Setelah beberapa
waktu lalu sempat berada dibawah pengaruh jahat Demon atas ulah Adramlech, Protonger
Insider kini sudah kembali normal seperti sedia kala, bergabung dengan para
Outsider yang sudah membantu mereka.
Kini dengan
bersatunya 2 tim, diharapkan lebih mudah memusnahkan teror jahat Demon, serta
kemunculan mecha Outsider yaitu Space Commander lebih memudahkan mereka untuk
menjaga keutuhan Bumi.
Semenjak mereka
bergabung, para Outsider memutuskan untuk lebih sering mengunjungi rumah para
Insider. Tujuannya untuk lebih mengakrabkan diri satu dengan yang lainnya.
Seperti pada saat ini, para Outsider sedang berada di rumah Eddy, apalagi hari
ini adalah week-end, waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama.
Mereka
merencanakan untuk membuat acara barbeque di rumah Eddy. Ambar yang terkenal
sebagai Chef handal, di daulat untuk mengurusi bahan-bahan makanan ditemani
oleh Vebby. Terlihat Andri dan Victor menemani mereka di dapur.. TJ dan Dodo
sedang asyik berlatih adu pedang di halaman belakang rumah. Eka dan Dhony sedang
sibuk berada di ruang utama. Mereka sedang asik bermain video game. Terlihat
Eka lebih sering kalah dari Dhony. Sedangkan Agung terlihat di kamar Phiand
mengurus Phiand yang masih dalam masa penyembuhan, ditemani oleh Eddy dan
Hermes.
Agung sudah mulai
membuka perban yang selama ini membalut kening Phiand. Luka tusukan pedang Eris
di dada pun sudah mulai membaik.
“Bagaimana
keadaanmu, Phi?“, tanya Agung ramah. Phiand tersenyum, “ Sudah agak baikan,
terima kasih, ya... Terima kasih juga untuk Outsider sudah mem..” kalimat
Phiand terputus.
Agung menepuk
pundak Phiand, “ Hei, sudah jangan di ungkit lagi.”
“Kami benar-benar tulus
untuk menolong kalian.“ Agung menoleh ke arah Eddy. Terlihat Eddy tersenyum,
sambil membantu membereskan perlengkapan obat-obatan.
Hermes yang sedari
tadi berdiri di belakang Eddie mulai buka suara, “Syukurlah kau sudah mulai
membaik Phiand. Semua ini berkat ramuan yang kuberikan, dan tentu saja
perjuangan Outsider.“
“Hei, perjuangan
untuk membela temanmu itu, patut dipuji. Sebagaimana pun kuatnya Demon, kau tetap
berusaha untuk menyadarkan teman-temanmu yang sedang berada di bawah kekuatan
jahat Demon.”, lanjut Agung kemudian.
Phiand mengangguk
sambil tersenyum, terlintas kembali kejadian tempo hari saat dia menyadarkan
Insider.
“Kita adalah
keluarga. Sudah seharusnya kita saling bantu membantu, tolong menolong dan bahu
membahu terhadap sesama. Dengan begitu kita akan menjadi semakin kuat.”, jawab
Phiand lagi.
“ Kau benar,
Phiand.”, balas Agung.
“ Baiklah, kau
istirahat saja dulu, supaya besok sudah bisa jauh lebih baik keadaannya.” Agung
beranjak dari pinggir tempat tidur.“ Cepat sembuh, Phi.”. Phiand ditinggalkan
sendiri di kamarnya.
Sungguh
beruntungnya dia memiliki keluarga besar yang hebat dan mau saling tolong
menolong satu sama lain pikirnya. Kemudian Phiand menarik selimut kemudian dia
pun tertidur. Di luar kamar terlihat Pegasus yang memperhatikan keadaan dari
arah yang jauh.
Di dapur Vebby dan
Ambar masih sibuk dengan bahan-bahan masakan untuk acara nanti malam. Andri dan
Victor sedari tadi hanya terlihat duduk di kursi meja makan.
“Heh, dari pada
kalian duduk disitu, bagaimana kalian menolongku untuk membelikan beberapa bahan
makanan yang kurang di supermarket.” Ambar menghampiri Andri yang sedang sibuk
menonton TV yang terletak di sebelah meja makan, tertempel di dinding.
Andri yang merasa acaranya
terganggu, melihat ke arah Ambar yang sudah ada disampingnya. Ambar
mengeluarkan catatan belanjaan yang harus dibeli.
“Kau serius?”
tatap Andri heran.
“Memangnya aku
terlihat bercanda? Ayo! Cepat jalan!” Ambar menarik Andri dari kursi supaya
cepat beranjak ke Supermarket.
“Baiklah..baiklah!”
jawab Andri sedikit malas-malasan. Dia pun pergi sambil mengambil catatan
belanjaan dari tangan Ambar.
“Hei, aku ikut
dengan mu!” kata Victor menyusul Andri dari belakang.
Setelah kedua cowo
itu keluar dari dapur, Ambar tertawa terkekeh sambil tos ke Vebby, “Berhasil
kita kerjain mereka, hehehe..”
“Jahat kamu.”
Vebby hanya bisa menggelengkan kepala, sambil terus memasak.
Andri dan Victor
pun berdua berjalan menuju Supermarket yang letaknya gak begitu jauh dari rumah
Eddie. Mereka memutuskan pergi dengan menggunakan motor milik Andri.
Setibanya di
Supermarket, mereka masuk kedalam, mengambil keranjang belanjaan, dan mulai
mencari bahan-bahan yang dibutuhkan Ambar untuk acara barbeque nanti malam.
Andri tercengang
melihat daftar belanja dari Ambar, “Beuuhh, banyak banget bahannya..."
"Hei bagaimana
kita bagi tugas.” Victor mengambil kertas dari tangan Andri, dan merobeknya menjadi
2,“ Kau mencari semua yang ada disini, aku mencari yang ada disini,..bagaimana?”
“Hooo... Ide
bagus!”, jawab Andri semangat, “Baiklah, nanti kita bertemu dikasir setelah
semua bahan sudah didapatkan.”
“Oke!” Victor pun
berpisah memasuki lorong rak bahan makanan di sebelah kiri.
Andri mulai
mencari yang dibutuhkan. Didalam catatan dia harus mencari kentang goreng beku,
sayuran segar, sayap ayam dibagian lemari pendingin, bumbu barbeque siap pakai. Sedangkan Victor
mencari berbagai macam minuman ringan dan makanan ringan seperti keripik atau chip.
Setelah mereka menemukan
semua bahan yang dicari, mereka pun bertemu ditempat yang sudah dijanjikan.
Andri melihat Victor membawa beragam minum ringan. Dia pun sedikit terkejut
melihat belanjaan Victor, “Astaga! Sebanyak ini? Apa tidak tidak kebanyakan mengambilnya,
Vic?”
“Ah, tenang saja!
Mereka semua pasti doyan minum, apalagi anak-anak Outsider mereka doyan party,
lihat saja nanti. Lalu kau sudah menemukan yang dibutuhkan?”, tanya Victor
kemudian.
Andri memeriksa
isi keranjang belanjaannya, “ Yup! Semua sudah ada disini.” Victor pun ikut
melihat isi keranjang Andri, “ Kalau begitu ayo kita bayar, trus pulang, nanti
kita dimarahi oleh para wanita-wanita bawel di rumah.”, ajak Victor kemudian yang
langsung di-iyakan oleh Andri, “Sip dah, Ayo.”
Setelah selesai
membayar, mereka pulang. Di dalam perjalanan menuju parkir, mereka melewati
sebuah toko souvenir dan gift. Victor tertarik dengan pajangan yang di pajang
di etalase toko.
“Hei lihat ini!”
seru Victor sambil menunjuk ke deretan patung clay berbentuk hewan-hewan mistis
lucu, seperti Phoenix, Pegasus, Unicorn, Hippogrif, Griffin, seekor Naga
berwarna hitam mengelilingi hewan-hewan lainnya, “ Waaahh.. ini seperti Beast
Insider.” Victor tampak antusias dengan pajangan clay yang bentuknya imut.
Andri yang melihat
deretan clay tersebut membuat tersenyum dirinya.
“Aku penasaran
dengan isi tokonya. Kita masuk yuk!” ajak Victor kemudian.
“ Apa? Hei kita
tidak boleh lama-lama nanti Ambar mencari kita!” tetapi terlambat, Victor sudah
masuk kedalam toko.
Saat membuka pintu
toko, pandangan Andri tertuju pada tulisan di pintu, yang menjadi nama toko
ini, “MCC?“ Tanya Andri heran, “Kok namanya familiar ya?” dia pun segera ikut masuk
kedalam toko.
Victor sangat
antusias dengan barang-barang yang dipajang di dalam toko. Tak henti-hentinya
dia mengagumi pajangan-pajangan yang ada di sana. Seperti saat ini dia sedang
mengagumi pajangan berbentuk lumba-lumba, “Lumba-lumba nya bagus sekali.”
Ternyata
ketertarikan Victor membuat sang pemilik toko menghampirinya. Seorang wanita
muda, mengenakan cardigan putih, rok panjang selutut berwarna hitam, rambut
panjang diurai, “Selamat siang, ada yang bisa kami bantu.”
“ Selamat siang,
mbak.”, balas Victor ramah, “Iya aku tertarik dengan pajangan yang ada di sini.
O iya, aku tertarik dengan lumba-lumba ini.” Victor kemudian sambil menunjuk ke
pajangan clay berbentuk lumba-lumba berwarna hijau tosca.
Wanita itu
mengambil pajangan lumba-lumba itu dan memberikannya kepada Victor.
“Bagus ya!” Victor
mengamati clay pajangan tersebut. “Aku mau yang ini, tolong dibungkus ya.”
Victor kembali menyerahkan kepada wanita tersebut untuk dibungkus.
“Baik.” Senyum
wanita itu ramah.
Pada saat itu,
muncul Andri yang ingin segera mengajak Victor pulang, “Hei kau ini sedang apa
sih? Ayo kita cepat pulang..” ucapannya terhenti saat dia menoleh wanita yang
berada di samping Victor, “Ya Tuhan! Jadi MCC itu jangan-jangan...” dia menoleh
ke arah kanan tempat meja kasir berada disitu tertulis besar-besar nama toko
itu. Dan membuat Andri terbelalak matanya membaca nama toko ini. “ My..Cute..Clay!!?!!”
mulutnya menganga seakan tidak percaya dengan kalimat yang dibacanya.
“Ada apa sih, Ndri?
Heboh sendiri.”, tanya Victor heran.
“Ndri?” wanita itu
tidak kalah heran mendengar nama Andri disebutkan Victor.
Victor mengangguk,
“Iya, namanya Andri.” Wanita itu juga tidak kalah terkejut.
“Jadi dia…Tidak
mungkin!” ujar Andri pelan. Tanpa banyak bicara Andri segera berlari ke luar
toko. Melihat Andri berlari ke luar toko, membuat Victor keheranan, “Hei! Kau
mau kemana?” Victor segera menyelesaikan pembayaran atas pajangan yang akan dia
beli.
Di luar toko Andri
sudah berlari bersembunyi di balik tikungan yang letaknya tidak jauh dari toko
pajangan itu.
Victor berhasil
mengejar Andri, dan menemukan Andri sedang terengah-engah mengatur napas sambil
bersandar di sebuah tiang listrik.
“Kau ini kenapa
sih? Seperti habis melihat hantu saja.” Andri menoleh ke arah Victor yang
berdiri di sampingnya.
Andri menggeleng
kepala ditanya seperti itu, “Dia bukan hantu…dia...dia...”
“Ya? Dia itu..”
Victor berusaha menebak maksud Andri.
“Dia…dia
itu..gadis pujaanku!” akhirnya Andri berhasil mengutarakan ucapannya.
"Ooohh..gadis
pujaanmu ya?" Victor mengangguk. Sepertinya dia tidak menyadari ucapan
Andri, sampai akhirnya dia terkejut juga, “Heeeee????? Apa?? Gadis pujaanmuu? Wanita
pemilik toko itu??" Andri kemudia mengangguk kembali.
"Huaaahhh..kau
hebat, bro! Dia itu wanita yang sempurna!”, lanjut Victor senang sambil menepuk
keras pundak Andri.
“Sebaiknya kita
segera pulang, aku merasa tidak nyaman disini.“ Andri segera mengambil helm
yang di sampirkan di setang motor dan segera menyalakan mesin. Setelah Victor
naik, mereka berdua pun bergegas untuk pulang.
Di Istana Anubis, terlihat
Eris yang sedari tadi duduk sendirian di ruang utama, dia sedang memikirkan suatu
rencana untuk bisa memusnahkan Protonger dan menguasai Bumi.
“Setelah Insider,
kini muncul Outsider! Benar-benar serangga pengganggu!” ditendangnya meja kecil
yang berisi botol dan gelas yang sedang dia minum seketika itu terdengar suara
gelas dan botol yang pecah berantakan.
Eris langsung
berdiri dari kursi dan menarik pedangnya. Dilihatnya bekas darah Phiand masih
menempel pada pedang itu.
Terdengar suara
pintu di buka. Eris menoleh ke arah pintu, terlihat Ukobach yang masuk, “Kau..Ada
apa kau kemari?”, tanya Eris curiga, tatapannya sinis ke arah Ukobach. Disarungkan
kembali pedangnya.
Ukobach berjalan
ke arah kursi Eris. Tampak dia meraih sesuatu dari balik jubahnya. Sebuah
kantung berwarna coklat lalu diserahkannya kantung itu kepada Eris.
Eris menatap
curiga pada kantungan yang di serahkan Ukobach kepada dirinya, “Apa itu? Apakah
kamu masih menaruh kepercayaan kepada diriku, untuk mempimpin serangan kali
ini?”
.
Ukobach terlihat
diam seribu bahasa. Ukobach memang tidak pernah terdengar suaranya oleh
siapapun, bahkan kepada Adramlech sekalipun yang menjadi atasannya langsung.
Ukobach terlihat
mengangguk, sambil menyerahkan kantung kepada Eris. Eris terlihat ragu akan
kantung yang di serahkan kepadanya, tetapi dia perlahan menerima kantung itu,
“Terima kasih kau masih menaruh kepercayaan itu kepadaku, Ukobach.” Ukobach masih terdiam seribu bahasa
.
Eris membuka
kantung yang dia terima dari tangan Ukobach. Tiba-tiba saja dari dalam
kantungan itu muncul banyak sekalu makhluk kecil aneh yang terbang ke arah
dirinya, “Apa ini? Ukobach! Apa yang kau lakukan!?!!” Eris kelimpungan mengusir
makhluk-makhluk yang berterbangan dalam jumlah banyak menyelimuti tubuhnya, “Ukobach!
Tolong akuuu… pergi kalian semua!” Eris masih berusaha mengusir makhluk aneh yang
mengerubungi dirinya.
Ukobach melihat
Eris dengan tatapan dingin dan pergi meninggalkan Eris sendirian yang sedang berupaya
melepaskan diri dari kerubungan makhluk-makhluk aneh..
Tak lama kemudian,
Eris terkapar lemas tak berdaya. Makhluk aneh yang mengerubungi dirinya pergi
meninggalkan tubuh Eris, berkumpul jadi satu dan membentuk sebuah sosok Demon.
Eris terlihat mulai
sadarkan diri. Di depannya dia melihat ada monster yang berbentuk seperti
kupu-kupu.
Eris mengusap
kedua matanya, “ Siapa kau?”.
“Yang Mulia,
perkenalkan, nama hamba Pappilon. Hamba akan mengabdi kepada Yang Mulia.” Demon
itu menunduk seraya memperkenalkan dirinya.
Eris menatap erat
monster yang berdiri di depannya, dari bawah hingga ke atas. Eris pun terlihat
mengangguk tanda setuju, “Baiklah, Pappilon, turunlah ke Bumi. Sebarkan terror
Demon di Bumi.”
“Baik, Yang Mulia!
Aku akan mengubah seluruh wanita di Bumi menjadi makhluk paling indah.” Papilon
pun kemudian menghilang dari hadapan Eris.
“Selamat bertugas.“
Eris kemudian duduk di kursi kebesarannya.
Di rumah Eddy,
terjadi kehebohan di dapur. Andri di interogasi habis-habisan oleh Ambar,
Vebby, dan Victor.
“Kau bertemu lagi
dengannya, Ndri? Setelah sekian tahun tidak bertemu? Wah.. kau pasti bahagia
donk, bertemu dengan pujaanmu dulu itu?”, tanya Ambar antusias.
“Apa saja yang kau
bicarakan dengan dia, Ndri?”, lanjut Vebby kemudian.
“Kalau sudah lama
tidak bertemu, kenapa kau tadi lari?” Omongan Victor, kontan membuat Vebby dan
Ambar terkejut, “Lari?”, seru mereka barengan. Victor mengangguk, dia menarik
kursi di depan Andri.
“Benarkah itu?”, tanya
Ambar lagi.
Di berondong
pertanyaan seperti itu, membuat Andri malas meladeni mereka, “Ah, sudahlah! Aku
tadi terlalu gugup melihat dirinya setelah sekian lama tidak bertemu. Wajarlah
kalau aku lari seperti itu.” Andri mengambil sekaleng minum ringan yang berada
di meja makan.
Ambar segera merebut
kaleng minuman yang sedianya akan diminum oleh Andri, “Tapi kau tidak boleh
menjadi pengecut seperti itu donk, Ndri.. katanya kau ini playboy? Masa
menghadapi hal seperti itu kau malah kabur ?” ledek Ambar. "Siapa yang
playboy? Huh!", cibir Andri
Pemilik toko itu
bernama Lovy. Dia adalah cinta pertama Andri sejak Andri masih duduk di bangku
kuliah. Dahulu sewaktu masih kuliah, Lovy adalah Junior 2 tahun dibawahnya.
Saat sedang ada acara penerimaan mahasiswa baru, Andri jatuh hati dengan
dirinya yang cantik. Hingga berjalannya waktu, Andri semakin dekat dengan Lovy.
Sampai suatu saat Lovy menanyakan status hubungan mereka. Andri tentu saja
tidak mudah menyatakan komitmen sebuah hubungan. Hingga kemudian, Lovy marah
dan berucap tidak ingin bertemu dengannya lagi, karena dia menganggap Andri
tidak pernah bisa serius. Hal tersebut membuat dirinya sangat terpukul. Andri
tidak dapat berhenti memikirkannya. Setiap saat yang terbayang hanya Lovy.
Disamping itu, sejak dulu Lovy punya hobby membuat kerajinan atau craft yang
terbuat dari clay. Hingga suatu hari dia ingin membuka toko clay craft bersama
Andri. Namun Lovy terlanjur marah besar kepada Andri, niat itu sempat dibatalkannya.
Tetapi akhirnya Lovy tetap membuka usaha clay craft sendiri.
Pada suatu hari,
Andri memergoki Lovy sedang jalan bersama kakaknya Phiand di sebuah mall. Hal
itu membuat dia marah besar. Dia mengira Phiand merebut pujaan hatinya. Padahal
sesungguhnya Lovy hanya ingin balas dendam di depan Andri.
Sampai saat ini,
Andri merasa tidak berani lagi untuk bertemu dengan Lovy, karena dia tidak
ingin melihat Lovy lagi, dia takut merasa di sakiti oleh Lovy.
“Phiand berbuat
seperti itu?” Victor kaget setelah mendengar penjelasan Andri, “Jahat sekali
sama adik sendiri.”
“Kok kamu bisa
diam saja seperti itu sih?“ Vebby tidak kalah penasaran.
“Bukan begitu!”
Andri merebut kembali kaleng minuman yang masih dipegang Ambar dan langsung
meminumnya, “Mas tidak merebut Lovy dari aku, setelah diusut dia cuman mau
bales dendam aja gitu.”
“Balas dendam?”
Ambar menaikkan sebelah alisnya.
“Kamu juga sih,
kelamaan tidak cepat menyatakan cinta.”, kata Vebby sambil menepuk pelan pundak
Andri, dan berjalan menuju dapur, sambil membereskan belanjaan.
“Ah sudah! sudah!
jangan dibahas lagi, aku pusing jadinya.” Andri beranjak meninggalkan meja
makan dan keluar ke halaman belakang.
Hermes yang sedang
di berada halaman belakang memperhatikan latihan TJ dengan Dodo, merasakan
bahaya. Demon kembali mengusik ketenangan di kota.
TJ yang lebih dulu
menangkap gelagat Hermes, “Demon, ya?”, tanya TJ pendek.
Hermes mengangguk
mantap.
“Baiklah kalau
begitu, ini saatnya debut kita berdua! Ayo Do!” ajak TJ kemudian.
"Ayo!",
balas Dodo semangat. Sambil mengambil kaos abu-abu yang di letakkan di kursi
panjang, TJ berlari ke arah rumah.
Dari dalam, yang
lain sudah mengetahui hal tersebut.
“Kalian siap?”, tanya
Eddy kemudian. Yang lain pun mengangguk mantap, “ Baiklah..semua ayo
berangkat!” dan mereka pun bersama-sama menuju tempat bahaya yang sedang
terjadi.
Di kamar, Phiand
masih terbaring di kasur, tetapi dia mendengar tanda bahaya di Galaxy Brace
miliknya. Ingin sekali rasanya bangun dan membantu teman-temannya, namun apa
daya, tubuhnya masih lemah untuk digunakan bertarung.
“Selamat berjuang,
teman-teman.” Phiand hanya bisa memperhatikan Galaxy Bracenya.
Insider dan
Outsider sudah berada di tempat kejadian. Tetapi betapa terkejutnya mereka,
saat tiba disana, mereka melihat banyak sekali kupu-kupi berterbangan menuju ke
angkasa, menghampiri sesosok monster yang sedari tadi berdiri di udara.
“Kenapa banyak
sekali kupu-kupu disini?”, tanya Agung heran.
Eka melihat banyak
sekali pria yang menangis karena kehilangan sesuatu. Dan dia juga melihat
banyak tas wanita berserakan dimana-mana. “Lina~! Kembalilah, sayang!” pinta seorang
pria yang masih berumur 20an sambil menangis.
“Sepertinya ada
yang aneh.” Eka memperhatikan sekelilingnya.
“Selamat datang
Protonger! Kalian sudah terlambat! Mereka semua sudah menjadi milikku.”
Protonger langsung menoleh ke arah langit.
“Demon! Apa yang
kau perbuat!” seru Eddy sambil menatap tajam ke arah Pappilon.
Eka langsung
mengetahui kejadian janggal disini, “ Teman-teman! Kupu-kupu ini berasal dari
manusia!”
“Apa?!” ujar
Protonger serempak seakan tidak percaya.
“Iya, lihat!
Banyak sekali tas wanita berserakan disini. Kemungkinan besar kupu-kupu yang
berterbangan itu adalah wanita-wanita yang diubah jadi kupu-kupu!” lanjut Eka
menjelaskan.
Mendengar hal itu,
hati Andri menjadi panas, “Kurang ajar kau Demon!” teriak Andri marah, “
Teman-teman! Saatnya berubah!” Andri langsung mengambil posisi di depan
“ Baik!” balas
Protonger kompak. Insider dan Outsider pun mengambil posisi.
“Galaxy…” teriak
Insider.
“Planet…” teriak
Outsider kemudian.
“Change!!” Teriak
mereka berbarengan dan kedua tim pun berubah. Soul dari Beast mereka
masing-masing menyelimuti tubuh para Protonger.
“ Demon
Army..serang mereka!” perintah Papilon dari atas langit. Dia kemudian
mengumpulkan kupu-kupu buruannya kedalam sebuah kotak kayu berwarna emas,
dengan jaring di sekelilingnya. Kupu-kupu yang berterbangan itu seperti
terhisap ke dalam kotak tersebut.
“Protonger…Menyerah
bukanlah pilihan! Maju!” seru Gold Sun dengan Garuda Katana di tangan.
“Baik!” balas
Protonger yang lain kompak. Dan pertarungan Protonger dengan Demon Army pecah
di tengah kota.
“Huhuhuhu. Dasar
makhluk lemah.”, tawa Papilon sambil terus mengumpulkan kupu-kupu yang berasal
dari manusia, “Semua wanita di Bumi ini, adalah hal yang sangat indah! Dan aku
akan mengumpulkan semuanya hanya untukku, huhuhuhu..”
Yellow Moon yang
sedang menahan terjangan 2 Demon Army dari depan, melihat ke arah Papilon yang
sedang mengumpulkan kupu-kupu.
Pandangannya
tertuju kepada kotak kayu berwarna emas yang dipegang di tangan kanannya,
" Jadi disitu dia mengumpulkan para korbannya. Aku akan merebut kotak itu.
*heeaat!!*" Demon Army itu ditendangnya keras-keras dan kemudian di tebas
menggunakan Unicorn Rod.
Saat Papilon
sedang lengah, Moon melemparkan Unicorn Rod ke arah Papilon. Lemparan tersebut
sedikit meleset dari sasaran awal, dan hanya mengenai bagian wajahnya.
"Aaaarrgghhh!!!
Kurang ajar! Rasakan ini!", jerit Papilon. Protonger di hujani serbuk dari
kedua sayapnya.
Protonger dengan
sigap menghindari serbuk-serbuk berwarna emas, yang kalau mengenai tubuh bisa
meledak.
Black Jupiter
berputar ke depan menghindar, dan kemudian dari Galaxy Blade nya, dia
mengeluarkan elemen power nya, "Lightning Bolt!!" Petir
menyambar-nyambar, dan sempat menyusahkan Papilon. Hal tersebut membuat dia
turun ke darat. Black Jupiter melihat peluang ini, langsung melawannya menggunakan
Galaxy Blade.
Papilon terlihat
kekuatannya berkurang. Ini karena efek dari serangan Lightning Bolt dari
Jupiter.
Saat berhasil
menghindari perlawanan Black Jupiter, mata Pappilon tertuju pada seorang gadis
yang kebetulan lewat situ. Gadis itu tidak mengetahui bahaya mengincar dirinya,
"Ah! Itu dia wanita indah yang bisa kukoleksi.", seru Papilon yang
kemudian terbang menuju wanita yang sedang melintas itu.
Wanita itu melihat
Papilon terbang ke arah dirinya, dan tentu saja dia terkejut bukan kepalang,
" Kyaaa!!! Tolooonng!!!" Black Jupiter terkejut mendengar suara
teriakan minta tolong dari wanita itu. Namun Black Jupiter seketika terpaku
saat melihat ke arah wanita yang berteriak minta tolong itu, "Lovy???"
Sempat ada keraguan dari dalam dirinya.
Neptune melihat
kearah wanita itu, dan melihat Lovy berhasil di sekap oleh Pappilon dari
belakang. Neptune kemudian melihat ke arah Jupiter yang terlihat bimbang,
" Haduuh..apa yang dia lakukan sih??" Neptune menebaskan Dolphine
Trident ke segala penjuru arah, sehingga Demon Army terpental kebelakang
beberapa senti, " Jupiter! Sadarlah! Cepat tolong diaaaa!!!", teriak
Neptune.
Black Jupiter
menengok ke arah Neptune, "Apa yang kau tunggu? Cepat tolong dia!"
Demon Army maju menyerang Neptune.
Black Jupiter
masih terlihat bimbang,
"Tolong
akuu.." Lovy masih berusaha melepaskan diri dari cengkraman Pappilon.
Black Jupiter melihat adegan itu dengan kaki yang gemetar dan seakan sulit
bergerak, "Ya, Tuhan! Apa yang terjadi pada diriku?", batin Jupiter.
Seperti mendapat
dorongan keyakinan dari dalam tubuh, Black Jupiter bergerak maju menolong Lovy,
"Baiklaaah!!! Aku bisa!! *heaaatt!!!*" Black Jupiter berlari
menghampiri Lovy dan Papilon.
"Mau apa
kau?!" Papilon menyerang kembali Jupiter dengan serbuk-serbuk emas
berbahayanya itu. Tetapi Jupiter maju tak gentar menghadapinya.
"Heeaaatt!!!"
Jupiter mengayunkan Galaxy Bladenya. Galaxy Blade berhasil mengenai tangan
Pappilon, dan Jupiter berhasil merebut Lovy kembali, "Kau tidak
apa-apa?", tanya Jupiter.
Terlihat Lovy
mengangguk dalam dekapan Jupiter, "Iya...aku tidak apa-apa, terima kasih
Protonger."
" Ya Tuhan!
Ada apa dengan diriku ini?", batin Jupiter dalam hati.
"Rasakan
ini!" Papilon mengayunkan tongkat saktinya, dan berhasil mengenai punggung
Jupiter. Hal itu membuat Lovy terkejut, " Oh tidak!"
"Tidak
apa-apa! Tidak terasa sakit.." Jupiter melepaskan Lovy dari dekapannya, membalikkan
badannya, dan Galaxy Blade ditebaskan ke arah Papilon, ditutup dengan tendangan
keras.
Papilon sempat
terpental kebelakang, mencoba berdiri walau jalannya terhuyung-huyung, "
Ini belum berakhir Protonger!" Papilon menghilang dari hadapan Jupiter.
"Tunggu!
Jangan lari!!" Jupiter berusaha mengejar Papilon, namun terlambat.
Lovy menatap
punggung Jupiter, dan memberanikan diri untuk menunjukkan rasa terima kasihnya,
"Terima kasih..sudah menolongku." Mendengar ucapan tersebut yang
keluar dari mulut Lovy, membuat darah Jupiter berdesir hebat. Sosok yang dulu
ingin dia lupakan, justru muncul kembali di hadapannya.
"Kau..sungguh
pemberani.", lanjut Lovy.
Tanpa diduga Lovy
menggenggam kedua tangan Jupiter, membuat Jupiter deg-degan hebat.
Jupiter membalikkan
badan, dan dia melepaskan genggaman Lovy, " Itu sudah menjadi tugasku,
menjaga perdamaian Bumi.", balas Jupiter kemudian.
Lovy terlihat
hanya tersenyum, darah Jupiter kembali berdesir, " Oh tidak! Kenapa aku
deg-degan hebat seperti ini? Aku sudah berusaha untuk melupakan dia!", ujar
Andri dalam hati.
" Kau memang
hebat. Aku salut kepadamu. Untuk membalas jasamu, aku ingin bertemu lagi dengan
dirimu di suatu tempat, bagaimana?"
Anggota Protonger
lain, yang sudah berubah menjadi manusia biasa, memperhatikan Jupiter bersama
Lovy dari kejauhan, "Hei, lihat itu Andri! Playboynya kumat lagi,
hihihi." Eka terkekeh sambil mengintip dari balik pohon.
"Dia itu kan
cinta pertamanya Andri.", jelas Vebby kemudian.
Protonger lain
langsung terkejut mendengar penjelasan Vebby, " Heee?? Apakah itu benar?!?"
"Psssssttt...kalian
jangan berisik" Mereka melanjutkan mengintip dari balik pohon. Ambar dan
Vebby saling memandang dan menganggukkan kepala bersama.
" Tapi aku
ingin kau melepaskan helm mu itu disaat kita bertemu lagi, dan beritahu siapa
dirimu sebenarnya. ", pinta Lovy kemudian.
Bagai terkena
petir di siang bolong, mendengar permintaan Lovy, membuat Andri gelagapan.
Black Jupiter agak
sedikit keberatan dengan permintaan Lovy, " Kenapa? Kau tidak mau
ya?" Lovy menangkap gelagat Jupiter.
" Oh..em..bagaimana
ya?" Jupiter bimbang untuk bisa memutuskannya, "Baiklah, aku mau!"
Lovy senang mendengar Jupiter mau memenuhi permintaannya.
" Baiklah
kalau begitu, aku pulang dulu. Besok siang di kafe sebelah toko My Cute Clay.
Aku tunggu kau ya." Lovy beranjak meninggalkan Jupiter yang berdiri
mematung.
Setelah Lovy sudah
agak jauh, teman-teman Protonger, keluar dari persembunyiannya. Victor langsung
berlari, melompat ke arah Jupiter dan merangkulnya, "Wahahahaayy...Kau
hebat, broo! Dia mengajakmu untuk ketemu. Ngedate nih!"
Bukannya senang,
malah membuat Jupiter lemas hingga dia terduduk di tanah, " Hei? Kenapa
kau?"
" Memangnya
kau pikir mudah untuk melaksanakannya. Bertemu dengan seseorang yang disukai
tapi sudah lama tidak bertemu.", jawab Jupiter lemah. Kemudian Andri
mematikan kekuatannya.
" Hei, cheer
up buddy!", ujar Dodo kemudian, sambil ikut merangkul Andri, " Kau
pasti bisa meluluhkan hatinya." Andri menoleh ke arah Dodo. Dilihatnya
Dodo tersenyum lebar, sambil mengacungkan jempol.
" Entahlah!
Aku pusing.", keluh Andri. Semua tertawa melihat tingkah laku Andri.
Di tempat lain,
Pappilon yang sedang terluka, tiba di Gua persembunyiannya. Di depannya sudah
ada kandang besi ukuran besar, " Hari ini, tangkapannya cukup
lumayan." Kandang kecil yang dia keluarkan, kemudian dia lepaskan kupu-kupu
tersebut ke dalam sebuah kandang besi raksasa.
" Kalian
memang koleksiku yang sangat luar biasa indah! Hahaha.."
Eris muncul dari
belakang, dan membuat Pappilon terkejut, " Bagaimana kerjamu hari ini, Pappilon?"
" Yang Mulia,
Eris." Pappilon menundukkan sedikit tubuhnya, " Tangkapan hari ini
lumayan! Sebenarnya hamba bisa dapat lebih dari ini, kalau saja proton.."
Kalimat Papilon terhenti, saat Eris mendengar kata Protonger akan keluar dari
mulut Pappilon, " Apa?? Protonger???" Eris berjalan menghampiri
Papilon sambil menatap tajam ke arahnya, " Protonger katamu? Mereka
menghadangmu?" Pappilon terlihat ketakutan saat Eris sudah berada dekat di
sampingnya.
" Benar, Yang
Mulia..mereka datang mengacaukan rencanaku.", jelas Pappilon dengan nada
sedikit ketakutan.
Mata Eris melotot
mendengar penjelasan Pappilon, dan dia mencabut pedangnya, "Dasar
bodoh!!" Eris memotong sebuah batu yang agak lumayan besar yang berada di
samping kirinya, hingga terbelah dua, " Curut-curut seperti mereka, kau
tidak mampu membereskan???" Eris menatap erat wajah Papilon.
" Maafkan
hamba, Yang Mulia, mereka itu terlalu kuat, tidak mudah dikalahkan." Eris
semakin marah mendengarnya, "Apa?? Terlalu kuat?? Mereka itu biasa saja!
Bagaimana kau bisa kalah dari mereka??", hardik Eris matanya melotot ke
arah Pappilon sehingga membuat Pappilon nyalinya menjadi semakin ciut.
" Hamba akan
segera bereskan mereka, Yang Mulia." Balas Pappilon hormat.
" Baiklah
kalau begitu." Saat ingin beranjak dari hadapan Papilon, Eris melihat luka
baret panjang di muka Pappilon, " Luka itu, apa itu juga ulah
Protonger?" Pappilon hanya mengangguk.
Eris kemudian
menggerakkan sebelah tangannya, dan sebuah energi keluar dari jemarinya. Sinar
itu menuju wajah Pappilon, dan seketika luka itu hilang.
Pappilon menyentuh
wajahnya. Dirasakannya luka itu hilang, " Terima kasih, Yang Mulia! Aku
akan bekerja lebih baik lagi!", tunduk Pappilon. Kemudian Eris berjalan
meninggalkan Papilon.
Andri duduk di
sofa panjang di ruang utama. Dihadapannya sudah ada Vebby, Ambar, dan Victor.
Andri serasa sedang disidang oleh mereka, Andri sedang diajarkan oleh mereka
cara untuk meluluhkan hati seorang wanita, "Serahkan semua pada
ahlinya!", seru Ambar sombong, sambil menepuk dadanya.
" Memangnya
banyak lelaki yang takluk padamu, Bar?", selidik Vebby tidak percaya.
" Ssssttt!!!!
Diem aja deh!", balas Ambar, " Ouw, oke baiklah!", timpal Vebby.
" Ayolah,
teman! Ini sia-sia saja! Apa yang ingin kalian ajarkan akan sia-sia! Mengingat
Lovy sudah terlanjur marah kepadaku.", jelas Andri kemudian.
" Yaa..itu'kan
dulu!", kata Ambar lagi, "Kalau sekarang kan siapa tahu? Mungkin saja
perasaan marahnya kepadamu sudah berubah, iya'kan?" Ambar berusaha meyakinkan
Andri.
Andri merebahkan
tubuhnya semakin ke belakang di sofa, dia tidak tau lagi apa yang harus
dilakukan terhadap teman-temannya yang sangat bersemangat mengembalikan
cintanya kepada Lovy.
Victor kemudian
buka suara, " Sudah..sudah! Biar sang ahli yang memberikan
solusinya.", cibir Victor jumawa.
Vebby langsung
menjewer telinga Victor, " Adadadaaawww...Hei?! Salah aku apa
memangnya?", tanya Victor heran sambil mengusap telinganya yang di jewer
oleh Vebby.
" Yang
terpenting sih.." Vebby ikut memberikan saran, " ...berikan dia
perhatian lebih, dan kasih sayang. Dan kamu juga harus serius dalam
komitmen!"
Andri
mengenyeritkan dahi, " Itu yang susah, Veb!"
"
Huuu..dasar!" Ambar melempar bantal kecil yang ada di samping sofa. Andri
gelagapan jadinya.
Keesokan harinya,
hari yang ditunggu tiba. Andri memberanikan diri untuk kembali menyatakan cinta
kepada Lovy. Semua ini berkat didorong oleh ke-3 temannya.
Mereka sudah
berdiri tidak jauh dari cafe yang ditentukan, " Duuuhh...kalian
yakin?", tanya Andri malas.
" Harus donk!
Kapan lagi kamu bisa gaet dia?", dorong Ambar. Andri menghela napas
panjang.
Dari jauh tampak
Lovy muncul dengan baju dress bermotif bunga, dengan mengenakan topi rajut
bundar. Victor yang pertama kali melihat kedatangan Lovy, "Naah! Itu
dia!", teriak Victor semangat sampai tidak sadar, dia menepuk pundak Andri
begitu keras, " Duh! Pelan-pelan kenapa? Kok jadi kau yang semangat
sih?", sungut Andri kesal.
" Hehehehe, Sorry!"
Victor menyeringai lebar.
Lovy mengambil
tempat duduk di luar cafe, dan tak lama pelayan cafe datang melayani pesanan
Lovy.
" Ayo, Ndri!
Tunggu apalagi?", ujar Ambar.
" Iya-iya!
Baiklah!"
" Cepat
berubah! Kau kan sudah janji untuk bertemu dalam keadaan berubah.", desak
Vebby agak tidak sabar.
" Kalian ini
kenapa sih?" Andri melihat wajah teman nya satu persatu. Kemudian dia
memencet tombol Galaxy Bracenya, " Galaxy change..." Andri sekejap
langsung berubah menjadi Black Jupiter.
" Selamat
berjuang teman!", bisik Ambar memberi semangat. Black Jupiter berjalan
gontai menghampiri Lovy.
Tetapi baru
beberapa langkah, Planet Brace milik Victor berbunyi. Ada komunikasi masuk.
Ternyata dari Hermes, " Ada bahaya! Demon mengacau kota kembali!
Protonger, segera bergerak!", titah Hermes.
" He?? Kau
pasti bercanda!", kata Jupiter lemas.
"
Haduuhh..timingnya tidak tepat nih!" Vebby menyampaikan kekecewaannya.
" Harus
bagaimana ini?", tanya Victor kemudian.
" Ya, mau
tidak mau, tugas lebih diutamakann.", jawab Vebby singkat.
Jupiter yang dari
kejauhan tampak kebingungan, sambil berusaha memanggil teman-temannya yang
masih bersembunyi di balik pohon besar, " Bagaimana ini?", tanya
Jupiter dari kejauhan.
" Tugas
diutamakan! Cepat kita pergi, nanti kita kembali lagi kesini!", kata
Victor memberitahu sambil menempelkan tangan di samping bibir. Vebby, Ambar,
dan Victor segera berlari meninggalkan tempat mereka berdiri, "Hei
tunggu!" Jupiter mengejar mereka dibelakang. Sesaat Jupiter menoleh ke
belakang ke arah Lovy yang masih setia duduk menunggu, " Maafkan aku ya!
Aku pasti akan segera kembali." Jupiter menempelkan kedua tangan, dan kemudian dia kembali
berlari menyusul teman-temannya yang sudah jauh menghilang.
Di pusat kota, Pappilon
berdiri sambil mengacungkan tongkatnya keatas, "Para wanita, jadilah
koleksiku yang paling indah!" Tongkat yang diangkatnya tinggi,
mengeluarkan sinar dan kemudian menyerbu ke arah kerumunan para wanita-wanita
yang sedang berlari menyelamatkan diri. Sekejap setelah sinar itu mengenai
tubuh, mereka langsung berubah menjadi kupu-kupu, "Hahaha! Kalian makhluk
yang sungguh lemah!" Kupu-kupu itu langsung masuk ke dalam kotak yang
biasa Pappilon gunakan untuk menjaring mangsanya.
" Hentikan
Demon!!" Terdengar suara teriakan dari arah depan Pappilon. Seketika dia
mendapat serangan tembakan bertubi-tubi, "Kurang ajar! Siapa itu???",
teriak Pappilon penuh kemarahan. Dilihatnya dari arah depan 6 orang sudah
berdiri di hadapannya, "Protonger! Kalian lagi! Kali ini aku tidak akan
kalah!" Pappilon mengambil ancang-ancang akan menyerang Protonger dengan
tongkat saktinya.
Tapi tiba-tiba
saja, dari arah depannya ada sesuatu yang menyerangnya, " Apa?
Tidaaak!!" Papilon mengerang sambil terjungkal kebelakang. Ternyata Beast
Dragon menyerang dari arah depan.
Protonger terkejut
melihatnya. Bersamaan dengan itu, muncul Vebby, Ambar, Victor, dan Black
Jupiter, "Maaf kami terlambat!", kata Vebby minta maaf.
" Lho? Kau
sudah berubah, ndri?" Tanya TJ heran melihat Andri sudah dalam keadaan
wujud Black Jupiter.
" Aduh itu
ceritanya panjang. Yang penting, kita selesaikan makhluk busuk ini!" Black
Jupiter menatap tajam ke arah Papilon sambil menunjuk ke arahnya.
" Apa? Busuk?
Kurang ajar!", teriak Pappilon kesal.
" Baiklah
semuanya! Saatnya berubah!" Perintah Eddy sambil mengambil posisi.
" Siap!"
Balas para Protonger kompak. Kemudian mereka pun siap untuk berubah,
" Galaxy!"
"
Planet!"
"
Change!!" Soul dari Beast keluar dari Brace mereka masing-masing, dan
langsung terbang menyelimuti ke-10 tubuh Protonger. Perubahan ditutup dengan
menyepurnakan wujud helm.
"Kami adalah
ksatria Planet Eris yang diutus untuk menjaga kedamaian Bumi! The Bravest
Planet! Red Mars!"
"The Amaze
Planet! Black Jupiter!"
"The
Strongest Moon! Yellon Moon!"
"The Lovely
planet! Pink Venus!"
"The Living
World! Silver Earth!"
Kemudian
dilanjutkan oleh tim Outsider,
"The Holy
Judgement! Gold Sun!"
"The Planet
of Skies! Orange Uranus!"
"The Planet
of Deep! Navy Neptune!"
"The Planet
of Silence! White Saturn"
"The Planet
of Steel! Violet Pluto!"
"Menjaga
kedamaian Galaxy adalah tugas kami.", seru Gold Sun.
"Galaxy
Forces..." Red Mars menimpali.
"Protonger!!",
teriak kompak serempak.
"Menyerah
bukanlah pilihan!" Kemudian Protonger maju menyerang.
Pappilon tidak
tinggal diam. Dia kemudian memanggil pasukan Demon Army, "Demon Army,
serang!" Sekelompok Demon Army serempak maju menyerang Protonger. Pertarungan
pun terjadi.
Setelah Demon Army
yang memang bukan tandingan Protonger dikalahkan, kini Protonger berhadapan
dengan Pappilon, " Kalian jangan sombong dulu, Protonger! Aku belum
kalah!" Kemudian Papilon terlihat melayang dan dia melebarkan sayap kupu-kupu
nya lebar-lebar. Hal itu membuat Pluto terkejut, "Hati-hati, semua!
Sepertinya ini buruk.", seru Pluto dengan nada khawatir.
Setelah sayap itu
mengembang, ribuan bahkan jutaan kupu-kupu berwarna paduan hitam merah keluar
dari bentangan sayap Papilon, " Rasakan ini, Protonger!" Kupu-kupu
kecil itu terbang melesat cepat ke arah Protonger.
Kupu-kupu kecil
itu meledak-ledak setelah mengenai tubuh Protonger. Mereka mati-matian menahan
serangan tersebut. " Ini..*akkkh* tidak bisa...dibiarkan!!
*aaaarrrghh!!" Neptune terpental sedikit ke belakang
" Kita harus
lakukan sesuatu!". Pluto maju ke depan barisan dengan Scylla Spear di
tangan. Dengan berusaha menahan serangan kupu-kupu kecil yang tidak ada
habisnya itu, dia memulai memutar-mutarkan Scylla Spear.
Usahanya cukup
berhasil, Kupu-kupu kecil yang terbang ke arahnya, tumbang, "Jupiter!! Aku
butuh bantuanmu!", teriak Pluto sambil terus menghalau kupu-kupu itu.
" Baiklah!
Sepertinya kau punya rencana.", balas Jupiter sambil berusaha berdiri.
"Kau serang
dia menggunakan Lightning Bolt untuk mehancurkan kupu-kupu ini, lalu kau
hancurkan kedua sayapnya.", jelas Pluto kemudian. Jupiter terlihat
berpikir, " Ide bagus! Kita coba!"
" Bagus! Ini
gunakanlah!" Pluto memberikan Galaxy Bladenya.
" Baiklah!
Ayo!", seru Jupiter, " Tunggu aba-aba dariku, lalu kau serang
dia!" Perintah Pluto kemudian. Jupiter mengacungkan jempol tanda mengerti,
" Silver! Aku butuh bantuanmu! Dorong aku ke depan!", pinta Jupiter
kepada Earth.
" Baik!",
palas Silver mantap. Silver pun bersiap menyilangkan kedua tangannya.
Pluto masih
terlihat sibuk menghalau kupu-kupu kecil tersebut dengan Scylla Spear nya.
Jupiter juga terlihat tengah bersiap dengan 2 Galaxy Blade di kedua
ditangannya. Aliran elemen juga terlihat mengalir ke kedua Galaxy Bladenya.
"Sekarang,
Jupiter!!!", teriak Pluto. Jupiter dengan sigap segera melempar satu Galaxy
Blade ke arah Papilon. Galaxy Blade pun
menancap di dada kiri Papilon, dan serangan tersebut cukup efektif, membuat
Papilon menghentikan serangan kupu-kupu nya, " Arrrghh!! Kurang ajar! Apa
yang kalian lakukan!" Papilon berusaha mencabut Galaxy Blade..
" Ayo
Jupiter!", seru Silver Earth yang sedari tadi sudah bersiap.
" Baik!
Bersiaplah! *heaat!!" Black Jupiter segera melompat ke arah Silver Earth,
dan sekuat tenaga Silver Earth mendorong Black Jupiter.
Jupiter terbang
melesat ke arah Papilon, sambil menebaskan Galaxy Bladenya, "Lighting
Bolt!" Papilon terhuyung mendapat serangan itu.
" Tidak! Ini
belum berakhir Demon!" Jupiter mencabut Galaxy Bladenya, dan dengan
langsung melancarkan serangan terakhir menggunakan 2 Galaxy Blade, "Rasakan
ini!! Thunder Storm!!!!" Tebasan ke kiri lalu kekanan dan ditutup
menyilang yang diikuti dengan aliran petir ke arah Papilon.
" Apa?
Tidaaakk!!!" Papilon tumbang ke belakang dan langsung meledak.
Dari kejauhan,
muncul sosok dari balik kepulan asap, "Dia datang! Ukobach!", ujar
Red Mars.
Ukobach berjalan
beriringan dengan Eris disamping, "Dasar sialan kalian, Protonger!
Ukobach!" Ukobach mengangkat tinggi tongkat saktinya.
Dari tongkat
tersebut keluarlah sinar berwarna putih kehijauan, yang langsung terbang
menyelimuti tubuh Papilon. Sekejap Papilon berubah menjadi raksasa, "
Tamat riwayat kalian, Protonger!"
"Mulai
lagi!", ujar Red Mars. Red Mars lalu memanggil para Beast, "Summon
Guardian Beast!" Dari kejauhan terdengar raungan para Beast, tak lama muncullah
Beast Insider.
"Kita panggil
Beast kita, Sun!", usul Saturn.
" Hoo tentu
saja! Serahkan kepadaku! Beast Guardian!!!" Beast Outsider pun muncul, dan
para Outsider lompat masuk ke dalamnya, " Baiklah kalau begitu, Planet
Combine!" Perintah Gold Sun. Lalu kelima Beast itu melakukan penggabungan
menjadi Space Commander.
Melihat Outsider
mempunyai Space Commander, membuat Yellow Moon takjub, " Wowwww!!! Liat
itu, mereka juga punya penggabungan!" Seru Moon takjub sambil menunjuk ke
arah Space Commander.
" Seandainya
ada Phiand disini.", ujar Silver kemudian.
" Setidaknya,
kita masih bisa menolong mereka, ayo semua!"
Tiba-tiba terdengar
ringkikan Pegasus...Pegasus terlihat terbang dari kejauhan, "Hei, itu
Pegasus!" Venus menunjuk Pegasus yang datang.
"Mercury,
kenapa kau keluar kamar? Kau tahu kau belum sembuh benar!", selidik Red
Mars.
"Mercury
memang masih di kamarnya, ini aku yang mengendalikannya." Terdengar suara
yang bukan suara dari Mercury, tetapi mereka sudah akrab dengan suara itu.
"Hermes?"
Jupiter terkejut.
"Ya! Ini aku,
para korban Pappilon sudah aku bebaskan. Aku menemukan Gua tempat Pappilon
menahan mereka. Nah, sekarang cepat masuk dan lakukan Galaxy Combine!", perintah
Hermes kemudian.
" Siap bos!
Semuanya segera bergerak!", perintah Jupiter. Lalu Para Insider pun
melompat kedalam Beast mereka masing-masing, " Semuanya, sudah lama kita
tidak melakukan ini, Galaxy Combine!", perintah Red Mars.
" Siap!"
Balas yang lain kompak. Beast Insider berjejer dan bersiap melakukan
penggabungan.
" Kami siap!
ProtonKing!"
ProtonKing dan
Space Commander pun berdiri gagah di depan Pappilon, " Hah! Apapun yang
kalian miliki, tidak akan mampu melawanku! Rasakan ini!" Papilon maju
sambil mengayunkan tongkat saktinya. Space Commander dengan sigap maju menahan
ayunan tongkat itu menggunakan Peacock fanblade, dan segera dibalas dengan
tebasan Cygnus Claw. Pappilon terjungkal beberapa senti ke belakang setelah
mendapat tebasan Cygnus Claw.
" Dasar
sial!" Pappilon berdiri dan mengambil ancang-ancang untuk serangan
kupu-kupu kecil itu.
" Oh tidak! Jurus
itu lagi!", pekik Venus.
" Pluto! Kau
ingat kombinasi tadi?", seru Jupiter ke arah Space Commander.
" Hehe, tentu
saja! Kalian siap ProtonKing?" ProtonKing terlihat seperti mengangguk.
" Kau yakin
Jupiter?", tanya Earth kemudian, " Tentu saja! Kalau kita yakin, kita
pasti berhasil! Space Commander bersiaplah!" Space Commander pun maju dan
ProtonKing mengambil posisi dibelakangnya.
Kupu-kupu itu
mulai keluar dari bentangan sayap Papilon. Space Commander bersiap menghalaunya
menggunakan Peacock fanblade.
" Semuanya,
bersiap menggunakan Victory Arrow!", seru Jupiter kepada Protonger yang
lain dan Hermes.
"
Baiklah!" Sayap Pegasus mulai dibentangkan membentuk busur panah, dan
tangan Unicorn membentuk pose orang memanah. Tanduk Unicorn mulai dialiri
energi dari arah dada ProtonKing.
" Space
Commander, bersiaplah! Demon, rasakan ini! Victory Arrow...!!" Panah
energi melesat maju ke depan ke arah Papilon, Outsider tak mau kalah, Space
Commander terlihat Peacock dan Cygnus bersinar. Mereka melengkapi serangan
kombinasi dari ProtonKing, "Judgement Slash!!" Panah dari ProtonKing,
ditambahkan tebasan dari Claw Space Commander menambah kekuatan untuk menghancurkan
Papilon.
Papilon terlambat
untuk menghindari Victory Arrow dan Judgement Slash yang melesat ke arahnya,
" Tidaaakk!!!" Panahpun menancap dirinya, dan seketika itu juga itu
dia meledak.
"
Berhasil!!!", teriak Protonger gembira. ProtonKing and Space Commander
terlihat seperti melakukan tos.
" Oh
tidak!!!!" Jupiter tiba-tiba berteriak.
" Kenapa
Jupiter?", Mars menoleh ke arah Jupiter dengan heran.
"
Lovy!!!" Jupiter melesat keluar dari kokpit ProtonKing, "Lovy?"
Protonger yang lain bingung dibuatnya.
Venus pun kemudian
juga menyadari hal tersebut, " Oh iya Lovy!!" Venus pun ikut keluar
kokpit menyusul Jupiter.
" Hei, Venus!
Ada apa ini sebenarnya?" Earth bertanya tetapi Venus keburu hilang keluar
dari ProtonKing.
Jupiter, Venus,
Saturn, dan Neptune pun tiba di cafe tempat mereka janji bertemu.
" Dia sudah
pulang." Kata Jupiter pelan. Dia menarik napas panjang, " Aku sudah
merusak semua." Jupiter tertunduk lesu.
Venus menghampiri
Jupiter, " Sudahlah, jangan sedih! Ini kan bukan salahmu."
" Iya, bro,
kalau Demon tidak mengacau, mungkin kita sudah bisa bertemu dengannya. Sudahlah
ayo kita pulang saja.", ajak Neptune
Tiba-tiba ada
seorang anak kecil yang memergoki mereka, dia gembira melihat ada Protonger di
hadapannya, " Wah! Protonger!" Anak kecil itu mendekati Jupiter.
" Terima
kasih ya Protonger, kalian sudah menyelamatkan Bumi." Ada suara wanita
yang tiba-tiba dari belakang.
Protonger menoleh
ke arah suara itu.
" Lovy?"
Jupiter terpana melihat Lovy ada di depannya.
Melihat gelagat
Jupiter, Neptune langsung menyikut Jupiter.
Andri mematikan
kekuatannya, " Aku datang memenuhi janjiku, maaf aku terlambat, Demon
mengacau ditengah kota."
Lovy terkejut saat
mendapati kalau Jupiter tenyata adalah Andri, "Andri? Kamu? Jadi kamu
adalah Protonger?" Andri tersenyum dan mengangguk, " Iya, selama ini
aku adalah Protonger."
Lovy berjalan
mendekati Andri, " Tapi aku berterima kasih kepadamu, dan kalian
Protonger.." Lovy menoleh ke arah Venus, Saturn, dan Neptune, "
...kalian sudah menjaga kedamaian bumi tercinta ini." Lovy tersenyum
manis. Andri melihat itu langsung kumat kikuk nya, " Ya Tuhan!",
batin Andri dalam hati. Dari kejauhan Protonger yang lain muncul. Mereka
memperhatikan dari jauh.
"
Lovy..maafkan aku, untuk kejadian tempo hari. Aku sungguh menyesal dengan
tindakanku waktu itu." Andri tertunduk lesu.
Lovy mengusap
lengan Andri, " Tidak apa-apa, aku sudah melupakan kejadian itu."
Mendengar hal itu, Andri bersemangat, " Benar kah?" Mukanya berubah
sumringah.
" Kalau
begitu maukah kau..." Ucapannya terhenti ketika ada ucapan terdengar di
telinganya, " Mama....aku mau foto bersama mereka."
"Apa???
Mama???", teriak Venus, Saturn, dan Neptune serempak.
" Ha???
Mama???" Protonger yang mengintip dari kejauhan juga tidak kalah terkejut
mendengarnya.
" Mama?? Apa
maksudnya?? Jadi ini?" Andri kelimpungan sambil melihat ke arah anak kecil
yang masih terpana melihat Protonger.
" Iya, ini
anakku. Semenjak aku lulus, aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku. Sebenarnya
aku ingin mengundangmu, namun tidak ada yang mengetahui keberadaanmu.", jelas
Lovy kemudian sambil mendekap anaknya.
Andri seperti
disambar petir di siang bolong, " Kau...sudah...menikah.." Andri
mulai terhuyung-huyung.
" Iya..kau
kenapa, ndri?"
"
Tidak..aku...baik-baik saja..", dan Andri pun pingsan dengan sukses dan
jatuh belakang. Neptune dengan sigap menahannya, " Lho? Lho? Hei!? Kenapa
kau? Sadarlah!" Protonger lain pun yang sedari tadi mengintip dari jauh
langsung berlari menghampiri.
" Bangun, Ndri!
Kau tidak apa-apa?" Eddy berusaha menyadarkan Andri.
Tak lama Andri pun
membuka mata perlahan, " Syukurlah, kau sudah siuman.", ucap Ambar
bersyukur.
Andri melihat Lovy
yang masih mendekap anaknya. Lovy tersenyum ke arah Andri, "Ini bohong
kan? Tidaaakk!!! Huhuhu." Andri pun pingsan kembali.
" Lho?
Pingsan lagi? Haduuhhh kamu ini payah ah!". Lalu tawa pun pecah dibuatnya.
Lovy juga tertawa dibuatnya.
Lovy lalu duduk
berjongkok disamping Andri dan mengenggam tangan Andri. "Aku tidak akan
pernah melupakanmu, Bee.."
- bersambung -
Story by Krishna Indraprasta
Story by Krishna Indraprasta
No comments:
Post a Comment