjub, " Wowwww!!! Liat itu, mereka juga punya penggabungan!" Seru Moon takjub sambil menunjuk ke arah Space Commander.
" Seandainya ada Phiand disini.", ujar Silver kemudian.
" Setidaknya, kita masih bisa menolong mereka, ayo semua!"
Tiba-tiba terdengar ringkikan Pegasus...Pegasus terlihat terbang dari kejauhan, "Hei, itu Pegasus!" Venus menunjuk Pegasus yang datang.
"Mercury, kenapa kau keluar kamar? Kau tahu kau belum sembuh benar!", selidik Red Mars.
"Mercury memang masih di kamarnya, ini aku yang mengendalikannya." Terdengar suara yang bukan suara dari Mercury, tetapi mereka sudah akrab dengan suara itu.
"Hermes?" Jupiter terkejut.
"Ya! Ini aku, para korban Pappilon sudah aku bebaskan. Aku menemukan Gua tempat Pappilon menahan mereka. Nah, sekarang cepat masuk dan lakukan Galaxy Combine!", perintah Hermes kemudian.
" Siap bos! Semuanya segera bergerak!", perintah Jupiter. Lalu Para Insider pun melompat kedalam Beast mereka masing-masing, " Semuanya, sudah lama kita tidak melakukan ini, Galaxy Combine!", perintah Red Mars.
" Siap!" Balas yang lain kompak. Beast Insider berjejer dan bersiap melakukan penggabungan.
" Kami siap! ProtonKing!"

ProtonKing dan Space Commander pun berdiri gagah di depan Pappilon, " Hah! Apapun yang kalian miliki, tidak akan mampu melawanku! Rasakan ini!" Papilon maju sambil mengayunkan tongkat saktinya. Space Commander dengan sigap maju menahan ayunan tongkat itu menggunakan Peacock fanblade, dan segera dibalas dengan tebasan Cygnus Claw. Pappilon terjungkal beberapa senti ke belakang setelah mendapat tebasan Cygnus Claw.
" Dasar sial!" Pappilon berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk serangan kupu-kupu kecil itu.
" Oh tidak! Jurus itu lagi!", pekik Venus.

" Pluto! Kau ingat kombinasi tadi?", seru Jupiter ke arah Space Commander.
" Hehe, tentu saja! Kalian siap ProtonKing?" ProtonKing terlihat seperti mengangguk.
" Kau yakin Jupiter?", tanya Earth kemudian, " Tentu saja! Kalau kita yakin, kita pasti berhasil! Space Commander bersiaplah!" Space Commander pun maju dan ProtonKing mengambil posisi dibelakangnya.

Kupu-kupu itu mulai keluar dari bentangan sayap Papilon. Space Commander bersiap menghalaunya menggunakan Peacock fanblade.
" Semuanya, bersiap menggunakan Victory Arrow!", seru Jupiter kepada Protonger yang lain dan Hermes.
" Baiklah!" Sayap Pegasus mulai dibentangkan membentuk busur panah, dan tangan Unicorn membentuk pose orang memanah. Tanduk Unicorn mulai dialiri energi dari arah dada ProtonKing.

" Space Commander, bersiaplah! Demon, rasakan ini! Victory Arrow...!!" Panah energi melesat maju ke depan ke arah Papilon, Outsider tak mau kalah, Space Commander terlihat Peacock dan Cygnus bersinar. Mereka melengkapi serangan kombinasi dari ProtonKing, "Judgement Slash!!" Panah dari ProtonKing, ditambahkan tebasan dari Claw Space Commander menambah kekuatan untuk menghancurkan Papilon.
Papilon terlambat untuk menghindari Victory Arrow dan Judgement Slash yang melesat ke arahnya, " Tidaaakk!!!" Panahpun menancap dirinya, dan seketika itu juga itu dia meledak.
" Berhasil!!!", teriak Protonger gembira. ProtonKing and Space Commander terlihat seperti melakukan tos.

" Oh tidak!!!!" Jupiter tiba-tiba berteriak.
" Kenapa Jupiter?", Mars menoleh ke arah Jupiter dengan heran.
" Lovy!!!" Jupiter melesat keluar dari kokpit ProtonKing, "Lovy?" Protonger yang lain bingung dibuatnya.
Venus pun kemudian juga menyadari hal tersebut, " Oh iya Lovy!!" Venus pun ikut keluar kokpit menyusul Jupiter.
" Hei, Venus! Ada apa ini sebenarnya?" Earth bertanya tetapi Venus keburu hilang keluar dari ProtonKing.

Jupiter, Venus, Saturn, dan Neptune pun tiba di cafe tempat mereka janji bertemu.
" Dia sudah pulang." Kata Jupiter pelan. Dia menarik napas panjang, " Aku sudah merusak semua." Jupiter tertunduk lesu.
Venus menghampiri Jupiter, " Sudahlah, jangan sedih! Ini kan bukan salahmu."
" Iya, bro, kalau Demon tidak mengacau, mungkin kita sudah bisa bertemu dengannya. Sudahlah ayo kita pulang saja.", ajak Neptune

Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang memergoki mereka, dia gembira melihat ada Protonger di hadapannya, " Wah! Protonger!" Anak kecil itu mendekati Jupiter.
" Terima kasih ya Protonger, kalian sudah menyelamatkan Bumi." Ada suara wanita yang tiba-tiba dari belakang.
Protonger menoleh ke arah suara itu.
" Lovy?" Jupiter terpana melihat Lovy ada di depannya.
Melihat gelagat Jupiter, Neptune langsung menyikut Jupiter.
Andri mematikan kekuatannya, " Aku datang memenuhi janjiku, maaf aku terlambat, Demon mengacau ditengah kota."
Lovy terkejut saat mendapati kalau Jupiter tenyata adalah Andri, "Andri? Kamu? Jadi kamu adalah Protonger?" Andri tersenyum dan mengangguk, " Iya, selama ini aku adalah Protonger."
Lovy berjalan mendekati Andri, " Tapi aku berterima kasih kepadamu, dan kalian Protonger.." Lovy menoleh ke arah Venus, Saturn, dan Neptune, " ...kalian sudah menjaga kedamaian bumi tercinta ini." Lovy tersenyum manis. Andri melihat itu langsung kumat kikuk nya, " Ya Tuhan!", batin Andri dalam hati. Dari kejauhan Protonger yang lain muncul. Mereka memperhatikan dari jauh.

" Lovy..maafkan aku, untuk kejadian tempo hari. Aku sungguh menyesal dengan tindakanku waktu itu." Andri tertunduk lesu.
Lovy mengusap lengan Andri, " Tidak apa-apa, aku sudah melupakan kejadian itu." Mendengar hal itu, Andri bersemangat, " Benar kah?" Mukanya berubah sumringah.
" Kalau begitu maukah kau..." Ucapannya terhenti ketika ada ucapan terdengar di telinganya, " Mama....aku mau foto bersama mereka."
"Apa??? Mama???", teriak Venus, Saturn, dan Neptune serempak.
" Ha??? Mama???" Protonger yang mengintip dari kejauhan juga tidak kalah terkejut mendengarnya.
" Mama?? Apa maksudnya?? Jadi ini?" Andri kelimpungan sambil melihat ke arah anak kecil yang masih terpana melihat Protonger.
" Iya, ini anakku. Semenjak aku lulus, aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku. Sebenarnya aku ingin mengundangmu, namun tidak ada yang mengetahui keberadaanmu.", jelas Lovy kemudian sambil mendekap anaknya.

Andri seperti disambar petir di siang bolong, " Kau...sudah...menikah.." Andri mulai terhuyung-huyung.
" Iya..kau kenapa, ndri?"
" Tidak..aku...baik-baik saja..", dan Andri pun pingsan dengan sukses dan jatuh belakang. Neptune dengan sigap menahannya, " Lho? Lho? Hei!? Kenapa kau? Sadarlah!" Protonger lain pun yang sedari tadi mengintip dari jauh langsung berlari menghampiri.
" Bangun, Ndri! Kau tidak apa-apa?" Eddy berusaha menyadarkan Andri.

Tak lama Andri pun membuka mata perlahan, " Syukurlah, kau sudah siuman.", ucap Ambar bersyukur.
Andri melihat Lovy yang masih mendekap anaknya. Lovy tersenyum ke arah Andri, "Ini bohong kan? Tidaaakk!!! Huhuhu." Andri pun pingsan kembali.
" Lho? Pingsan lagi? Haduuhhh kamu ini payah ah!". Lalu tawa pun pecah dibuatnya. Lovy juga tertawa dibuatnya.
Lovy lalu duduk berjongkok disamping Andri dan mengenggam tangan Andri. "Aku tidak akan pernah melupakanmu, Bee.."

- bersambung -

Story by Krishna Indraprasta 

No comments:

Post a Comment